BANGLADESHI FPU WITH UN FORCE (MILITARY PROTECTION FORCE) IN DARFUR HOLDS FIRST LONG-DISTANCE PATROL

Summarized by: Ary Laksmana WIDJAYA
From: UN News on Feb 27 2008 4:00PM

A Bangladeshi Formed Police Unit (FPU) with the hybrid United Nations-African Union peacekeeping force in Darfur (UNAMID) has conducted its first long-distance patrol, aiming to both test its operational capacity and enhance the visibility of the UN Police in the war-wracked region of western Sudan.
Note: Finally, the FPU start conducting an operation since its coming on December 2007, due to many obstacles faced during deployment.

The patrol covered about 200 kilometres during the journey from its base in Nyala, the capital of South Darfur state, to El Fasher, the capital of North Darfur and the headquarters of UNAMID.
Note: Bangladeshi FPU is based in Nyala (South Darfur) will share the AOR with Indonesian FPU, soon.
AOR stands for Area of Responsibility.

UNAMID Police Commissioner Michael Fryer (South African) said the patrol also provided an opportunity to assess the public response in Darfur to a UN Police presence in the region, where more than 200,000 people have been killed and at least 2.2 million others displaced because of fighting between rebels, Government forces and allied militia since 2003.
Note: The figures of civil war victims are only estimation, there is no exact number and this is still disputable.

“We have a long way to go, but the officers are prepared to do their work and to make a difference”, Commissioner Fryer said, referring to the operations of UN Police in Darfur since the start of the year, when UNAMID took over from an earlier African Union peacekeeping force.

FPUs are comprised of police officers who have received specialized training in high-risk operations, and the Bangladeshi unit operating in Darfur is the only FPU contingent currently in the region out of the 19 such contingents recommended for UNAMID.

Note:
The Indonesian FPU, you are expected to perform your duty at that Mission area with a high caliber of specialized duty, to support peace and living in harmony with all UNAMID components and community.
Welcome and good luck!

KEADAAN DI DARFUR DILATIHKAN FPU INDONESIA

FPU INDONESIA

Kondisi di Darfur yang masih belum stabil sekarang ini, dapat menimbulkan bahaya bagi anggota FPU Indonesia, oleh sebab itu latihan adalah suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar…..

Dalam beberapa hari ini telah di skenariokan beberapa hal yang mungkin dihadapi di medan tugas nanti, seperti RIOT dan cara mengatasinya dengan PHH, Penyanderaan, Pengawalan VVIP, Kontak senjata dan cara mengatasinya, Pertolongan dan evakuasi bagi korban anggota FPU dan lain – lain.

Dalam latihan ini sudah ditampilkan dalam full form equipment, dengan tujuan didalam daerah tugas nanti masing – masing anggota sudah mahir menggunakannya, peralatan itu termasuk persenjataan, kendaraan dan perlengkapan lainnya. Dalam latihan ini sudah digunakan APC (Armored Personel Carrier) yang telah di cat putih sesuai warna PBB.

Pembebasan sandera

Dalam foto diatas diperlihatkan bagaimana FPU indonesia berlatih pembebasan sandera, menangkap tersangkanya dan mengamankan tersangka dengan APC untuk dibawa ke local police, untuk menjalani proses hukum, perlu diketahaui bahwa fungsi keplisian dalam tugas UNAMID adalah represif terbatas, yaitu hanya dalam upaya paksa menangkap tersangka dalam keadaan tertangkap tangan, atau sesuai perintah UNAMID Commisioner of Police…..

Evacuation

Dalam foto berikut diperlihatkan bagaimana evakuasi korban menggunakan helikopter, suatu hal yang mungkin dapat terjadi mengingat rawannya daerah penugasan dan letak rumah sakit yang jauh dari Indonesian Base, jadi penanganan korban hanya dalam tingkat awal karena fasilitas kesehatan FPU hanya hospital level I (treatment awal) sedangkan rumah sakit Level IV terletak di Khortum yang jaraknya ribuan km dari Indonesian Base.

VVIP protection

Diperagakan juga bagaimana VVIP escort yang mendapat serangan mendadak dan cara escapenya dan menyelamatkan VVIP sampai ke ‘safe place’.

Dan the last but not least dilatihkan bagaimana pasukan FPU menghadapi Demonstrasi masa dan mengatasinya menggunakan PHH…

LAST DAY OF AZAHARI….

 Dr. Azahari bin Husin (circa 1957 – November 9, 2005), a Malaysian national and Islamic terrorist, was believed to be the technical mastermind behind the 2002 Bali bombing and various other Jemaah Islamiyah (JI) terrorist attacks. As a result, he was nicknamed the “Demolition Man”. AZAHARI was killed in a police raid on his hideout in 2005.

On November 9, 2005, Indonesian police, acting on a tip-off, conducted a raid on one of his hideouts in Batu, near Malang in East Java with Detachment 88 operators sent to assist regular police officers. Three suspected jihadi terrorists barricaded themselves inside a house and they put up stiff resistance, throwing grenades and firing bullets at the police outside. This was followed by a series of explosions, one of which was a suicide blast. Police identified the intact corpse of Azahari, with a bullet wound in his chest. It seems Azahari was shot and killed by a police sniper, after which one of his disciples blew himself up to prevent him from being taken alive.

 

The Crime scene in Jl Flamboyan Batu Malang, Eastern Java, was being ‘police line’  to stop crowd entering.

Anti Terror detachment 88 were preparing to raid.

Thousand of mass want to see what was happen, is it too dangerous ?

INP authorities wanted to see the crime scene.

Who has the hand ? someone who blown his self….. hiiiii

This is believe a corpse of AZAHARI, but to make sure  police have to identified by taking a fingerprint from it.

Finger Print Identification from a victim in the crime scene, and it’s match with AZAHARI

A house wich totally destroyed, wich believe as a save house for AZAHARI during his last days….

Selamat datang UNAMID

UNAMIDUNAMID2

Pada awal pergantian tahun 2007 nanti (1 Januari 2008)…. akan terbentuk UNAMID (United Nations African Mission In Darfur) yang akan mengembalikan harkat hidup masyarakat Sudan khususnya Darfur dari sejarah tragis dan kelam… yang selama ini terjadi…..

Pada tanggal 31 juli 2007 Dewan Keamanan PBB bersepakat untuk menjalankan resolusi nomer 1769 yang berisikan pembentukan UNAMID yang bekerja berdasarkan chapter VII (peace making mission = menciptakan perdamaian = menggunakan kekuatan/memaksa perdamaian) dalam jangka waktu 12 bulan.

Tugas UNAMID seperti tertuang dalam mandat adalah : Melindungi masyarakat sipil dan tugas lainnya seperti memberikan perlindungan kepada bantuan kemanusiaan, memonitor perjanjian perdamaian antara pihak yang bertikai, membantu berjalannya proses politik lokal dan memberikan kontribusi kepada HAM dan tegaknya Hukum, juga memonitor dan melaporkan situasi di sepanjang perbatasan dengan Chad dan Central Afrika. Missi UNAMID akan berkantor pusat di El Fasher dan akan mempunyai 3 region yaitu El Fasher, El Geneina dan Nyala, dan akan ada 55 lokasi kantor UNAMID di Darfur.

Sekjen PBB dalam pernyataannya dalam sidang dewan keamanan PBB mengatakan, pembentukan UNAMID adalah “ Mengirimkan sinyal yang kuat dan jelas dari komitmen PBB untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Darfur, dan menutup episode tragis dalam sejarah kelam Sudan..” Ia juga mengatakan keputusan itu “bersejarah dan tidak pernah diperhitungkan sebelumnya“ tetapi ia mengingatkan juga bahwa “Hanya melalui proses politik para pihak yang bertikai kita akan mendapatkan solusi yang terbaik dari konflik ini

Pengerahan kekuatan UNAMID dengan bekerjasama dengan AMIS akan berjumlah 20000 tentara dan lebih dari 6000 polisi dan juga komponen sipil. Dalam kekuatan penuh UNAMID akan menjadi missi terbesar dan juga merupakan missi hybrid pertama dalam sejarah missi perdamaian PBB.

Sekjen PBB mendorong komunitas internasional untuk menyediakan dana dan SDM untuk ditempatkan ke UNAMID Darfur, ia juga merekomendasikan negara anggota PBB menyediakan bantuan dana kepada UNAMID lewat pembiayaan PBB.

PIMPINAN UNAMID

Rodolphe Adada dari Republik Congo telah ditunjuk oleh oleh Join Special Representative (JSR) Uni Afrika dan PBB untuk memimpin UNAMID. Ia akan melaporkan tugasnya kepada dua pihak : Pimpinan Uni Afrika dan Sekjen PBB, ia akan dibantu oleh wakilnya Henry Anyidoho dari Ghana. Perintah dari dari JSR akan dikeluarkan melalui Komisaris keamanan dan perdamaian Uni Afrika dan Sekjen PBB bagian operasi misi perdamaian (UNDPKO).Pelaksanaan tugas harian pasukan UNAMID akan diatur secara bersama.

Jendral Martin Luther Agwai dari Nigeria telah ditunjuk sebagai komandan pasukan (militer) UNAMID oleh Uni afrika dengan berkonsultasi dengan PBB dan akan melaporkan kepada JSR.

Demikian halnya juga untuk Kepala Kepolisian (Police Commisioner) UNAMID telah ditunjuk Michael Fryer dari Afrika Selatan dan Wakilnya telah ditunjuk Elizabeth Muwanga dari Uganda. Di pundak mereka masih banyak tugas yang menunggu antara lain :

Transfer Police Observer AMIS ke UNAMID… Pada saat ini terdapat 1400 PO pada AMIS untuk dapat diterima pada UNAMID mereka harus menjalani test ulang, apabila lulus mereka akan “berganti baju” menjadi PO UNAMID, plus ditambah lagi PO yang berasal bukan dari Uni Afrika (Indonesia juga sudah siap mengirimkan 4 orang PO di UNAMID dipimpin oleh Kombes Pol Charles Ngili Karo Ops Polda Gorontalo).

Mempersiapkan FPU (Formed Police Unit)…. sesuai mandat UNAMID mempersiapkan 19 (sembilan belas) FPU yang akan bertugas, dan yang akan dalam waktu dekat ini berangkat adalah FPU Nepal (Akan berangkat pada Januari akhir) dan sudah 8 (delapan) negara yang telah berkomitmen untuk mengirimkan FPU nya ke UNAMID yaitu: Burkina Faso, Kamerun, Mesir, Indonesia, Mali, Nigeria, Pakistan dan Senegal.

Sekali lagi … welcome UNAMID jalankan Missi mu untuk menciptakan perdamaian ABADI di Dunia……

My duties in Police Subregional of Tebo

Recently I posted as a vice chief of Tebo subregional Police, Tebo is the western of Jambi Province. as a new subregional (previously Bungo-Tebo and separated 3 years ago) the infrastructure of this area hasn’t perfect yet, most road still dusty, only surrounding town has a good road.
Population of Tebo are 300.000, and the main income is farming (rubber and palm) and logging. Most of Tebo area is a forrestry, in the north part of Tebo in “Bukit Tigapuluh” national park, we can still see a large group of wild elephants live there, and also live there uncivilized tribal called “Kubu” or “Suku anak dalam”, they live nomadic and has an animism beliefs.
Polres (Police subregional) Tebo have 10 Police Stations (the most far is Tujuh Koto Police Station, from Tebo are 90 Km to the north), and 344 police officers who services in those police station also as a staff in Tebo HQ. The most criminal cases we have (eventough rarely) are : theft, burglaries, and illegal logging. Crime statistic justified that Tebo is a save area, not more than 30 cases per year, this because the raise price of rubber and CPO base of palm tree, made people has achieved more income a lot more of standard living cost, if we notice the theory of crime that crime occurred mostly in “unhappy” community, not either in Tebo.
For me accommodation is good, houses for officers build just next to Tebo Police HQ, for VC is ready 200 m sqr house. but most of the time i live by myself, my kids and wife still live in Jambi. Yeah this is a problem…… The education in Tebo isn’t good enough, so I decided to keep my kids have school in Jambi, so i met them occasionally only during the week end, but not only me have this such kind of situation, most officers’ families live in Jambi, even our boss (head of polres or Kapolres) his family also live in Jambi.