Welcome to Indonesian FPU’s GARUDA camp

Setelah 6 bulan berada di daerah missi, dan selama ini tinggal di tenda “transit camp” , mulai minggu ini kami pindah ke camp baru Indonesian FPU, yang dinamakan GARUDA Camp… Camp GARUDA  ini adalah camp yang cukup reprtesentatif, dibangun dengan kontainer tempat tinggal “Prefab”  yang menjamin kenyamanan bagi pasukan FPU Indonesia, terutama di daerah gurun yang mempunyai panas ekstrim….

Tampak atas camp Garuda Indonesia
Tampak atas camp Garuda Indonesia

Camp kita cukup luas, yaitu berukuran 400 M x 300 M dan terletak dalam “SuperCamp”yaitu camp tempat seluruh kegiatan UNAMID dilakukan … size Supercamp sendiri sekitar 5 Km x 2 Km … tempat FPU indonesia sendiri terletak pada selatan Super camp, “tetangga” kami sementara yang sudah settle dan mempunyai camp adalah antara lain Enginering Batalion Mesir, Batalion “Force Protection” Rwanda 16, untuk selanjutnya akan dibangun camp – camp pasukan yang akan datang seperti dari Batalion Mobil dari Nepal, dan FPU dari Mesir dan Jordan… dan juga dibangun rumah sakit, perkantoran, pergudangan, kantin, sarana welfare dan olahraga, mess bagi pegawai UNAMID, sehingga pada akhirnya “supercamp” adalah pusat seluruh kegiatan UNAMID di seluruh Darfur.

Tampak Dalam Kontainer yang dihuni Max 4 Orang.
Tampak Dalam Kontainer yang dihuni Max 4 Orang.

Walaupun secara operasional belum sempurna betul, kami sudah pindah ke camp baru ini, dengan pertimbangan perbaikan akan dilaksanakan sampai berjalan, karena pada prinsipnya kita juga belum bisa melihat kekurangan apabila belum menempatinya. Persis seeperti menempati rumah baru …

Tanpak Camp dari sisi bagian dalam, dengan jalan penghubung antar Container
Tanpak Camp dari sisi bagian dalam, dengan jalan penghubung antar Container

Camp ini dilengkati juga dengan sarana pendukung seperti, Kantor, Masjid, Ruang makan, Dapur, Ruang Rekreasi … untuk listrik menggunakan Genset besar 3 buah dengan kapasitas besar yang diyalakan secara bergantian selama 24 jam. Juga dilengkapi dengan “Water Treatment” yang mengolah air sehingga aman dikonsumsi oleh pasukan.

Tampak depan, sebelah kiri adalah ruang makan dan sebelah kanan adalah Prefab
Tampak depan, sebelah kiri adalah ruang makan dan sebelah kanan adalah Prefab

Diharapkan dengan berdirinya camp baru “GARUDA” ini, diharapkan kesegaran anggota secara phisik dan mental akan menjadi baik dan pada akhirnya kinerja FPU Indonesia dalam meningkat secara signifikan …. ya pasti !

Sejenak menjelang Apel Pagi, Nampak muka muka anggota FPU Indonesia yang gembira
Sejenak menjelang Apel Pagi, Nampak muka muka anggota FPU Indonesia yang gembira

Walaupun pada saat tulisan ini saya telah berada di Indonesia kembali setelah  menjalani tugas selama 1 tahun, dan mendahului rekan – rekan lain, saya akan tetap melengkapi tulisan – tulisan saya mengenai Sudan, UNMAID dan FPU yang belum sempat saya tulis …. Thanks

Akankah Antasari Azhar Bebas akibat pembelaan Media ? (Melihat kasus OJ Simpson)

Antasari azhar, sebenarnya masalah sederhana atau ribet sih ?
Antasari azhar, sebenarnya masalah sederhana atau ribet sih ?

Setelah penangkapan terhadap tersangka utama/ otak pembunuhan terhadap Nasrudin Zulkarnain yaitu ketua KPK Antasari Azhar, bergulirlah upaya dari tersangka untuk melakukan pembelaan melalui media massa, seperti kita ketahui bersama; permasalahan awal dari pembunuhan ini diduga kuat  ada “cinta segitiga” antara Nasrudin dan Antasari Azhar, sehingga berujung pada pembunuhan berencana terhadap Nasrudin..

Mr. OJ Simpson = Mr. AA ?????
Mr. OJ = Mr. AA ?????

Dalam tulisan ini saya membandingkan bagaimana Kasus O. J. Simpson yaitu kasus pembunuhan yang melibatkan aktor sekaligus mantan pemain “American Football” Amerika O. J. Simpson. Ia diadili karena didakwa membunuh mantan istri Nicole Brown Simpson dan Ronald Goldman (pacar mantan istri) pada 1994. Kasus pidana ini mendapat sorotan luas dari media massa dan publik Amerika Serikat karena O.J. Simpson adalah mantan bintang sepak bola Amerika berkulit hitam. Setelah melalui pengadilan berkepanjangan, Simpson dinyatakan tak bersalah dan dibebaskan pada 3 Oktober 1995. Memang keputusan bebas ini diakui juga akibat besarnya “pembelaan” media massa terhadap OJ Simpson, media massa menggambarkan ia sesorang yang “tidak tercela”, “pahlawan”,  sehingga setidaknya mempengaruhi keputusan Juri yang membebaskan ia.

Kembali ke kasus Antasari Azhar, sekilas yang menjadi opini publik adalah seorang Antasari yang “petualang cinta”, “tidak setia” , “ceroboh”, dan “bodoh” ….. entah siapa konsultan “Public Relation” dari beliau tapi seperti dilihat jajaran pengacaranya adalah “jajaran pengacara yang katanya top” yang sering sekali terlihat “memanfaatkan” Media untuk menggangkat kepopulerannya …..  hahaha…. salah satunya Farhat Abbas…. dan lainnya… mereka adalah pengacara yang selain lihai dalam bidang hukum juga lihai dalam memanfaatkan media untuk mendukung kasusnya…..

Foto ehm eh pak AA dengan Ms. Caddy... waduh gimana menangkalnya ya ?
Foto ehm eh pak AA dengan Ms. Caddy... waduh gimana menangkalnya ya ?

…..dan langsung terlihat bagaimana “setting” media massa terhadapnya seperti dalam konfresi Pers pertama di rumahnya, Ia didampingi oleh istrinya terlihat “mesra” membantah segala “perbuatannya” apalagi “perselingkuhannya”…. tujuannya sudah jelas bukan ?  Melalui Media Massa diharapkan mengaburkan “motif”  sebenarnya dari   peristiwa ini yang diduga keras adalah rasa “ketidaknyamanan” pak Antasari karena diancam dibeberkan skandalnya cintanya oleh Nasrudin…

…. Upaya lain dalam memutar dan membangun “opini”  melalui Media massa adalah menghembuskan bahwa ada “Skenario Besar” dibalik peristiwa ini, dengan meyakinkan masyarakat bahwa “tidak mungkin” seseorang “sehebat” dan “sebersih” Antasahari Azhar terjerembab hanya karena persoalan “peyeum” eh “peyempuan”…. hahaha… kalau anda menyimak tulisan saya sebelumnya, dalam bagian comment pembaca… sebagian besar comment mengatakan mereka tidak percaya persoalan yang diangkat hanya sesederhana itu saja.. yaitu cinta segitiga antara : Antasari, Rani “caddy’ , dan Nasrudin… mulailah dikait – kaitkan dengan “teori konspirasi”, atau juga pelaksanaan pemilu kemarin, atau beberapa peristiwa pengungkapan korupsi oleh KPK beberapa lama ini….. jadi sebenarnya anda juga yang harus bijak menyikapi : Percaya skenario yang sederhana atau skenario yang ribet ????

Upaya lain adalah mencoba mengukit : “ketidakprofesionalismean tindakan polisi” weleh .. hal ini mah basi banget… tapi saya mengingat ada dijajaran pengacara Antasasari yang senang sekali mengungkit masalah ini melalui media massa…. hayooo siapa ituu ?

Akhir dari tulisan ini saya mencoba berhayal … akankah Antasari diselamatkan oleh “Pembelaan Media Massa ????” seperti saya beri contoh kasus OJ Simpson di Amerika Serikat …. bisa iya bisa tidak sih… kenapa ? bisa kalau dengan opini ini menggoyahkan keputusan Hakim dalam sidang pengadilan yang ragu atas penyidikan polisi dan penuntutan jasa… artinya Polisi dan Jaksa kurang mampu menghadirkan “Alat Bukti” dalam sidang pengadilan yang bisa meyakinkan hakim bahwa pak Antasari adalah tersangkanya…. Nah keadaan “gamang” ini bisa diputar – balikkan dengan opini melalui media massa….. Akankah terjadi ? ok kita lihat episode berikutnya dari kasus ini… akankah Media tetap membela Antasari…

Oh ya, OJ Simpson bisa jadi lebih beruntung dari Antasari, kenapa ? karena di Amerika yang menganut sistem hukum “Anglo Saxon” menggunakan sistem “Juri” dalam menentukan seseorang “bersalah” atau “tidak bersalah” dan “Juri” ini biasanya representasi belasan Masyarakat dalam sidang pengadilan yang ditunjuk ..  tentunya masyarakat akan lebih terpengaruh dengan pemberitaan Media apalagi menyangkut idola masyarakat seperti OJ Simpson,  Lain halnya di Indonesia yang meggunakan prinsip “continental” dalam sidang pengadilan, artinya Hakim lah yang langsung menetapkan seseorang terdakwa bersalah atau tidak, dan seperti diketahui hakim dalam sidang pengadilan ada 3 orang… nah… menurut saya seorang Hakim agak sulit dipengaruhi “pembelaan Media Massa” karena mereka lebih menilai obyektifitas hukum seperti yang hadir dalam sidang pengadilan…

Kita Nantikan bersama hasilnya …. penasaran kan ? hehehe……

Antasari Azhar dan Napsu Membunuh…

Mr. Clean, to be cleaned by Ms. Caddy ?Mr. Clean, to be cleaned by Ms. Caddy ?

Jawaban atas tulisan saya terdahulu Dor….! Nasrudin tertembak… terjawab dengan gamblang… seluruh rangkaian cerita bak cerita novel John Grisham terungkap sudah, dalam satu rangkaian yang cerita yang hampir utuh dari otak pelaku, pendana, penghubung ke eksekutor, pencari eksekutor dan eksekutornya sendiri…. suatu pengungkapan kejahatan yang sempurna.. “perfect” and “two thumbs up” …. tinggal bagaimana cerita ini bisa di aplikasikan dalam berkas untuk sidang pengadilan…

Pada kesempatan ini saya mengucapkan selamat atas kerja keras rekan rekan satuan Jatanras (Kejahatan Kekerasan) Polda Metro Jaya, yang bekerja siang dan malam tanpa lelah berupaya mengungkap peristiwa pembunuhan ini… “Puzzle nya sudah lengkap gambarnya” seperti kata salah satu kanitnya dalam status Facebook terakhirnya.. hehehe….

ok, tentang dugaaan dalam tulisan saya sebelumnya, pembunuhan ini menggunakan pembunuh bayaran terbukti sudah.. kemudian memang perencanaannya sedemikian cermat, jadi memang pembunuhan ini sudah direncanakan dengan baik…. artinya memang sengaja diincar…. tapi begitulah seperti kata kunci yang selalu menjadi pegangan penyidik kepolisian : “tidak ada kejahatan yang sempurna” atau “kejahatan selalu meninggalkan bekas” … jadi merangkai Puzzle selalu dari setiap “ketidaksempurnaan” ini… makin lama Puzzle ini makin lengkap …. dan lengkap… dan akhirnya timbullah gambarnya.

Logika penyelidikan sebenarnya adalah seperti logika umum saja, apabila anda sering membaca novel – novel detektif anda juga bisa berpikir seperti penyidik… mencoba menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya, mencari “keganjilan” yang terjadi … nah, hal – hal yang ganjil ini kemudian harus diburu hingga mendapatkan jawaban, jawaban ini kemudian dihubungkan dengan jawaban lainnya, hingga terdapatlah “gambar” yang utuh dan lengkap…. persis seperti merangkai sebuah “Puzzle”…

Hal yang sangat penting dalam pengungkapan kejahatan adalah mencari “Motif” …. terutama pada kasus pembunuhan yang direncanakan… menilik pembunuhan terhadap Nasrudin yang sedemikan rapihnya, maka yang pertama kali dicari adalah “motif” melakukan pembunuhan ini: Cemburu ? persaingan bisnis kah ? permasalahan keluarga kah ?… Hal inilah yang pertama dicari oleh para penyidik… makanya penyidik akan lebih kesulitan mencari pelaku jikalau motif tidak diketemukan, atau pembunuhan yang tidak berencana.. contohnya perampokan dengan korban dibunuh, hal ini biasanya terjadi dengan spontan, untuk mempertahankan diri, dan mencegah perbuatannya diketahui orang…. pertanyaannya, bagaimana polisi bisa menduga bahwa pembunuhan ini direncanakan atau tidak ? mudah saja, selalu cermati “Modus Operandi” dari kejahatan, contoh dalam kejadian pembunuhan Nasrudin … mungkinkah kita sebut peristiwa itu pembunuhan spontan, kalau kejadiannya dilakukan di tengah jalan sepi sehabis bermain golf, menembak langsung ke kepala korban tanpa peringatan dulu, dan tidak ada harta benda yang diambil atau bukan perampokan ? itu semua sudah direncanakan dengan rapih dan sudah pasti terencana….

Apa bedanya sih hukuman pembunuhan biasa dan terencana ? sudah pasti beda banget lah.. kalau melihat KUHP itu adalah pasal 338 (pembunuhan biasa) dan pasal 340 (pembunuhan berencana) … bisa kita lihat pada pasal 340 maksimal ancaman hukumannya adalah hukuman mati, sedangkan pada pasal 338 tidak ada ancaman hukuman mati… jadi seperti pembunuhanan berencana terhadap Boedyharto Angsono yang diotaki oleh menantunya sendiri Gunawan Santosa.. otak pelaku dan eksekutor semua mendapat vonis hukuman mati karena terbukti dalam sidang pengadilan melakukan Pembunuhan berencana… akan kah dalam peristiwa ini akan dijatuhi hukum yang sama ? Kita lihat saja dalam sidang pengadilan nanti…..

To Kill or to be killed

Napsu membunuh pada manusia sudah ada semanjak sejarah manusia itu sendiri berawal, pada zaman awal manusia… dalam Alkitab disebutkan anak ADAM yaitu Kain membunuh Habil karena korban bakarannya lebih diterima oleh Allah, sehingga menimbulkan iri hati….  Dalam sejarah kedinasan saya, saya melihat faktor yang menyebabkan orang membunuh sesamanya adalah hampir sama faktornya dari zaman manusia mula – mula yaitu iri hati, cemburu, merasa terancam dan rasa kehormatan yang terusik…. jadi dalam setiap peristiwa pembunuhan penyidik harus mencari terlebih dahulu “motif” dari pembunuhan tersebut, dan menarik beberapa waktu kebelakang , mengumpulkan cerita – cerita, gossip, atau informasi apapun yang mendukung “motif” terjadinya pembunuhan itu…

Khusus pada peristiwa pembunuhan Nasrudi Zulkarnain, no wonder dan berani taruhan.. semenjak awal pasti yang dikejar adalah masalah sekitar lapangan golf dan Ms. Caddy … dan itu bisa bisa sangat memungkinkan menjadi “motif” mengapa bisa terjadi pembunuhan itu…. selain faktor – faktor lain tentunya…  seperti mengumpulkan Puzzle dan mencocokkan gambarnya… syaratnya adalah jangan gampang menyerah, dan jangan berhenti… pasti Puzzle itu makin lama makin jelas gambarnya…

Napsu membunuh manusia terhadap manusia yang lain akan selalu ada dalam sejarah manusia……dan siapa yang terbunuh dan yang membunuh akan selalu berganti… Sebelum dihukum oleh hukum Tuhan,  ada suatu institusi yang menegakkan hukum Manusia … yaitu kepolisian…. Jadi, selama ada peradaban manusia.. polisi akan tetap ada untuk menegakkan Hukum Manusia…

Kepada para tersangka pembunuh Nasrudin baik otak pelaku, penyandang dana sampai eksekutor di lapangan…. silahkan menikmati Hukum Manusia dulu …. Baru Hukum TUHAN…