Kita Getol Memberantas Judi, Tapi Perjudian Depan Pintu Rumah Kita ?

Pada tanggal 20 Januari kemarin telah dibukalah resort dan kasino terbesar, termegah dan termodern di Asia, terletak di Sentosa Island Singapura…. hal ini menjadi hal yang luar biasa bagi Singapura, mengapa ? karena resort perjudian ini juga ternyata dibuat dengan mengamandemen UU Singapura yang mengharamkan perjudian semenjak negara ini berdiri pada tahun 1965, dengan adanya Kasino ini diharapkan akan membantu Ekonomi Singapura yang beberapa tahun ini agak “seret” …. dan yang luar biasa juga adalah komplek kasino ini dibangun dengan biaya yang sangat fantastis yaitu USD 4 Milyar (hhmmmm saya sih berpikir walaupun besar, tapi kan BEP nya cepat kan ??? he he..)  oleh group perjudianyang selama ini beroperasi di Genting…. eitsss jangan salah resort perjudian ini bukan hanya di Sentosa saja, masih akan dibangun lagi satu kasino lagi di seberangnya Marina Bay oleh group pemilik kasino Sands yang terkenal dari Las Vegas…

Casino Sentosa
Casino Sentosa

Coba anda bayangkan, beberapa tahun yang lalu banyak orang Singapura datang ke Batam untuk bermain judi (karena perjudian di Singapura dilarang….)  mereka berduyun duyun datang ke Casino spot di Batam seperti Hotel Mandarin dan Planet Holywood… yang pastinya memberikan kesejahteraan yang luar biasa bagi warga Batam…. sampai ada instruksi menghentikan semua perjudian tanpa pandang bulu di Batam (baca: diseluruh Indonesia) …. Judi tutup…. No Singaporean …. dan lihatlah apa yang terjadi di Batam sekarang …. sepiiiii….seperti kota mati…

Pemerintah Singapura rupanya pintar…. daripada uang mereka mengalir ke luar negeri (…penduduknya kalau mau main judi pasti ke Genting Malaysia atau Batam..) mereka mengamandemen UU mereka dan memperbolehkan Judi di Negara Mereka, dan dibangunlah Infrastruktur Casino di Pulau sentosa ….. biayanya ? oooh jangan kuatir… tidak ada modal pemerintah .. semua swasta, dan dengan adanya casino diharapkan “mendongkrak” ekonomi mereka yang lagi “seret” dengan pembangunan kasino ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 40.000 orang dan diharapkan dalam 1 bulan operasi bisa menghasilkan USD 1 Milyar !!! hahaha … Pasti sebagian disumbang oleh penjudi dari Indonesia….artinya Indonesia turut membantu ekonomi Singapura kan ?….

Taukah anda apa dampak bagi Indonesia ? tebak sendiri lah … betapa gampangnya orang masuk ke Singapura… dari Batam tinggal naik ferry cepat 30 Menit, tidak perlu Visa dapat berkunjung 3 Minggu…, dan tidak ada aturan orang Indonesia untuk bermain Judi di Negara orang kan ? Ok , ada aturan untuk mencegah orang membawa uang ke luar negeri ? ngga ada tuh.. saya pernah ke Singapura dari Batam … aman 2x saja tidak ada pernah ada pemeriksaan cash money, mereka sangat welcome dengan orang Indonesia…( Sumber devisa mereka.. hehe..) … cuma satu yang sangat terlarang masuk Singapura: Rokok Indonesia .. haha..

Sebenarnya banyak ngga “penjudi” dari Indonesia ?… weleh boss… banyak sekali … sebut saja tempat yang pernah saya datangi : Casino Genting di Malaysia,  atau bahkan di Casino Crown Melbourne, banyak sekali saya dengar  logat Indonesia diantara para penjudi… seperti percakapan : “Horeee Gue menang nih ….”… dan saya mendengar penjudi Indonesia terkenal royal dan mempunyai uang “unlimited”, mereka banyak yang mendapat VIP membership di Casino tersebut… kalau kalah Rp 1 M atau 2 M sudah sering saya dengar…

Kesimpulannya, di tempat yang jauh aja Penjudi Indonesia datang… apalagi cuma Singapura ? yang aksesnya benar – benar gampang dan murah ….? daripada was- was bakalan ketangkap main judi di Indonesia, lebih baik dengan bebas datang ke Singapura…( naik pesawat dari Jkt hanya 500 rb, atau naik fery dari batam hanya 300 rb….)

Maukah uang kita hasil jerih payah, tetesan keringat bahkan darah buruh Indonesia .. dihabiskan para boss 2x nya berjudi di Luar negeri ? (baca: Singapura) ? Sedangkan pemerintah Indonesia sangat getol memberantas judi … (sama aja menyuruh orang Indonesia main judi diluar negeri kan ?) …Maukah kita melihat negara kita makin miskin sementara orang Singapura makin kaya dengan uang kita ???? silahkan jawab sendiri…

Posted from My Windows Live Writer

Capture

Semenjak memakai OS Windows 7, dan sarana Windows Live makin banyak kemudahan yang didapatkan, dengan Windows Live saya bisa memasukkan semua account email saya, juga sekalian ke semua jejaring  sosial yang saya punya Facebook dan Twitter … dan yang lebih bagus lagi saya bisa update blog, dan hebat lagi dengan Sky Drive ada ruang penyimpanan data dari live.com hingga 25 GB ! wow keyeen  .. jadi kita ngga usah cape lagi buka browser untuk kesemua fasilitas itu,  semua sudah tersedia dengan “one click”,  hmmm mungkin saya agak ketinggalan ya ? tapi dengan “temuan” ini saya jadi sangat terbantu…

Happy Browsing & Blogging !

Nareen, My Nepalese Policeman Friend…

Insp. Nareen
Insp. Nareen

Pernahkah anda membayangkan jikalau anda  menjadi polisi hendak menangkap buronan dan karena suatu peristiwa buronan itu menjadi boss anda ? Inilah yang terjadi di negara Nepal, tempat kawan saya Nareen tinggal dan menjadi seorang polisi  … kami berkenalan pada saat sama – sama sebagai “team aju” kontingen FPU Indonesia dan Nepal PBB di Darfur Sudan, dalam penantian yang tidak ada henti karena lamanya proses pergerakan barang kontingen dari Port Sudan hingga El Fasher yang menempuh jarak ribuan Kilometer melintasi gurun Pasir….. dan kami sama – sama ditempatkan di Pusat Logistik PBB di Al Obeid, daerah pertengahan antara Port Sudan dan El Fasher, berbulan bulan kami tinggal di dalam akomodasi yang berbentuk kontainer..  dari pagi setelah breakfast di Dining Room kami ngobrol sambil menunggu lunch, kemudian ngobrol lagi sambil menunggu Supper… begitu tiap hari … bosen ngga ? Tapi menarik banyak cerita menarik yang saya dapat darinya…. tentang keindahan negaranya Nepal yang berada di kaki Everest, tentang budaya masyarakatnya yang ramah, dan yang paling sering cerita tentang kedongkolannya terhadap Rezim baru yang memerintah di negerinya, yaitu rezim Komunis Maois yang menggulingkan Raja Nepal… yang secara otomatis mengacaukan semua tatanan birokrasi yang telah ada selama ratusan tahun…

Pada awalnya negara ini menganut sistem Monarki dan mendapat pemberontakan dari Partai Komunis Nepal (Maoist) yaitu partai yang menganut paham komunis ala ketua Mao Ze Dong, kelompok Maois ini diketuai oleh Pushpa Kamal Dahal … pemberontakan ini memacu “civil war” yang berlangsung 10 tahun dari tahun 1996 hingga 2006 yang menelan korban 12.800 orang tewas… dan perang sipil ini berakhir dengan perjanjian damai pada 21 November 2006 dengan bantuan United Nation Mission In Nepal, perjanjian damai ini memberikan jalan kepada Partai Komunis Nepal (Maoist) untuk memerintah negara ini dan menganulir sistem Monarki yang diperintah oleh Raja Terakhir Gynanendra, menyerahkan kekuasaan dan kemudian menjadi Republik Rakyat Nepal…. (…Hmmmm jadi inget kaisar PuYi raja terakhir Cina dalam film “Last Emperor” … pantesan aja kelompok ini memuja – muja Ketua Mao..)

Nareen adalah lulusan Akedemi Kepolisian Nepal pada zaman Monarki,  dia sendiri lulusan tahun 2003 dan langsung mendapat pangkat Inspektur (letnan), pada masa kelulusannya memang tengah hebat – hebatnya “Civil War” sehingga ia langsung ditempatkan sebagai danton pada pasukan kepolisian khusus (semacam brimob) yang memerangi pemberontakan Maoist di utara Nepal… banyak keberhasilan yang ia dapatkan hingga beberapa kali dapat menangkap pimpinan pemberontak lokal… Setelah beberapa saat dalam pasukan ia dipromosikan di Mabes Polisi Nepal di bagian Interpol, tugasnya ialah mengirimkan DPO dan “Red Notice” para pemberontak Moist ke pusat Interpol di Lyon…..

Pada tahun 2006 Raja Gyanandra menyerah dan turun tahta menyerahkan pemerintahan kepada pemberontakan Maoist, inilah awal dari problem besar, walaupun Maoist tidak membubarkan kepolisian, tapi jabatan – jabatan penting di Kepolisian diganti oleh orang – orang Maoist, bayangkan bagaimana bisa segerombolan pemberontak yang tidak tahu apa – apa tentang polisi namun tahu cara bergeriliya di hutan menjadi Kapolri mereka ? …. namun itulah yang terjadi … mereka tidak bisa berbuat apa – apa, How come your ex #1 enemy become your boss ? merekapun sekarang sekarang merasa was – was takut kalau perbuatan mereka dahulu (pada saat memburu pemberontak) ketahuan dan disingkirkan dari Kepolisian…. :mrgreen:

Nah itulah curhat si Nareen selama di Al Obeid yang selalu berulang ulang ia sampaikan, hmmmm saya jadi membayangkan …. andaikan PKI pada tahun 1965 menang di Indonesia …. pasti yang dialami para anggota Polri sama dengan yang dialami Nareen sekarang 😛 …….. Thanks GOD it wasn’t Happen….

Baikuni and Ryan, Persamaan dan Perbedaan

Terungkap lagi pelaku “serial murder” yang korbannya disinyalir hingga 12 nyawa yaitu Baikuni alias babeh… wah,… imbang imbang deh dengan Ryan sang jagal dari jombang…. kok bisa ya ada monster yang berwujud manusia ? begitu hausnya dengan darah…. ? Sebagai seorang yang bertugas di penyidikan, saya sudah banyak sekali menemukan “kekejaman” seperti ini… namun saya menemukan suatu pola yang kurang lebih sama dari monster – monster yang haus darah ini, walaupun ada juga perbedaannya… semua data saya dapat dari media maupun hasil “nguping” rekan 2x penyidik yang menangani kedua kasus itu, inilah persamaan dan perbedaannya :

Monster 1 dan 2
Monster 1 dan 2

1. Orientasi Sex :
Persamaan : Mereka sama – sama Homoseksual …
Perbedaan : Babeh dalam kehidupan Homoseksualnya adalah sebagai “laki” atau bahasa di kalangannya sebagai “Top” dan dia mempunyai kecenderungan Phedophil, sedangkan Ryan di kehidupan homoseksualnya lebih banyak sebagai perempuan atau “Bot” (Bottom) dan tidak ada kecenderungan Phedophil.

2. Trauma Masa Kecil :
Persamaan : mereka mempunyai trauma masa kecil yang mengakibatkan mereka “membenci” wanita, menjadi homoseksual dan mempunyai “sifat pemarah” yang mengakibatkan mereka menjadi pembunuh berdarah dingin…
Perbedaan : Baikuni a.k.a babeh mempunyai trauma pada masa kecil ketika ia diperkosa seorang lelaki pada saat ia berusia 10 tahun, kebencian inilah yang menyebabkan ia menjadi homoseksual dan persis melakukan apa yang pernah didapatkannya (memperkosa anak kecil), Ryan mempunyai trauma masa kecil pada saat melihat ibunya selingkuh di depan matanya pada saat bapaknya tidak dirumah, hal inilah yang menyebabkan ia membenci wanita dan menjadi homoseksual, pada beberapa kesempatan ia pertah berkata : “ibuku adalah seorang yang paling kusayangi sekaligus paling kubenci”…

3. Motivasi Membunuh :
Persamaan : Mereka baik Baikuni maupun Ryan mempunyai motivasi yang sama yaitu tidak ingin ketahuan perbuatannya, terungkap juga dari keduanya mereka setelah membunuh pertama, kedua dan seterusnya… mereka makin lama makin menikmati saat – saat korban merenggang nyawanya…
Perbedaan : Baikuni membunuh lebih untuk menunjukkan “superior” artinya ia sebagai yang kuat menindas yang lemah, para korban  yang melawannya dibunuhnya, mungkin akibat trauma masa kecilnya sangat membekas didirinya… Ryan membunuh lebih banyak dimotivasi karena niat kepemilikan akan harta benda korban, walaupun ada juga karena tersinggung karena korban menghinanya…

Inilah sedikit kesimpulan dari dua monster itu….. ngeri kan ?

Dari saya ada tambahan persamaan dari mereka : ” Mereka sama – sama akan mati dalam eksekusi  didepan regu tembak …”

Indonesia Sebagai Watchdog Dalam Prespektif Keamanan Australia ?

Apa sih maksud tulisan saya ?  Logikanya sederhana saja…. Andaikan kita tinggal di suatu lingkungan, tentunya kita tidak ingin pencuri masuk ke rumah kita, lebih baik kita mencegahnya sewaktu masuk ke halaman kita, namun lebih baik lagi apabila mencegahnya di rumah tetangga, sebelum sejengkalpun melangkah ke pekarangan kita… menggunakan “watchdog” dari tetangga… Demikian juga negara Australia, mereka pasti berhitung tentang “ancaman nyata” yang bakal mengganggu keamanan dalam negeri mereka, dan ancaman itu berasal dari utara: Asia… seperti juga Indonesia….

Watchdog
Watchdog

Untuk mencapai hal tersebut pemerintah Australia tentunya beng rupaya “menyeret” Indonesia dalam suatu kerjasama yang “menguntungkan kedua belah pihak”, banyak bantuan berupa dana, perlengkapan dan bantuan teknis lainnya digelontorkan kepada pihak keamanan (juga polisi) Indonesia, seperti membiayai peralatan, pendidikan, dan bantuan teknis lainnya terhadap pihak keamanan Indonesia, contoh lainnya adalah mulusnya perjanjian Extradisi antar dua negara…Bandingkan dengan Singapura yang sampai sekarang belum kan ? …

Saya mencatat ada 3 (tiga) hal yang menjadi “concern” pemerintah Australia sebagai faktor pengganggu keamanan dalam negeri yang “patut’ dicegah (di Indonesia) sebelum masuk sejengkalpun dari teritorial mereka.

  1. Terorisme: Hal ini tidak perlu dijelaskan lagi, warga negara Australia pernah menjadi korban yang paling banyak dalam bom bali tahun 2002, yang terjadi di pintu gerbang mereka, Indonesia… Dengan hal ini mereka akan berupaya sekeras mungkin mencegah terorisme masuk ke Australia, dan kalau perlu bibitnya sudah dihancurkan di Indonesia…saya yakin sekali banyak agen rahasia Australia bekerja di Indonesia untuk melihat “potencial thread” dari terorime Internasional yang berupa “bantuan uang”, “personil” maupun senjata atau bom yang berupaya masuk ke Australia dari Indonesia. Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya The Australian Anti-Terrorism Act 2005 sebagai dasar legal bagi pencegahan terorisme.
  2. Narkoba: Patut diakui Indonesia adalah perlintasan narkoba menuju ke Australia, makanya aparat keamanan Australia sangat berkepentingan untuk mencegahnya selama masih di Indonesia….. kalau hal ini sih sudah sangat terbukti contoh Kasus Bali Nine, yaitu 9 terdakwa kejahatan Narkoba asal Australia yang tertangkap ketika hendak menyelundupkan 8 Kg Heroin ke Australia dan mereka diadili di Bali Indonesia, hal itu tidak terlepas dari kerjasama kepolisian Indonesia dan Australia…. namun hal ini mendapat kritikan sangat keras dari masyarakat Australia, karena ternyata beberapa dari terdakwa mendapat hukuman mati hal  ini bertentangan dengan konstitusi mereka yang melarang hukuman mati atau menyerahkan tersangka ke negara lain yang memungkinkan warga negara Australia dihukum mati…. pusing ngga ?
  3. Asyluym Seeker/Imigran Gelap: Negara Australia saat ini menjadi destinasi favorit bagi Asylum Seeker (pencari suaka) dan Imigran Gelap untuk mencari penghidupan yang lebih baik….  dan sialnya Indonesia menjadi “sasaran antara” para pencari suaka dan imigran gelap untuk memasuki Australia, kebanyakan mereka berasal dari negara yang sedang bergejolak seperti Irak, Iran, Afganistan, hingga suku Rohingga di Bangladesh….mereka biasanya menggunakan perahu untuk menembus pantai Australia dari wilayah terdekat Australia seperti NTB dan NTT….. Warga negara australia kurang berkenan apabila negara mereka “dibanjiri” oleh imigran gelap dan pencari suaka… hal ini juga didukung oleh Parlemen dan Pemerintah Australia, atas dasar itu mereka memberikan bantuan dana yang besar untuk operasi penangkapan pencari Suaka dan imigran gelap kepada pihak imigrasi, kepolisian dan pihak  lainnya di Indonesia untuk sedapat mungkin mencegah mereka masuk ke Australia.

Nah sekarang pertanyaannya menyangkut kedaulatan dalam negeri kita,  apakah mau kita seperti ini ?  Wajarkah ? …. kembali saya lemparkan kepada para pembaca… 😛

MARKUS

Setelah Petrus sekarang giliran si Markus, hehe … memang istilah Makelar Kasus atau bahasa kerennya : “Mafia Peradilan” makin membahana setelah terungkapnya Anggodo melakukan pembicaraan di telepon terhadap beberapa petinggi di kejaksaan dalam upaya “mengatur” penyidikan terhadap pak Bibit dan Chandra…

Dalam tulisan ini saya akan mengungkapkan sedikit  yang saya tahu tentang  Markus, inilah beberapa Faktanya :

  1. Markus “bermain” di semua lini Criminal Justice System dari Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan hingga Lembaga Pemasyarakatan.
  2. Namun demikian tidak banyak yang bisa menguasai semua lini,  jadi ada yang khusus “bermain” di Kepolisian, ada yang ahli di Kejaksaan, dan ada yang spesialis di Pengadilan demikian seterusnya, jadi bila ada satu perkara yang akan “dinaikkan” para markus ini saling berkomunikasi.
  3. Perkenalan dengan para pejabat di CJS tidak ujuk – ujuk terjadi, biasanya mereka para markus “menanam budi” semenjak mereka masih menjadi pegawai rendahan, sehingga pada saat mereka “menjabat” mereka jadi merasa “berhutang Budi”, dan anehnya mereka para markus bisa “memprediksi” seseorang ini akan menjadi berpengaruh atau tidak semenjak awal karirnya.
  4. Kebanyakan Markus adalah “tokoh” yang dipercaya pada lingkungan atau komunitasnya, dan biasanya ia dimintai tolong oleh anggota komunitasnya apabila bermasalah. Namun banyak juga yang golongan oportunis yaitu memanfaatkan hubungan dekat dengan pejabat (bisa hubungan kekeluargaan atau teman dekat) namun golongan oportunis ini tidak bisa bertahan lama karena begitu sang pejabat pensiun, maka pensiun jugalah dia 🙂
  5. Cara kerja Markus biasanya ia meminta sejumlah uang untuk melancarkan urusannya dan memberinya kepada pejabat yang berwenang, nahh inilah letak kerawanannya…. tidak ada fungsi kontrol apakah dana ini sampai atau tidak kepada pejabat tersebut (ingat Ari Mulyadi ? hehe… ) makanya Markus ini pendapatannya buanyak sekali, bayangkan berapa sih habisnya hanya untuk mentraktir main golf, atau mengumpankan wanita ? haha …. memang ada juga sih dalam bentuk cash money tapi sampai zaman kuda gigit besi tidak akan ada kwitasnsi dari pejabat ybs, jadi siapa yang tau berapa jumlah uang yang diberikan ?
  6. Apa yang bisa diurus dalam proses penegakan hukum ? banyak…. dari mendeponir kasus (tentunya unlawful), meringankan hukuman, mengesampingkan perkara/hukuman, membebaskan tersangka/terdakwa/terpidana dari hukuman penjara, bahkan mengatur hasil keputusan hakim baik dalam perkara perdata maupun pidana,  semua berlaku dari segala lini CJS…. well, gawat kan ?

Demikian sedikiiiiiit yang saya tahu dari Makelar Kasus atau dalam istilah kerennya “Mafia Peradilan” … masih banyak lagi siiih .. tapi saya yakin segini saja sudah membuat orang puyeng 😛

Satgas mafia peradilan beserta KPK
Satgas mafia peradilan beserta KPK

Dengan itu saya pribadi mendukung penuh terbentuknya Satgas anti yang terdiri dari Kuntoro Mangkusubroto (ketua), Mas Ahmad Santosa, Denny Indrayana, Darmono, Yunus Husein, dan Herman Effendi, semoga satgas ini bisa bekerja dengan baik untuk membasmi semua bentuk mafia peradilan dan Markus Markusnya dari Sistem Hukum Indonesia… Selamat Bekerja Pak ….