FOR FPUers : JANGAN KALAH SAMA FPU BANGLADESH …!

* Bahan dari UNAMID BULLETIN judul asli : “Bangladeshi FPU in Action” , artikan sendiri yaaa… biar pinter bahasa inggrisnya… 🙂

The Bangladesh Formed Police Unit [FPU] is one out of the expected 19 FPUs to be deployed in Darfur as part of the slated 6432 man strong UNAMID Police component.

Deployed at Nyala in Sector South since November 25, 2007, it is so far the lone FPU in the mission with strength of 140, Despite initial logistical handicaps due to shipment delays, this pioneer FPU is slowly but steadily making its marks in the mission. Its self sustaining character necessitated that accommodation be addressed urgently. For four weeks they toiled relentlessly, erecting tents for offices, accommodation, and ablution at their super camp base. Courageously they braved the scorpions, snakes and dust and moved from their temporary Forward Operational Base, FOB, to the Super camp on January 21, 2008.

Once the accommodation issue was resolved, effective operational deployment began with the Sector South Police Commander introducing the FPU to firewood escort and confidence building patrols in Kalma, Otash, and El Salaam and El Sherif IDP camps.

The long range patrol from their base in Nyala to El Fasher in late February this year also provided an opportunity to evaluate their operational capabilities and acceptance by the host community. Feedback from the IDP camps and vulnerable villagers has been positive. “We feel more protected with the arrival of the FPU. We hope they will stay longer with us” Fatima Abdullah a female IDP at El Salaam said.

The FPU’s involvement in firewood escort has been of tremendous help to the IDPs. They can fetch firewood many more times during the week under the protection of the military and the FPU. The Bangladesh FPUssay they take particular pleasure in carrying out this exercise. “It is not just a duty for me. I feel morally satisfied rendering a service to humanity because humanity is one.” Enamuld Kabir FPU Platoon Commander and Liaison Officer said.

The Formed Police Units has as their primary focus to support individual Police officers in the effective execution of mandated tasks. They assist in the protection of vulnerable communities under threat of violence, conduct confidence building patrols and escort duties for IDPs as well as maintaining a presence in IDP camps.

TUK – TUK YANG SETIA MENGANTARKU

Berhubung kediaman sementara kami (Saya, Tuhana dan Achmad) di Khartoum dibilang jauh tidak, dibilang deketpun tidak, kami memilih menggunakan kendaraan umum yang murah meriah, mudah dicari, dan bermobilitas tinggi…… nah ini dia…. kendaraan yang selau setia mengantar kami kemana saja… ke pasar, jalan – jalan dan ke kantor….

Namanya Tuk- Tuk, bentuknya sama persis dengan Bajaj yang kita lihat di jalan – jalan kota Jakarta, dan mereknya pun Bajaj, kenapa namanya Tuk – tuk yaa ? perkiraan saya karena bunyinya tuk – tuk – tuk…

Tarif ? cukup terjangkau lah… berkisar antara 2 Sudanese pound untuk jarak sekat dan 6 pound untuk jarak menengah….. Dan kebetulan karena penumpangnya memang maximal 3 orang, jadi memang sesuai dengan kami….

Demikian sekilas pandangan mata dari Khartoum, Sudan….

100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL DI KHARTOUM

Sore tangal 21 Mei 2008 kami di undang ke kantor Kedutaan Besar Indonesia di Khartoum Sudan, untuk memperingati hari kebangkitan nasional… walaupun terlambat 1 hari …..

Upacara berlangsung di dalam gedung Kedutaan, kenapa tidak diluar ya ??? Pasti tau jawabannya… mana ada sih kita yang kuat upacara dengan panas udara 48 derajat Celcius ??? bisa – bisa ngga jadi upacara malah ngurusin orang pingsan kena “heat stroke”….. ha ha….

Sederhana dan penuh khidmat, tidak seperti peringatan di Indonesia yang dipusatkan di Gelora Bung Karno Senayan…… Upacara ini dipimpin oleh Duta Besar Indonesia untuk Sudan bapak Boli, dan sebagai komandan upacara adalah komandan kontingen Garuda Polri/UNMIS Akbp Ary Laksmana Widjaya, dan diikuti oleh seluruh Staf kedutaan, dan dihadiri juga oleh mahasiswa Indonesia yang belajar di Sudan, pada upacara itu mereka berpakaian adat Indonesia, menurut salah seorang staff kedutaan Mahasiswa Indonesia yang berada di Sudan ada sekitar 200 orang…

Ini dia liputannya….. sekalian numpang narsis dikit….ha ha ha….

Komandan Upacara, Pak Ary….

Hormat graaaak…..

Foto bersama setelah Upacara dengan Pak Dubes..

Foto bersama dengan mahasiswa Indonesia di Sudan

Kita – kita beserta pak Iman, Kosulat di KBRI Sudan.

Full formation seluruh peserta upacara

SELAMAT ULANG TAHUN SAYANG…..

Tepat hari ini (20 Mei) adalah hari ulang tahun sayangku istriku tercinta Amy, karena keterbatasan komunikasi saya hanya mengucapkan selamat ulang tahun melalui SMS dan lalu dibalasnya :

Terimakasih ya sayang, sudah 2 tahun kita tidak merayakan ultahku, GBU

Waduh ! tersentak saya membacanya….. benar, saya sudah 2 tahun alias 2 kali tidak merayakan ulang tahunnya, karena pada saat hari ulang tahunya, selalu ada tugas yang tidak mungkin ditinggalkan…… hmmmmmmmmh dan akan terjadi yang ketiga kali tahun depan…. karena missi di Sudan belum berakhir…..

Saya mencoba untuk tidak sedih, walaupun pedih rasanya…

Yah… inilah yang mesti kita hadapi sayangku, dikala panggilan tugas harus tetap dilaksanakan…. TERNYATA kepentingan orang – orang terdekat dan kita cintai harus dikorbankan……

Kepada Amy istriku selamat ulang tahun, terimakasih telah menemaniku selama 10 tahun, dan menjadi ibu yang baik buat anak – anakku : Alessandro, Carlo, dan Matteo… Tuhan menyertai kita selalu walaupun kita sering terpisah….

Salam sayang dan kangen dari Africa…. Aku mencintai kalian semua……

HARI – HARI PERTAMA DI SUDAN

Thanks God ! bisa selamat tiba di Sudan, setelah 2 hari tertunda karena airport di Khortum di tutup sementara… karena ada “penyerangan” dari faksi JEM (Justice Equal Movement) kelompok milisi anti pemerintah dari Darfur, yang datang tiba – tiba ke ibukota (walau berjarak 2000 km ?????)

sudahlah…. daripada stress….. mendingan liat aja foto – foto hari – hari pertama kami…. lebih baik memakai istilah “A PICTURE MORE THAN A THOUSAND WORDS”
artinya lagi : “sedikit bicara banyak poto … ” 🙂

test untuk dapet Id

Lagi security test untuk dapet ID Card, testnya dari komputer aja kok…

di depan kantor Unmis

Di depan Kantor UNMIS Khaortum

makan siang di kantor UN

Makan Siang di Kantor… 1 porsi = 15 pound Sudan = 7,5 usd = 70 ribu sekali makan… mahal kan ?

kantor UNMIS

Kantor UNMIS… yang gersang… kering kerontang itu…..

orang indo ???

Ini yang paling penting…. ternyata ada juga lhoo anak bangsa yang kerja di UN, membanggakan ! …. dari kiri ke kanan : AKP Tuhana, Saya, Wijaya (logistic), Yuanita (admin SRSG)…..

Tambahan…. kami di Khaortum tidak lama.. setelah dapat ID card kami langsung ke pelabuhan “Port Of Sudan” untuk mengurus barang – barang FPU agar bisa dipercepat sampai Darfur….. ok ceritanya bersambung yaa….. see u soon…

MOHON PAMIT

Kepada semua pembaca blog saya, dalam kesempatan yang singkat ini saya minta ijin dan mohon pamit serta mohon doanya, karena pada hari ini tgl 15 Mei akan berangkat penugasan ke Darfur, Sudan dengan lama penugasan 1 tahun.

Sebenarnya saya harus sudah berangkat pada tanggal 13 yang lalu, tapi karena masih ada kontak senjata di Khartum Ibukota Sudan, maka semua commercial flight di tunda keberangkatannya (saya naik emirates)…

…dan tadi pagi saya dapat telp dari perwakilan emirates Jakarta bahwa bandara Khaortum dibuka kembali…

Keberangkatan saya ini (advance team, cuma 3 orang beserta AKP Tuhana dan AKP Acmad) adalah suatu rangkaian dari keseluruhan pemberangkatan Formed Police Unit (FPU) sejumlah 140 orang yang akan bertugas dalam misi UNAMID di Darfur, Sudan.

Dan jangan kuatir, saya akan berusaha sekeras mungkin untuk terus meng update blog saya dari Sudan…

Sekali lagi Mohon Pamit, dan mohon doanya….

rere

TULISAN SAYA DI COPY PASTE MAJALAH LIBERTY

Kalau saja saya tidak sedang main ke rumah teman, saya tidak tahu hal ini….. pada saat itu di ruang tamunya ada sebuah majalah yang baru dibelinya… hmmmmmmh majalah Liberty…. ini majalah yang kebanyakan bercerita tentang hal – hal mistis dan supranatural….. sambil iseng iseng saya baca, temanya tetang orang “kesurupan”, mereka membahas dari berbagai aspek, dari pakar psikologi hingga pakar supranatural… tapi saya kaget begitu membaca halaman berikutnya…. mereka membicarakan tentang pengungkapan kejahatan dengan menggunakan cara – cara supranatural …. kok sama persis dengan tulisan saya beberapa waktu yang lalu : Pengungkapan Kejahatan Menggunakan DUKUN (Metafisik) Mungkinkah ? , tulisan itu tanpa ada yang dikurangi dan ditambahkan … hanya judulnya saja yang diganti, dan seolah olah mereka melakukan wawancara dengan saya, dengan judul : “Pengakuan seorang reserse” ….

Saya pribadi menyesalkan kejadian tersebut, memang tulisan di blog adalah tulisan yang bersifat umum, bisa di baca setiap orang, namun setidaknya etika dalam menyadur tulisan dilakukan terlebih dahulu… minimal memberi tahu saya terlebih dahulu dan meminta izin….. saya pribadi pasti tidak akan keberatan kok tulisan saya digunakan, dan tidak pernah berniat mencari keuntungan dengan dimuatnya tulisan saya…. Apalagi sekelas “majalah” yang setahu saya cukup diminati dan beroplah lumayan besar…

Yah sudahlah…. yang penting saya sudah memuat hal ini…. saya hanya ingin “mengetuk” hati redakturnya, tolong perhatikan etika dalam “penulisan” , jangan asal Copy Paste tulisan orang…..

ini adalah cover majalah tersebut, majalah Liberty terbaru edisi bulan Mei :

ini adalah tulisan tersebut :

tulisan saya yang di Copas

tambahan :

majalah liberty mendapat rekor muri karena menjadi majalah “terlama” yang pernah terbit di Indonesia

MAJALAH TERTUA YANG TERBIT HINGGA USIA 50 TAHUN MASIH TETAP EKSIS HINGGA SEKARANG

Pemegang rekor : Majalah Liberty

Majalah Liberty berdiri atau lahir pada tanggal 12 September 1953. saat ini oplah majalah Liberty mencapai 85.000 eksemplar, majalah liberty telah beredar di seluruh pelosok Indonesia serta diluar negeri seperti di Hongkong, Tiwan, Malaysia, dan Singapura. Tahun 2003 merupakan tahun emas karena genap berumur 50 tahun majalah Liberty dari pertama hingga sekarang selalu mengulas tentang masalah – masalah supranatural dan mistik karena karakteristiknya tak pernah beranjak dari dunia supranatural dan mistik disamping kehidupan realitas lainnya seperti kriminal, kesehatan, jagad aneh, tragedy dll.
Penghargaan ini diserahkan pada tanggal 1 Juni 2003 di Surabaya oleh Bp. Jaya Suprana.

masa bisanya cuma copy paste ? tanpa menyebutkan sumber tulisan pula ????? 🙂

CERITA PERAMPOK SUMATRA (SERI I)

Ketika saya pindah ke Jambi dari Jakarta pada tahun 2004, saya pikir kejahatan yang ada di sini akan lebih konvensional lah daripada di jakarta, paling – paling maling ternak dan mencuri hasil kebon…. Ternyata pendapat saya salah…..di Sumatra (termasuk Jambi) ternyata banyak perampokan bersenjata, memang konvensional… tapi modus mereka jauh lebih jahat, lebih sadis dan lebih berani dari model – model perampok di tanah Jawa….

Yang saya kaget mereka semua menggunakan senjata api, mereka sangat terorganisir, mereka berdarah dingin dan tidak segan segan membunuh korban…. Bahkan Polisi ada beberapa orang yang menjadi korban mereka….

Hasil rampokan mereka pun tidak tanggung – tanggung, contohnya perampokan bank Mandiri di Kabupaten Sarolangun pada tahun 2007 yang menghasilkan Rp 1,2 M, perampokan uang Koperasi di daerah Sungai Bahar yang membawa uang Rp 1,8 M, perampokan toke (juragan) karet di Bangko yang memgakibatkan 800 juta dan korban tertembak mati, Penembakan juragan Ayam di Telanai Jambi dan mengakibatkan korban mati dan membawa uang puluhan juta, perampokan bersenjata rumah seorang pengusaha SPBU di jambi dan membawa uang 200 juta, perampokan bersenjata terhadap toke sawit di daerah tebo dengan kerugian 1,1 M, perampokan terhadap sejumlah besar alat berat di Sumatra dengan mengambil mikrochips komputer penggerak Alat Berat (komponen ini mahal harganya)…. dan masih sangat banyak lagi…. Otak saya sendiri sampai tidak mengingat karena saking banyaknya….

Yang jelas…. Setelah saya amati, sekali melakukan aksinya paling tidak mereka membawa hasil uang dalam jumlah yang sangat besar, mereka selalu bersenjata api baik yang asli atau senjata rakitan (dalam bahasa sumatra disebut “kecepek”)…. Kalau mereka dalam aksinya mendapat perlawanan mereka tidak segan – segan mencederai korbannya bahkan membunuhnya, mereka selalu bekerja dalam suatu kelompok dengan peserta paling sedikit 5 orang, dan YANG UNIK…mereka dalam melakukan aksinya seolah – olah selalu tahu bahwa target memang sedang menyimpan uang dalam jumlah yang besar…. Berarti selalu mereka mendapat informasi dari “orang dalam”…

Saya tahu banyak tentang kelompok itu ketika dipercaya pimpinan menjadi kepala unit Reserse Operasional lapangan di Polda Jambi…. Saya melakukan inventarisir segala yang berkaitan dengan kelompok – kelompok itu… ternyata yang saya temukan adalah sebagai berikut :

Kelompok ini selalu menggunakan senjata api, senjata tersebut didapat dari selundupan luar negeri, atau dari Aceh eks konflik bersenjata, kalau senjata rakitan didapat dari para pengerajin besi yang biasa membuat senjata rakitan untuk berburu Babi, tersebar di seluruh Sumatra.

Kelompok – kelompok perampok itu selalu menggunakan mobil rental dalam melakukan aksinya.

Mereka selalu mempunyai informasi yang akurat tentang korban, tentang kondisi keuangannya karena mereka mempunyai “informan” yang biasanya adalah “orang dalam” dan ia mendapat “jatah” hasil rampokannya.

Kelompok ini beroperasi dalam wilayah jelajah yang luas, seluruh Sumatra, kecuali Aceh.

Mereka rata – rata saling mengenal sesama kelompok perampok, dan sering berobah formasi, bertukar anggota…. Tergantung keaadaan.

Daerah – daerah yang teridentifikasi sebagai sumber perekrutan kelompok kelompok ini (mohon maaf bukan sara): Lubuk Linggau daerah perbatasan dengan Jambi, Musi Banyuasin daerah epil, Kayu agung, Srensen perbatasan Riau dan Jambi, Lampung daerah utara, Jambi daerah Pulau Pandan, Medan Kota dan Lubuk Pakam.

Di setiap kota yang akan dirampok pasti ada “penguasa” yang biasanya mantan – mantan rampok juga… mereka selalu sebelum merampok “meminta ijin” terlebih dahulu dengan “penguasa” dan memberikan fee hasil rampokan.

Teridentifikasi juga beberapa diantara mereka adalah mantan polisi dan tentara, sehingga mereka dalam beraksi menggunakan cara – cara yang “militer” sekali, dan sangat disiplin serta teroganisir….

Setelah teridentifikasi, maka saya dan team menemukan metode untuk menanggulangi para perampok itu dan metode tersebut cukup berhasil untuk menangkap banyak dari kelompok perampok tersebut…. Walaupun tidak tertangkap semuanya, namun paling tidak mereka akan lebih hati – hati dalam melaksanakan aksinya…..

faktor – faktor apa yang memicu “berkembang” nya kelompok – kelompok perampok itu ? apakah penyebab para korban “rentan” terhadap perampokan ? akan saya tulis pada bagian kedua tulisan saya.

Pada tulisan selanjutnya juga, saya akan mengulas tentang seorang “Perampok Legendaris” yang sangat licin dan belum tertangkap hingga sekarang, pelaku perampokan di hampir seluruh Sumatra (bahkan menyebrang ke Jawa) …. Beberapa kali ditembak, digrebek tetapi selalu berhasil lolos…. Siapakah dia ? ikutin saja terus tulisan saya……….