Mr. Clean, to be cleaned by Ms. Caddy ?
Jawaban atas tulisan saya terdahulu Dor….! Nasrudin tertembak… terjawab dengan gamblang… seluruh rangkaian cerita bak cerita novel John Grisham terungkap sudah, dalam satu rangkaian yang cerita yang hampir utuh dari otak pelaku, pendana, penghubung ke eksekutor, pencari eksekutor dan eksekutornya sendiri…. suatu pengungkapan kejahatan yang sempurna.. “perfect” and “two thumbs up” …. tinggal bagaimana cerita ini bisa di aplikasikan dalam berkas untuk sidang pengadilan…
Pada kesempatan ini saya mengucapkan selamat atas kerja keras rekan rekan satuan Jatanras (Kejahatan Kekerasan) Polda Metro Jaya, yang bekerja siang dan malam tanpa lelah berupaya mengungkap peristiwa pembunuhan ini… “Puzzle nya sudah lengkap gambarnya” seperti kata salah satu kanitnya dalam status Facebook terakhirnya.. hehehe….
ok, tentang dugaaan dalam tulisan saya sebelumnya, pembunuhan ini menggunakan pembunuh bayaran terbukti sudah.. kemudian memang perencanaannya sedemikian cermat, jadi memang pembunuhan ini sudah direncanakan dengan baik…. artinya memang sengaja diincar…. tapi begitulah seperti kata kunci yang selalu menjadi pegangan penyidik kepolisian : “tidak ada kejahatan yang sempurna” atau “kejahatan selalu meninggalkan bekas” … jadi merangkai Puzzle selalu dari setiap “ketidaksempurnaan” ini… makin lama Puzzle ini makin lengkap …. dan lengkap… dan akhirnya timbullah gambarnya.
Logika penyelidikan sebenarnya adalah seperti logika umum saja, apabila anda sering membaca novel – novel detektif anda juga bisa berpikir seperti penyidik… mencoba menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya, mencari “keganjilan” yang terjadi … nah, hal – hal yang ganjil ini kemudian harus diburu hingga mendapatkan jawaban, jawaban ini kemudian dihubungkan dengan jawaban lainnya, hingga terdapatlah “gambar” yang utuh dan lengkap…. persis seperti merangkai sebuah “Puzzle”…
Hal yang sangat penting dalam pengungkapan kejahatan adalah mencari “Motif” …. terutama pada kasus pembunuhan yang direncanakan… menilik pembunuhan terhadap Nasrudin yang sedemikan rapihnya, maka yang pertama kali dicari adalah “motif” melakukan pembunuhan ini: Cemburu ? persaingan bisnis kah ? permasalahan keluarga kah ?… Hal inilah yang pertama dicari oleh para penyidik… makanya penyidik akan lebih kesulitan mencari pelaku jikalau motif tidak diketemukan, atau pembunuhan yang tidak berencana.. contohnya perampokan dengan korban dibunuh, hal ini biasanya terjadi dengan spontan, untuk mempertahankan diri, dan mencegah perbuatannya diketahui orang…. pertanyaannya, bagaimana polisi bisa menduga bahwa pembunuhan ini direncanakan atau tidak ? mudah saja, selalu cermati “Modus Operandi” dari kejahatan, contoh dalam kejadian pembunuhan Nasrudin … mungkinkah kita sebut peristiwa itu pembunuhan spontan, kalau kejadiannya dilakukan di tengah jalan sepi sehabis bermain golf, menembak langsung ke kepala korban tanpa peringatan dulu, dan tidak ada harta benda yang diambil atau bukan perampokan ? itu semua sudah direncanakan dengan rapih dan sudah pasti terencana….
Apa bedanya sih hukuman pembunuhan biasa dan terencana ? sudah pasti beda banget lah.. kalau melihat KUHP itu adalah pasal 338 (pembunuhan biasa) dan pasal 340 (pembunuhan berencana) … bisa kita lihat pada pasal 340 maksimal ancaman hukumannya adalah hukuman mati, sedangkan pada pasal 338 tidak ada ancaman hukuman mati… jadi seperti pembunuhanan berencana terhadap Boedyharto Angsono yang diotaki oleh menantunya sendiri Gunawan Santosa.. otak pelaku dan eksekutor semua mendapat vonis hukuman mati karena terbukti dalam sidang pengadilan melakukan Pembunuhan berencana… akan kah dalam peristiwa ini akan dijatuhi hukum yang sama ? Kita lihat saja dalam sidang pengadilan nanti…..
To Kill or to be killed
Napsu membunuh pada manusia sudah ada semanjak sejarah manusia itu sendiri berawal, pada zaman awal manusia… dalam Alkitab disebutkan anak ADAM yaitu Kain membunuh Habil karena korban bakarannya lebih diterima oleh Allah, sehingga menimbulkan iri hati…. Dalam sejarah kedinasan saya, saya melihat faktor yang menyebabkan orang membunuh sesamanya adalah hampir sama faktornya dari zaman manusia mula – mula yaitu iri hati, cemburu, merasa terancam dan rasa kehormatan yang terusik…. jadi dalam setiap peristiwa pembunuhan penyidik harus mencari terlebih dahulu “motif” dari pembunuhan tersebut, dan menarik beberapa waktu kebelakang , mengumpulkan cerita – cerita, gossip, atau informasi apapun yang mendukung “motif” terjadinya pembunuhan itu…
Khusus pada peristiwa pembunuhan Nasrudi Zulkarnain, no wonder dan berani taruhan.. semenjak awal pasti yang dikejar adalah masalah sekitar lapangan golf dan Ms. Caddy … dan itu bisa bisa sangat memungkinkan menjadi “motif” mengapa bisa terjadi pembunuhan itu…. selain faktor – faktor lain tentunya… seperti mengumpulkan Puzzle dan mencocokkan gambarnya… syaratnya adalah jangan gampang menyerah, dan jangan berhenti… pasti Puzzle itu makin lama makin jelas gambarnya…
Napsu membunuh manusia terhadap manusia yang lain akan selalu ada dalam sejarah manusia……dan siapa yang terbunuh dan yang membunuh akan selalu berganti… Sebelum dihukum oleh hukum Tuhan, ada suatu institusi yang menegakkan hukum Manusia … yaitu kepolisian…. Jadi, selama ada peradaban manusia.. polisi akan tetap ada untuk menegakkan Hukum Manusia…
Kepada para tersangka pembunuh Nasrudin baik otak pelaku, penyandang dana sampai eksekutor di lapangan…. silahkan menikmati Hukum Manusia dulu …. Baru Hukum TUHAN…