Australian Federal Police (AFP) meninjau latihan FPU Indonesia

Keberangkatan kontingen FPU Indonesia dengan nama “Garuda Bhayangkara” mendapat antusiasme dari banyak negara, memang ini karena “reputasi” Indonesia yang baik dalam setiap “Peace Keeeping Mission“, dan pada hari ini FPU Indonesia mendapat kunjungan dari Australian Federal Police (AFP), kunjungan ini karena mereka sangat concern terhadap keikutsertaan Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia.

Dari AFP hadir 3 orang yaitu Mr Jason dari JCLEC (Jakarta Centre Law Enforcement Cooporation), Mr Grand dari Pusat Pelatihan Peacekeeping AFP dan seorang penerjemah kebangsaan Australia yang sangat fasih berbahasa Indonesia. Dalam sesi Introduction Mr Grand menjelaskan operasional Pusat Pelatihan Peace Keeping di Australia, Ia menjelaskan pada saat ini ada 400 orang Polisi Australia yang sedang menjalankan Misi Internasional dan semuanya sebelum berangkat dilatih di pusat pelatihan ini, bertempat di Canberra dan mempunyai sarana yang lengkap, bahakan mempunyai tempat latihan yang dibuat ‘mirip’ dengan negara tujuan missi ini (kebanyakan missi Internasional sekarang di Afrika), mereka membangun ‘perkampungan’ (mirip di negara berpadang pasir, dan Australia banyak tempat seperti ini), dan mereka mempunyai aturan untuk ‘mengisolasi’ peserta latihan dari dunia luar dengan ‘menyita’ Handphone dan alat komunikasi lainnya…. bahkan mereka di hadapkan dengan para pelatih yang berpakaian seperti teroris yang menyerang mereka… wow ! saya membayangkan bagaimana ‘seru’ nya mengikuti pendidikan tersebut… pada akhirnya mereka menjanjikan untuk menyediakan tempat bagi 2 orang polri untuk mengikuti pelatihan tersebut.

menonton peragaan

Setelah acara tersebut mereka menyaksikan peragaan kesiapan FPU Indonesia di daerah missi yang dilatihkan setiap hari…..

KEADAAN DI DARFUR DILATIHKAN FPU INDONESIA

FPU INDONESIA

Kondisi di Darfur yang masih belum stabil sekarang ini, dapat menimbulkan bahaya bagi anggota FPU Indonesia, oleh sebab itu latihan adalah suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar…..

Dalam beberapa hari ini telah di skenariokan beberapa hal yang mungkin dihadapi di medan tugas nanti, seperti RIOT dan cara mengatasinya dengan PHH, Penyanderaan, Pengawalan VVIP, Kontak senjata dan cara mengatasinya, Pertolongan dan evakuasi bagi korban anggota FPU dan lain – lain.

Dalam latihan ini sudah ditampilkan dalam full form equipment, dengan tujuan didalam daerah tugas nanti masing – masing anggota sudah mahir menggunakannya, peralatan itu termasuk persenjataan, kendaraan dan perlengkapan lainnya. Dalam latihan ini sudah digunakan APC (Armored Personel Carrier) yang telah di cat putih sesuai warna PBB.

Pembebasan sandera

Dalam foto diatas diperlihatkan bagaimana FPU indonesia berlatih pembebasan sandera, menangkap tersangkanya dan mengamankan tersangka dengan APC untuk dibawa ke local police, untuk menjalani proses hukum, perlu diketahaui bahwa fungsi keplisian dalam tugas UNAMID adalah represif terbatas, yaitu hanya dalam upaya paksa menangkap tersangka dalam keadaan tertangkap tangan, atau sesuai perintah UNAMID Commisioner of Police…..

Evacuation

Dalam foto berikut diperlihatkan bagaimana evakuasi korban menggunakan helikopter, suatu hal yang mungkin dapat terjadi mengingat rawannya daerah penugasan dan letak rumah sakit yang jauh dari Indonesian Base, jadi penanganan korban hanya dalam tingkat awal karena fasilitas kesehatan FPU hanya hospital level I (treatment awal) sedangkan rumah sakit Level IV terletak di Khortum yang jaraknya ribuan km dari Indonesian Base.

VVIP protection

Diperagakan juga bagaimana VVIP escort yang mendapat serangan mendadak dan cara escapenya dan menyelamatkan VVIP sampai ke ‘safe place’.

Dan the last but not least dilatihkan bagaimana pasukan FPU menghadapi Demonstrasi masa dan mengatasinya menggunakan PHH…

FPU Indonesia melaksanakan Pre Deploymet Training (Latihan Pra Operasi)

Pas FPUIndonesian FPU

Setelah bosen bertanya tentang kepastian berangkatnya FPU Indonesia…….pada tanggal 23 Januari ini mulai dilaksanakan Pre Deploymet Training (Latihan Pra Operasi) …. inikah akhir penantian ? Saya rasa ada betulnya …

Sementara menunggu KEPRES pemberangkatan, kami dikumpulkan di mako Korps Brimob, Kelapa Dua Depok selama 1 (satu) bulan sampai tanggal 23 februari 2007…., dan team Mabes Polri telah berangkat ke New York untuk menandatangani MOU Indonesia dan Dewan keamanan PBB, tetang keikutsertaan FPU Indonesia dalam UNAMID (United Nation African Mission In Darfur), dan berita yang paling gress team PDV (Pre Deployment Visit) UN akan datang ke tempat pelatihan pada tanggal 1 Februari untuk mengecek kesiapan materil dan personil yang akan diberangkatkan.

FPU Indonesia dalam pelatihan ini dibekali pengetahuan tentang daerah operasi, yang memang sangat berbeda iklim nya, pengetahuan tentang mandat yang diberikan UNAMID sebagai pedoman tugas di daerah operasi, dan latihan penunjang lainnya seperti PHH, Pertempuran Kota, Patroli, Counter Ambush, VIP Escort dll…….

Dutabesar Sudan

Telah hadir juga Duta Besar Sudan HE Muhammad Taufik untuk memberikan gambaran secara ringkas tentang Sudan, dan menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Indonesia untuk turut serta untuk mewujudkan perdamaian di Sudan, khususnya wilayah Darfur.

Ok kami mohon doa restu dari para pembaca blog ini agar FPU Indonesia siap melaksanakan tugasnya dengan baik……

Profiling (mencari tersangka berdasarkan kultur perilaku dan ras..)

criminal-profile-300x162

Pernah tau cerita di FBI Files (acara dicovery pay tv) ? disitu pernah diceritakan pelaku serial murder diungkap melalui metoda profiling, dikisahkan ada seorang pembunuh psikopat yang selalu menculik dan memperkosa dan membunuh perempuan…. TKP nya tersebar di lebih 10 negara bagian…. dan meninggalkan korbannya di TKP yang jauh dari pemukiman penduduk, dan susah mencari saksi dan alat bukti untuk mengungkap peristiwa itu….korban perempuan terdata sampai 25 orang sampai pelaku tertangkap….. (cerita ini diadaptasi menjadi film hollywood…. namun dengan jalan cerita yang lebih absurd dan tidak masuk akal karena sang profiling digambarkan seorang cenayang)

Dalam tulisan ini saya tidak membahas kasusnya (capeee deeeh…) tapi metode pengungkapannya, mereka (FBI) menggunakan ahli profiling, memang pemahaman orang seperti digambarkan adalah seorang cenayang, clairfoyant… yang mempunyai kemampuan paranormal, tetapi sebenarnya profiling itu adalah ilmu yang sangat ilmiah, menggunakan data statistik, logika dan bukan ilmu metafisika……. lho ?

Coba buka di website resmi FBI yang dimaksud profiling adalah ‘menggambaran seorang tersangka yang dicari berdasarkan jenis – jenis kejahatan yang biasa dilakukan oleh segolongan orang dari kultur atau ras tertentu‘ jadi ternyata ‘ada jenis – jenis kejahatan yang biasanya dilakukan oleh ras atau kultur tertentu dan tidak dilakukan oleh ras atau ras lain‘ ….. bingung ? Sebenarnya tidak….. contohnya : FBI pernah mengidentifikasi berdasarkan statistik di semua negara bagian bahwa : orang kulit hitam biasanya membunuh orang dengan berkelompok (keroyokan) dibanding orang kulit putih yang perorangan, contoh lain : orang kulit putih lebih banyak membunuh didalam rumah dibanding orang kulit hitam diluar rumah, ….. atau orang kulit putih lebih banyak membunuh menggunakan pisau dibanding kulit hitam…. itu juga masih digolongkan lagi, misalnya orang kulit putih dibedakan lagi dengan ras/kultur : hispanik, italia, irlandia seperti juga orang kulit hitam : mereka dibedakan dengan jamaican, cuban atau native african….. ternyata percaya ngga percaya setiap kultur/ras mempunyai pola kejahatan yang berbeda…..

Itu baru dari penggolongan berdasarkan ras/kultur…. FBI masih juga menggolongkan kejahatan itu berdasarkan umur pelaku….. hasil sementara yang didapat : makin tua usia pelaku…. semakin terencana perbuatan pelaku (ini pasti masuk logika kan ?) …. bahkan FBI bisa menentukan umur pelaku berdasarkan kejahatan yang dilakukannya…

Kembali ke cerita awal, FBI melalui ahli profiling nya … bisa menentukan kira kira gambaran tersangka (lengkap dengan rekaan wajah tersangka…… tentu ini ilmu profiling tingkat tinggi, coba bagaimana menentukan wajah berdasarkan jenis kejahatan…) dan tepat sekali …… pelakunya : white man, umur sekitar 40 tahun, sendiri (tidak menikah), seorang intelektual (akademisi), mempunyai riwayat bisexsual…. dsb dsb (lengkap banget ! ), dan mulai lah FBI mencari seseorang dengan metoda seperti itu …. woilaaa berhasil !!!!

Nah itu sekedar gambaran, dan pernah saya coba praktekan juga….. pada saat menemukan korban pembunuhan beberapa waktu yang lalu…, seorang wanita paruh baya, seorang diri dalam rumahnya, dan ditemukan bekas penganiayaaan…. (detilnya tidak saya ungkapkan karena takut dianggap SARA…….. he he)

Woilaaaa…… berhasil juga… ….. percaya ngga percaya sih ternyata di Indonesia juga berlaku ilmu profiling ini… dan ternyata beberapa suku bangsa di Indonesia mempunyai cara dan metoda melakukan kejahatan yang spesifik yang tidak dilakukan suku bangsa lain……

Anda bisa menebak kan suku bangsa apa dan apa ??? dan metoda melakukan kejahatannya bagaimana ?? coba gambarkan sendiri …. mungkin anda bisa jadi penyidik handal seperti FBI……

LAST DAY OF AZAHARI….

 Dr. Azahari bin Husin (circa 1957 – November 9, 2005), a Malaysian national and Islamic terrorist, was believed to be the technical mastermind behind the 2002 Bali bombing and various other Jemaah Islamiyah (JI) terrorist attacks. As a result, he was nicknamed the “Demolition Man”. AZAHARI was killed in a police raid on his hideout in 2005.

On November 9, 2005, Indonesian police, acting on a tip-off, conducted a raid on one of his hideouts in Batu, near Malang in East Java with Detachment 88 operators sent to assist regular police officers. Three suspected jihadi terrorists barricaded themselves inside a house and they put up stiff resistance, throwing grenades and firing bullets at the police outside. This was followed by a series of explosions, one of which was a suicide blast. Police identified the intact corpse of Azahari, with a bullet wound in his chest. It seems Azahari was shot and killed by a police sniper, after which one of his disciples blew himself up to prevent him from being taken alive.

 

The Crime scene in Jl Flamboyan Batu Malang, Eastern Java, was being ‘police line’  to stop crowd entering.

Anti Terror detachment 88 were preparing to raid.

Thousand of mass want to see what was happen, is it too dangerous ?

INP authorities wanted to see the crime scene.

Who has the hand ? someone who blown his self….. hiiiii

This is believe a corpse of AZAHARI, but to make sure  police have to identified by taking a fingerprint from it.

Finger Print Identification from a victim in the crime scene, and it’s match with AZAHARI

A house wich totally destroyed, wich believe as a save house for AZAHARI during his last days….

Ruang Interograsi Australian Federal Police (AFP)

Tahun lalu saya mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan lanjutan anti-teroris di AFP, pelatihan ini dalam bahasa ‘sono’ nya bernama : Advanced Counter Terrorism Investigation Program, sebenarnya ini merupakan pelatihan bagi seluruh penyidik tindak pidana teroris di Australia, namun sebagai bahan perbandingan mereka mengundang seorang siswa tamu dari Indonesia, New Zealand dan Philipina. Tempat pelatihan berada di kantor AFP Melbourne, dengan keseluruhan siswa sebanyak 30 orang. Para peserta adalah para penyidik senior dari seluruh cabang AFP dan polisi negara bagian Australia, pelatihan ini merupakan hal yang penting bagi AFP karena seiring dengan di syahkannya Undang – Undang Federal anti terorisme yang baru, semacam UU ‘patriot‘ Amerika Serikat yang diundangkan hampir bersamaan, dan tentu saja terorisme adalah satu isyu paling penting disana mengingat peristiwa bali bomb yang sebagian besar memakan korban warga Australia. Pelatihan ini memakan waktu 3 minggu dan sebagian besar melakukan diskusi dan paparan hasil diskusi di kelas, terus terang hal ini berat bagi saya, mengingat bahasa inggris dalam kursus ini sudah pasti high level karena tingkat advance dan ‘Australian slank’ dari para pengajar yang kedengarannya seperti orang kumur – kumur 🙂 , dan yang lebih bikin keringat dingin adalah saat paparan di depan kelas… tapi ilmu PD dan ‘Pantang Kalah’ kita berguna juga, saya katakan pada mereka pada awal presentasi : ” Hi guys, I will make a very good presentation to you.. but while in Bahasa Indonesia… so excuse me in my ‘poor daily speaking’ english… I hope you understand me……” semua ketawa… tapi pada saat pemaparan mereka kelihatan serius dan bedecak kagum (narsis ! he he ), dalam pemaparan… saya berdiri dengan PD ….aja sesekali saya ajak becanda (memang presentasi powerpoint yang saya buat full multimedia dan memang saya siapkan maximal) dan pada akhirnya mereka tepuk tangan semua, mereka menyalami dan berkata : “hi re, your presentation is great… we love to see ..” ha ha ha… saya ketawa dalam hati, bisa juga gue… lesson # 1 ternyata bagi bule yang penting bukan masalah bahasa yang perfect, tapi di bahasa yang bisa dimengerti….. Pelatihan disana pelajarannya sih biasa aja, penanganan teroris selalu “with their own prespective…” malah ada beberapa pelajaran yang siswa tamu ngga boleh ikut… lho ??? kata mereka “due our national security……” ok deh mister…

Satu hal yang berkesan bagi saya adalah pada saat dibawa rekan saya Philip, dia adalah seorang penyidik senior di bagian Homecide (pembunuhan) di polisi lokal Melbourne (bukan AFP yang federal) …. saya di bawa keliling – keliling kantornya, wow ! saya bedecak kagum…. suasananya kaya di kantor – kantor swasta aja…. plong… ngga ada sekat sekat kaya di kantor polisi Indonesia, yang memberi peluang buat ‘negoisasi’ hahahaha…… lalu saya bertanya sama Philip, kalau kamu meriksa tersangka di mana ??? apa di ruang terbuka seperti ini..?  ia kemudian menunjukkan ruang interograsi bagi para tersangka, di sebuah ruangan sederhana hanya ada bangku dan kursi buat penyidik dan tersangka…. jadi bagaimana kamu melakukan pemeriksaan dan menuangkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan ??? tanyaku kepada Philip….well, kita tidak perlu repot – repot melakukan pemeriksaan dan mengetik ulang dan menuangkan dalam BAP, karena semua pembicaraan direkam dengan video, yang alatnya tidak nampak karena berada dibalik cermin dibelakang… dan rekaman itu nantinya diserahkan kepada jaksa setelah di validasi antara penyidik dan tersangka (seperti membuat Berita Acara perekaman video)…. ooo kalau begitu pikirku.., enak juga ya penyidik di sini….. mereka tidak perlu cape – cape membuat Berkas penyidikan……… Attorney (jaksa) turun langsung kepada penyidik mulai dari tahap awal penyidikan, dan memberi arahan kepada penyidik alat bukti mana yang harus dilengkapi…. jadi hal konyol yang terjadi dalam tahap penyidikan di Indonesia seperti bolak – balik berkas perkara tidak lagi terjadi….. memang sistim hukum yang berbeda, akan menghasilkan penanganan hukum yang berbeda pula…….

Pengungkapan Kejahatan Menggunakan DUKUN (Metafisik) Mungkinkah ?

borgol

Hal ini yang selalu menggelitik saya sepanjang 15 Tahun karier saya di Reserse, kadang – kadang dalam suatu kasus yang rumit yang seolah – olah tidak ada “Way Out” apalagi melengkapi alat bukti yang disyaratkan “Minimal dua alat bukti” dari “5 (lima) alat bukti yang ada” sesuai pasal 183 dan 184 Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

 

Seringkali kami penyidik dihadapkan dengan suatu tindak pidana yang tidak ada “clue” sama sekali…. dan jangan anda bayangkan kok tidak seperti di film barat yang mudah sekali menemukan alat bukti menggunakan “Scientific Investigation” Contohnya di Indonesia … pengungkapan kejahatan menggunakan Sidik Jari (Finger Print Identification) , saya katakan susah sekali…. karena Indonesia belum mempunyai data base yang lengkap tentang sidik jari seluruh penduduk Indonesia …. Saya juga tidak percaya polisi barat dapat dengan mudahnya mengungkap kejahatan dengan menggunakan tekhnologi… tetap dibutuhkan insting dan intuisi yang kuat dan menggabungkan dengan hal tersebut. Artinya bukan hanya sebatas penggunaan teknologi saja kan ??

 

Nah bisa dibayangkan kalau kami penyidik menemukan peristiwa pembunuhan atas seseorang yang diketemukan di dalam rumah …, tanpa saksi yang melihat..? bagaimana anda dapat mengungkapnya ? Dulu pernah saya di hadapkan dengan persoalan begini… dan susah banget rasanya karena pimpinan terus mendesak pengungkapan… dan seorang anak buah menyarankan untuk pergi ke dukun untuk bertanya siapa pelaku pembunuhan tersebut… mmmh pada saat itu saya berpikir … ok lah mungkin bisa dicoba, lalu pergilah kami ke pak dukun tersebut, dan Ia bersedia membantu…. caranya ? Ia mensyaratkan agar disiapkan sesajen yaitu ayam hitam dan candu (wah syaratnya susah amat !)…. dan pergi ke kuburan mayat si Mr X ini… dia akan memanggil arwah orang mati ini dan mentrasformasikan ke dalam dirinya dan pada saat bertransformasi silahkan kita bertanya kepadanya.. dan pada sebuah malam kita pergilah ke kuburan Mr X dan dimulailah ritual oleh pak dukun tersebut, walaupun dengan perasaan dug dug plus, mulailah pak dukun itu memotong ayam itu di kuburan dan membakar candu, terdengar lolongan anjing dimana – mana, dan mulailah terlihat dukun itu tubuhnya bergetar dan kemudian mulai berbicara dengan suara yang lain, ia hanya menangis dan berbicara “ takut … takut” mulailah kami bertanya : “siapa yang membunuh kamu ?” Ia menjawab dengan jawaban yang sama “ Takut …. takut” demikian sepanjang waktu kami bertanya hanya jawaban itu yang keluar… memang akhirnya upaya kami gagal total malam itu, tidak ada jawaban yang menyebutkan siapa pembunuh Mr X ini…… Setelah kami pulang dan komplain kepada dukun itu…… Ia berkata : “Pak arwah itu masih penasaran… dan belum berani mengatakan siapa pembunuhnya… pasti nanti akan terungkap dengan sendirinya” walah !…. Cuma menghabiskan waktu dan biaya saja.. (Namun sepertinya kok berhasil juga… beberapa bulan kemudian ada seorang datang menyerahkan diri ke kantor polisi menyatakan ia yang membunuh Mr X tersebut dan ia mengaku karena selama ini dia merasa dihantui dan tidak tahan lagi….) Saya juga tidak tahu apakah ini disebabkan karena dukun itu ? Who knows ?

 

Dulu pernah terjadi peristiwa perampokan di daerah Jawa Timur tempat saya berdinas dahulu, beberapa anggota juga menyarankan untuk pengungkapan ada baiknya pergi ke dukun, dan kami pergi ke dukun, di sana sang dukun menyarankan kami melakukan penangkapan di arah timur TKP dan dilakukan pada jam 5 sore sampai jam 8 malam, kami lanjut berpikir di arah timur TKP adalah terminal bus, lalu kami melakukan penghadangan di sekitar terminal dan pada saat itu kami melihat seorang yang dicurigai, kami tanyai dan “delalah” akhirnya orang itu mengakui bahwa habis merampok. Ini karena kebetulan juga ? Sekali lagi Who Knows ??

 

Memang bukan hanya dua peristiwa diatas yang saya alami, tapi saya sampai sekarang tetap berkesimpulan, pengungkapan dengan metafisika tidak bisa membantu secara langsung…. mungkin hanya memberikan petunjuk…. karena lebih banyak saya menemukan bahwa saya dikerjai oleh dukun, dengan meminta uang dan berbagai sesajen tapi tetap saja jauh api dari panggangnya……… hahaha…. (kalau di persentase yah banyak ketipunya dari berhasilnya), jadi menggunakan intuisi, feeling dan dipadukan dengan Scientific Investigation akan lebih berhasil.

 

Tapi sebagai bahan pertimbangan saya pernah melihat website resmi FBI, dan juga FBI Files di Discovery Channel…. mereka menyatakan tidak menutup mata apabila menggunakan cara – cara metafisika dalam pengungkapan bahkan mereka telah mengadakan reseach tersendiri tentang pengungkapan kejahatan menggunakan Clairhoyant atau seseorang yang bisa melihat lintas batas waktu dan jarak, dan beberapa informasi bisa digunakan mereka minimal untuk mempersempit ruang pengejaran, dan bagi mereka diberi serfikikat dan dicatat sebagai ahli oleh FBI, dan bisa dipanggil sewaktu – waktu mereka membutuhkan…

 

Jadi kesimpulannya ??? sekali lagi Logika, Intuisi dan Ilmu harus digunkan juga dalam pengungkapan kejahatan, kalau kita tergantung dengan hal yang tidak logika, kita akan terpenjara dalam dunia yang tidak logika…….