Psychopath Jess

Kita bersama masih menantikan hasil penyidikan dan pengadilan kematian Wayan Mirna akibat kopi yang mengandung Cyanide di Cafe Olivier pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016, begitu besar perhatian masyarakat akan kasus ini dan menurut saya ini akibat masyarakat menjadi terlalu berandai – andai siapa yang menaruh racun itu ke dalam Vietnam Coffee Ice milik Mirna , sedangkan saat itu hanya  ada 3 orang itu yaitu  Jessica, Hanny dan Korban Mirna.

jess2

Berdasarkan berita di media tentang rekaman CCTV  tayangan di talkshow Indonesian Lawyer Club (ILC) di T V one malah semakin banyak orang mempercayai bahwa pelaku pembunuhan itu Jessica, sejalan dengan penyidikan polisi dan bahkan telah menahan tersangka Jessica.

Saya tidak akan membahas penyidikan kepolisian karena itu merupakan kewenangan mereka, dan biarlah Polisi dibantu Jaksa akan membuktikan di depan pengadilan siapa yang menjadi tersangka dalam perkara ini.

Saya hanya akan melihat perilaku tersangka Jess  (ini panggilan saya saja) yang begitu PD nya menyangkal semua perbuatannya dalam berbagai tayangan di media, bicaranya mantap tanpa ragu, tanpa rasa bersalah. Bagaimana bisa ?  Apa benar Jess tidak bersalah ?

saya jadi teringat satu tulisan saya beberapa tahun yang lalu mengenai perilaku Psychopath dari pelaku “mass murdered”  Ryan Jombang dan Iptu Gribaldi Handayani  (pernah saya tangani sendiri kasusnya), mereka adalah orang yang sangat pintar menyembunyikan kesalahannya sehingga kita bisa bertanya sendiri, benarkah dia pelakunya ?

Saya membaca beberapa literatur yang dapat menjelaskan gejala Psychopath dan saya menemukan tulisan berjudul  “Lucifer’s Daughter” – Introducing The Female Psychopath, tulisan ini sangat mengejutkan karena kurang lebih bisa menjelaskan apa yang terjadi antara Myrna dan Jess, sebagai berikut :

Karakter wanita Psychopath

Wanita psychopath sangat perhitungan, mereka cenderung ke arah tindakan tidak bermoral berdasarkan amoralitas pemikiran yang tidak konvensional. Mereka sangat oportunistik dan tidak mempunyai empati terhadap orang lain, mereka menggunakan simulasi perasaan untuk tujuan menipu.  Persepsi mereka tentang orang lain adalah:  “Apa yang orang ini perbuat untuk saya, jika tidak ada, apa yang bisa mereka lakukan untuk saya dan bagaimana saya bisa memanipulasi mereka untuk dapat menyediakan sesuatu untuk saya?”

Wanita psychopath memiliki kepribadian yang diselimuti oleh kemarahan abadi tipis tersembunyi dan hampir tidak terlihat. Dia seperti reaktor nuklir kecil, lucu dangkal namun secara psikis rapuh. Wanita tersebut memiliki kecenderungan untuk menonjolkan penampilan lugu untuk menyampaikan perasaan tidak bersalah, ini adalah antitesis dari ungkapan  “Jangan menilai buku dari sampulnya”, karena penilaian ini akan sangat berbeda.

Wanita psychopath mempunyai kehebatan psikologis yang luar biasa untuk memanfaatkan kekuatan korban, ia juga mengumpulkan sekutu yang akan menempatkan diri mereka di jalan yang tidak baik. Seperti rekan-rekan narsisnya, untuk lebih baik atau lebih buruk ia unggul dalam menciptakan sebuah kultus kepribadian.

Wanita psychopath berpendapat tidak ada kesucian dalam kehidupan manusia, karena ketidakmampuannya untuk menjalankan kewajaran moral sehingga ia suka merendahkan martabat orang. Ia memperlakukan orang-orang seperti barang konsumtif (sekaleng minuman, satu pak permen karet) dan sekali tidak menjalankan fungsi, mereka dibuang jika ia menemukan target  baru, siklus akan berulang. Jika dia tidak mau, dia pergi.

Wanita psychopath yang lemah kecil tidak perlu mengangkat berat atau jari, karena jika disertai dengan kecantikan fisik, dia memiliki semua kekuatan yang diperlukan untuk memerintah orang-orang di sekelilingnya. Mereka adalah predator sosial ketika dalam posisi kekuasaan, satu-satunya tujuan mereka untuk mempengaruhi orang.

Wanita psychopath memiliki pluralitas psikologis, mereka memutuskan untuk bergaul dengan siapa. Mereka tertarik kepada orang-orang yang berkepribadian ekstrem bukan rata-rata seperti umumnya.  Misalnya mereka   menyukai orang yang lemah dan naif. Mereka suka membuat instrumen lain dari kehendak mereka, dan kognitif yang lemah merupakan target mudah mereka.   Dengan demikian, bagi mereka semakin tinggi kesulitan menjerat korban, semakin mereka merasa tertantang.

Wanita psychopath  pada awalnya dilihat korban sebagai kepribadian yang menarik, setelah kepercayaan terbangun, ia merubah taktik, beralih ke pemaksaan dan agresi.  Ia akan melakukan kekerasan emosional dengan kritikan kasarnya menyalahkan target,  Dia akan melanjutkan kampanye sistematis ini dengan  tekanan mental (tarik ulur, ancaman terselubung dan tuduhan liar) tujuannya agar emosi target menjadi mudah untuk diatur. Dia tidak peduli apakah dia mengendalikan seseorang melalui rasa takut atau cinta, keduanya hanya berarti untuk tujuan yang sama. Setelah seseorang jatuh ke jaring, dia menjadi sangat possesif.  Perintah yang dikeluarkan dibawah ancaman akan membuat korban kehilangan realitas, pada saat korban menentang, dia akan meningkat serangan nya dan membuat korban semakin terjerat.

Metode Interpersonal  Wanita Psychopath 

Pertama, dia akan mencoba untuk mengisolasi Anda dari rekan-rekan Anda dan keluarga. Dia mungkin melakukan hal ini dengan menuduh Anda dari sesuatu yang sangat buruk (abuse fisik) untuk mendapat simpati dari sahabat anda. Setelah Anda terasing dari dukungan emosional, dia akan menargetkan Anda dengan lebih fokus, menyebarkan informasi yang kacau, dengan siklus berulang dari cemoohan dan pengampunan; ini akan terus berlanjut sampai Anda ditanamkan menjadi percaya penggambaran palsu atas kejadian tersebut.

Psychopath dengan kecerdasan yang lebih tinggi memasukkan unsur-unsur kebenaran dalam rekayasa mereka untuk membuat mereka masuk akal. Setelah Anda merasa cukup bersalah untuk mengambil tanggung jawab untuk hal-hal fiksi, ia akan memanfaatkan tanggung jawab Anda merasa untuk menegaskan kembali kontrol. Dia akan menarik Anda kembali,  karena dia harus melatih cengkeramannya pada kendali Anda kecuali pada saat marah, Ia akan menghukum anda untuk usaha Anda di melarikan diri.  Wanita psychopath rentan terhadap pengabaian karena mereka sangat egois. Berbanding terbalik, dia mungkin tidak memiliki keraguan dengan meninggalkan Anda, tapi harus pada kemauannya sendiri,  jika tidak, sebagai produk dari ego, dia akan terus-menerus terobsesi untuk menuntaskan dendamnya.

Wanita psychopath adalah makhluk “schadenfreude”, itu adalah kata istilah dari Bahasa Jerman  diterjemahkan sebagai “menikmati kesakitan.”  Atau lebih tepatnya berarti “untuk memperoleh sukacita atas rasa sakit orang lain.”  Wanita psychopath  memiliki bakat untuk menemukan seseorang atau sesuatu yang menggambarkan kelemahan Anda. Ketika menemukannya, ia akan menyesatkan, menambah atau mengurangi dan memaparkannya dalam upaya untuk meningkatkan serangan terhadap Anda.

Pada dasarnya wanita psychopath mempunyai taktik halus. Mereka memahami pentingnya memonopoli pertemanan dan target harus dikucilkan. Bakat alamnya adalah sifatnya untuk mengalahkan dan menaklukkan korban.  Sejalan dengan kecenderungan sadisnya, Ia bergembira melihat teman – teman  Anda mengasingkan Anda, baik itu langsung atau bertahap.  Seberapa besar taktik yang digunakan untuk memastikan pengucilan Anda tergantung pada konteks dan tujuannya. Hal ini dapat dilakukan pada tahap ringan seperti mengurangi popularitas Anda, atau yang lebih berat seperti perang psikologis.

Jika Anda lemah, wanita psychopath akan mengekspos penuh kekuatannya dan melakukan pendekatan yang lebih keras. Namun jika Anda kuat, dia akan hanya mendalangi dan tidak menjajah, ketika berhubungan dengan korban yang kuat, wanita psychopath memilih untuk menonjolkan pesona daripada paksaan. Ia sadar, konflik langsung kurang mengarah ke hasil yang diinginkan.  Untuk disukai mereka mengubah diri menjadi hormon penarik, membanjiri mereka dengan perasaan positif untuk membentuk ketergantungan secara mental. Sepintas mungkin terdengar tidak berbahaya, tetapi tujuannya membahayakan secara permanen. Para wanita psychopath ingin target yang kuat, agar ia tergila – gila pada dirinya.

Jess dan Myrna

Mirna dan Jess memang sudah lama berteman, keduanya dulu sama-sama kuliah di Billy Blue College Australia. Beberapa foto yang memperlihatkan keakraban keduanya saat di Australia kini beredar diberbagai sosial media. Mereka mengambil jurusan yang hampir sama, Jessica di Multimedia sementara Mirna jurusan Grafis.

Keluarga Jess, hijrah ke Australia pada tahun 2005 dan menetap disana. Ayahnya bahkan membeli sebuah rumah Sydney. Saat keluarganya pindah tahun 2005, Jessica tetap di Indonesia, sebab dia masih menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Jubilee School. Menurut ayahnya, Jessica anak pendiam yang manja. Semasa SMA, dia lebih suka bermain komputer dan menggambar.  Selanjutnya Jess menetap selama 7 tahun di Australia, sampai 2015. Namun, usai lulus kuliah Jess kesulitan mendapat pekerjaan tetap di Australia, sehingga Jess memutuskan untuk pulang ke Indonesia, dia pun menghubungi teman lamanya itu. Saat itu, Jess baru sepekan berada di Indonesia.

Keterangan ini tidak benar,  Jess tidak susah mendapat pekerjaan di Australia, karena ternyata Jess sudah bekerja di Australia, menurut saya ia datang ke Indonesia khusus untuk menemui Mirna

Jess mengungkapkan, dia dan Mirna tidak pernah sampai tinggal bersama. “Ketemunya paling di kampus, ngomongin tugas saat makan siang bareng,” ujarnya. Namun, Jess mengaku pengalaman yang paling berkesan dengan Mirna di Australia adalah ketika mereka pergi cari tempat ngopi bersama. “Kita suka cari cafe yang enak, jauh-jauh untuk ngopi doang,” katanya. “Sekarang dengan kejadian ini berhubungan kopi membuat saya sedih,” tambahnya. Di mata Jess Mirna adalah sosok yang baik dan seorang yang hebat. “Bagi saya dia sangat berharga banget. Mirna orangnya sangat hebat,” katanya.  Adan keterangan tambahan dari Darmawan ayah Mirna pada  saat ILC TVone menyebutkan ia pernah melihat percakapan Whats Up (WA)  Mirna dan Jess yang berbunyi: ‘Mir mau dong gue dicium sama loe, udah lama nggak’,”

Keterangan Jess ini meragukan, karena ada beberapa keterangan yang mengatakan mereka sangat dekat,  tidak bisa dikonfirmasi apakah mereka terlibat hubungan sejenis, tapi melihat keterangan dari ayah Mirna, bisa saja mereka memang demikian,  pergi berdua adalah cara Jess untuk mengisolasi  Mirna dari keluarga dan rekan-rekannya .

Keterangan ayah Mirna dalam ILC Tvone, meyebutkan bahwa Jess memang lost contact dengan Mirna 2 tahun terakhir, dan ia kembali ke Jakarta seminggu sebelum kematian Mirna, Ia mencari kontak Mirna melalui sahabatnya Hani dan ia atas suruhan Jess mengatur pertemuan mereka di Grand Indonesia Mall tepatnya di Cafe Olivier.

Jess meninggalkan Mirna sesuai teori diatas “sekali tidak menjalankan fungsi, mereka dibuang, jika dia menemukan target baru, siklus akan berulang. Jika dia tidak mau, dia pergi”

Jessica pun dalam berbagai kesempatan mengeluarkan banyak komentar mengenai kasus tersebut, bahkan hingga live di salah satu TV swasta. Ia dengan sangat percaya diri membantah keterlibatannya dalam meninggalnya Mirna.  Akan tetapi,  sejumlah pernyataan Jessica berbeda dengan keterangan saksi maupun polisi.

Jess adalah seorang psychopath dengan kecerdasan yang tinggi, ia memasukkan unsur-unsur kebenaran dalam rekayasa mereka untuk membuat mereka masuk akal.  Jess melakukan kampanye kebenaran di media, bahkan kalau melihat sekilas tampak kebohongannya  seperti realita.

Ada Keterangan Menarik lagi dari Darmawan ayah Mirna, Ia sempat memperhatikan sosok Jessica yang turut berada di rumah sakit. Dalam beberapa kilas, menurut Darmawan Salihin, dirinya melihat ada yang aneh pada diri Jess. Keanehan itu, lanjut Darmawan, Jess terlihat tenang. Bahkan di saat rekan-rekan Mirna menangis, Jess terkesan diam. Semua teman-teman Mirna kan datang ke rumah sakit, semua menangisi cuma Jess saja yang tidak menangis, bahkan ia mendatangi Darmawan dan berkata: “Mirna cantik ya om”

Apa yang dilakukan Jess sesuai dengan terori diatas yaitu mereka tidak mempunyai empati terhadap orang lain, karena tidak ada moral dan kesucian dalam diri mereka.

Ayah Mirna Darmawan keterangannya di ILC Tvone juga menyebutkan bahwa “Mirna adalah boneka mainan dari Jess”

Seorang Psychopath memperlakukan orang-orang seperti barang konsumtif (sekaleng minuman, satu pak permen karet), mereka akan melakukan tekanan mental (tarik ulur, ancaman terselubung dan tuduhan liar) tujuannya agar emosi target menjadi mudah untuk diatur.  Dia tidak peduli apakah dia mengendalikan seseorang melalui rasa takut atau cinta, keduanya hanya berarti untuk tujuan yang sama. Setelah seseorang jatuh ke jaring, dia menjadi sangat possesif.  

Darmawan juga berkata: ” Kalau Mirna tidak menikah ia tidak akan meninggal dunia“.

Inilah inti pokok permasalahannya, Jess menganggap Mirna sebagai propertinya, ia mengendalikan penuh kehidupan Mirna, sampai suatu saat ia “menghilang” dari kehidupan Mirna, sebabnya sudah dijelaskan diatas,  ia “membuang” Mirna karena ada target baru, namun ketika ia kembali ia menemukan Mirna sudah menikah, kondisi ini tidak bisa diterima Jess,  Ia akan menghukum untuk usaha Mirna untuk melarikan diri, dan ia sangat terobsesi untuk menuntaskan dendamnya, dan datanglah Jess khusus ke Indonesia untuk bertemu Mirna di Cafe Olivier sehingga peristiwa pembunuhan itu terjadi.

Benarkah tulisan ini ? saya hanya menduga, kita juga harus menghormati azas Praduga tak bersalah , biarlah pengadilan yang memutuskan bersalah atau tidaknya Jess. Kita nantikan bersama…..

Cerita seru seputar ilmu Forensik (4): Hilangnya Istri Sang Raja Sosis

Adolph Louis Luetgert
Adolph Louis Luetgert, (from Wikipedia)

Dalam tulisan ini saya akan kembali menceritakan bagaimana kisah – kisah seru dari dunia forensik, kali ini saya menceritakan tentang Adolph Louis Luetgert (27 Desember 1845-7 Juli 1899) adalah seorang Jerman-Amerika yang dikenal sebagai “Raja Sosis”. Pada tahun 1897 ia dituduh membunuh istrinya Louise Luetgert dengan melarutkan tubuhnya dengan zat asam di sebuah tungku di pabrik sosisnya. Yang istimewa dari peristiwa ini adalah bagaimana cara membuktikan Luetgert sebagai tersangkanya, padahal tidak ada saksi yang melihat langsung pembunuhan ini dan tidak ada bekas tubuh korban (hancur karena zat asam). Inilah pertama kali diperkenalkan dalam sidang pengadilan saksi ahli Forensik Antropologi yang dapat meyakinkan Juri bahwa Adolph Luetgert adalah pelakunya.

Adolph Louis Luetgert adalah seorang imigran dari Jerman yang datang ke AS untuk mencari kehidupan yang lebih baik, ia bekerja serabutan dan akhirnya mendapat modal untuk mendirikan usaha, ia mencoba membuat sosis Jerman yang disebut “Frankfurter” pada test pasar ia menyadari bahwa warga Chicago menyukai sosis jenis ini, maka berkembanglah usaha ini hingga ia membuka sebuah pabrik sosis pada tahun 1879.

Adolph menikahi istri pertamanya, Roepke Caroline, pada tahun 1870 dan ia meninggal pada tanggal 17 November 1877. Kemudian dua bulan setelah kematian Caroline pada tanggal 18 Januari 1878 ia menikah lagi dengan Louise Bicknese. Luetgert memiliki enam anak, dua dengan Caroline dan empat dengan Louise. Hanya tiga dari anak-anaknya selamat melewati usia dua tahun.

Penyidikan atas hilangnya Louise Luetgert.

Louise Luetgert
Louise Luetgert (From Wikipedia)

Pada tanggal 1 Mei 1897 Louise menghilang dari rumah, Luetgert mengatakan kepada anak-anaknya bahwa ibu mereka telah pergi untuk mengunjungi kakaknya pada malam sebelumnya namun tidak pernah kembali. Setelah beberapa hari, saudara Louise, Diedrich Bicknese melaporkan kehilangannya ke kantor polisi. Luegert kemudian mengklaim kepada polisi bahwa istrinya telah lari dengan pria lain. Selama investigasi mereka, polisi mendapat informasi bahwa pasangan itu memiliki sejarah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan pasangan tersebut terlihat sering bertengkar. Menurut sebuah sumber, Luetgert mengalami kesulitan keuangan, sehingga ia mulai berhubungan dengan seorang janda kaya. Ia berencana untuk menikahinya untuk menutupi kesulitan ekonomi, tentunya setelah ia menyingkirkan istrinya.

Polisi melanjutkan penyelidikan mereka dan menemukan pada saat Louise menghilang pada malam tanggal 1 Mei 1897, sekira pukul 10.30 ia terlihat memasuki pabrik dengan suaminya. Seorang penjaga dari pabrik sosis mengkonfirmasi cerita itu, dan mengatakan bahwa Mr Luetgert memperbolehkan ia pulang untuk beristirahat. Polisi juga mendapat penemuan mengejutkan, mereka menemukan tagihan yang menyatakan Luetgert membeli arsenik dan potas sehari sebelum pembunuhan itu.  Karena semua bukti terakumulasi dan tersambung, penyidik mendapat keyakinan bahwa Luetgert telah membunuh istrinya dengan cara direbus dalam zat asam dan kemudian dibuang di sebuah tungku pabrik. Penyidik Polisi kemudian melakukan pencarian di tungku tempat membuat sosis yang untuk bisa mendapatkan sisa tubuh manusia.  Di sana mereka menemukan dua cincin Louisa termasuk salah satunya yang berinisial “LL” terukir di atasnya.   Polisi juga menemukan fragmen tulang yang kemudian diidentifikasi oleh antropolog forensik adalah tulang metatarsal, falang jari kaki, tulang rusuk dan kepala perempuan.   Berdasarkan penemuan alat bukti ini, Luetgert kemudian ditangkap dan diadili, walaupun masih mengklaim dirinya tidak bersalah.

Sidang Pengadilan

Sidang pembunuhan dengan terdakwa Adolph Luetgert dimulai pada akhir Agustus tahun 1897 dan mengambil tempat di Pengadilan County Cook.  Dengan Hakim Richard Tuthill,  Luetgert dibela oleh oleh William Vincent dan jaksa penuntutnya adalah Charles Deneen (Ia kemudian menjadi Gubernur Illinois dan Senator AS untuk Illinois).

Jaksa  menggunakan tulang dan cincin yang ditemukan di salah satu tungku di pabrik sosis Luetgert sebagai bukti utama.  Cincin itu tertulis dengan inisial LL, yang sangat dimungkinkan singkatan dari Louise Luetgert. Pembela berargumen Louise Luetgert telah meninggalkan rumahnya pada tanggal 1 Mei 1897 dan juga mengklaim kesaksian banyak orang bahwa mereka telah melihat dia Louise terlihat dimana – mana.  Selama persidangan, terlihat bahwa Luetgert tampaknya tidak peduli dan terlalu percaya diri bahwa ia tidak bersalah.  Sehingga pada akhir sidang para Juri tidak bisa mencapai keputusan bulat, sehingga kasus itu di sidang ulang.

Sidang kedua Luetgert dimulai pada Januari 1898 di gedung pengadilan yang sama.  Jaksa kemudian menghadirkan saksi seorang antropolog Field Museum di Chicago Columbus bernama George Amos Dorsey, Karena pengetahuannya yang luas tentang tulang manusia dan hewan,  ia dapat dengan meyakinkan membuktikan bahwa tulang ditemukan adalah tulang manusia.  Akirnya pada kali ini juri menghasilkan sebuah keputusan dengan suara bulat, bahwa Luetgert bersalah.  Luetgert dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Luetgert meninggal di penjara setahun sesudahnya pada tanggal 7 Juli 1899 dalam keadaan sakit jiwa.

Kasus ini adalah salah satu persidangan pertama diliput secara luas oleh media. Koran Chicago memberitakan peristiwa ini setiap hari, mereka bahkan menguping pembahasan yang dilakukan oleh juri untuk diberitakan.  Kasus ini pada saat itu disebut kasus selebriti  karena gencarnya pemberitaan tentang persidangan kasus pembunuhan ini.

Hal yang paling penting juga adalah untuk pertama kalinya penyidik menggunakan ahli forensik untuk pembuktian suatu kejahatan, semenjak saat itu berkembanglah ilmu forensik sebagai alat bantu polisi untuk membantu memecahkan kejahatan.

Cerita Seru Seputar Ilmu Forensik (2) : Waktu Kematian

*Kita masuk ke seri kedua tulisan saya mengenai cerita seru seputar Ilmu Forensik, kali ini saya mengupas tentang cara mengungkap waktu kematian.*

Mayat di TKP
Mayat di TKP

Waktu kematian menurut saya inilah hal yang krusial dalam penyidikan kasus pembunuhan, coba anda bayangkan apabila anda seorang polisi dan datang ke TKP pembunuhan, menemukan sesosok mayat yang pertama anda harus tentukan adalah : Kira – kira kapan korban ini meninggal ? Dari waktu kematian kita bisa merangkai lagi cerita (dengan timeline) Bagaimana sang korban menjelang saat – saat kematiannya, tentunya dengan mencari saksi sebanyak mungkin yang melihat, mendengar peristiwa yang berkaitan dengan korban atau orang yang dekat dengan korban pada saat – saat itu. Di bawah ini ada beberapa metode untuk mengetahui waktu kematian korban :

Suhu Tubuh
Cara yang paling umum bagi seorang Ahli Forensik ketika datang ke TKP adalah mengukur suhu tubuh mayat korban, patut diketahui hal yang dapat diukur pada awal kematian adalah suhu tubuh (mayat) korban mulai menurun, Suhu tubuh manusia normal adalah 36 derajat C, suhu tubuh menurun 1 derajat per jam, namun sangat dipengaruhi oleh besar badan korban, tebal pakaian korban, dan udara disekitar korban. Dalam 12 jam kedepan suhu tubuh mayat sudah berkurang setengahnya. Namun apabila korban tenggelam di air suhu tubuh akan turun lebih cepat.

Mayat Jim Jones, pemimpin sekte yg melakukan bunuh diri masal meminum racun cyanida
Mayat Jim Jones, pemimpin sekte yg melakukan bunuh diri masal meminum racun cyanida

Kaku Mayat
Kaku Mayat disebut juga Rigor Mortis dalam bahasa latinnya, hal ini terjadi karena efek kimia dalam tubuh dari asam menuju basa, biasanya sekira 2 jam setelah waktu kematian. Otot manusia yang lemas menjadi keras dan kenyal, proses kekakuan ini dimulai dari kelopak mata kemudian otot muka dan rahang, kemudian kebagian tangan dan terakhir kaki. Rigor Mortis merupakan proses yang berkelanjutan dan setelah 12 jam mayat berubah menjadi kaku seperti balok kayu. Mayat akan tetap dalam kondisi ini selama 12 sampai 48 jam sampai kimia tubuh berubah kembali menjadi asam dan tubuh kembali menjadi lemas. Kejang otot ternyata dapat juga terjadi pada kematian tiba – tiba, memang cirinya hampir sama dengan Rigor Mortis namun hanya bertahan beberapa jam. Sering terjadi pada saat kematian, korban memegang sesuatu, hal itu akan berlangsung beberapa jam. Apabila penyidik beruntung, pegangan erat korban terhadap tersangka pada saat menjelang kematian menyisakan rambut, kulit atau bahan pakaian tersangka, hal ini bisa dikembangkan di laboratorium forensik untuk mencari TSK nya.

TKP penemuan Mayat korban Ryan Jombang
TKP penemuan Mayat korban dari TSK Ryan Jombang

Lebam Mayat
Lebam mayat atau bahasa latinnya disebut Livor Mortis, terjadi ketika jantung berhenti berdetak dan darah berhenti bersirkulasi, sel darah merah turun ke bawah pada bagian tubuh yang bersentuhan dengan tanah karena kekuatan gravitasi. Hal inilah yang menyebabkan lebam pada mayat sekira 2 jam setelah kematian, ini disebabkan karena tubuh tidak bergerak, terjadinya warna pada kulit karena sel darah merah pecah dan terpisah dan masuk ke dalam serat otot. lain halnya dengan kasus keracunan, korban yang mati karena gas karbon monoksida akan terlihat merah terang pada bagian bawah tubuh, sedangkan kalau teracuni cyanida akan terlihat warna pink.

Menentukan Waktu Kematian yang sudah lama terjadi
Pada kasus mayat yang ditemukan setelah beberapa waktu, kerusakan yang terjadi pada mayat akan menjadi indikator lamanya peristiwa kematian telah terjadi. Pada umumnya bakteri bekerja merusak darah menghasilkan noda berwarna hijau setelah 2 hari, setelah 2 hari noda hijau itu menyebar ke tangan, kaki, leher dan tubuh mulai membengkak dan setelah seminggu kulit sudah mulai melepuh. Pada cuaca panas atau tropis banyaknya serangga menentukan waktu rusaknya mayat, lalat hitam dan lalat hijau biasanya menaruh telur mereka pada daging yang masih segar, dan telur menetas antara 8 hingga 14 jam kemudian tergantung suhu disekitarnya. Belatung berkembang dalam 3 tahap, selalu berganti kulit hingga berkembang sempurna menjadi lalat setelah 10 sampai 12 hari. Setelah itu lalat meninggalkan mayat itu untuk melanjutkan perkembangbiakan  ditempat lain. Lalat mempunyai siklus yang selalu sama sehingga para ahli Forensik bisa menduga waktu kematian walaupun mayat baru ditemukan setelah beberapa hari.

Ok, demikian cerita bagaimana seorang ahli forensik menentukan waktu kematian, jadi…. kalau anda tiba – tiba melihat mayat, tentunya sekarang sudah bisa mengira berapa lama waktu kematian kan ? 😛

Cerita Seru Seputar Ilmu Forensik (1) : Kasus Jack The Ripper, Sebuah Pembelajaran

*Halo.. pembaca blogku, bagi yang senang nonton tv kabel pasti banyak yang suka film seri televisi yang berbasis “Forensic Science” seperti CSI dan NCIS, kadang kita terkagum – kagum dengan ilmu forensik yang demikian canggih sehingga bisa mengungkap kejahatan, ditayangkan dalam film bagaimana dengan sejumput barang bukti dengan berbagai macam media dan bentuk dan dengan ilmu pengetahuan barang bukti itu bisa “berbicara”, namun tahukah bahwa ilmu forensik mengalami proses yang sangat panjang dalam penemuannya, dalam beberapa tulisan ke depan saya akan bercerita tentang kisah 2x seru ilmu forensik, selamat menikmati*

Pada tahun 1880 an di East London merupakan daerah yang menakutkan dan berbahaya, hal ini disebabkan kemiskinan yang menyebabkan banyak penduduk hidup dalam lingkungan sosial yang tidak sehat, pelaku kriminal dari berbagai jenis dari perampok, pencopet, pencuri dan pelacur berkeliaran di jalanan dan kekerasan sepertinya merupakan makanan sehari – hari.

Mayat Mary pada saat ditemukan di tempat tidur
Mayat Mary pada saat ditemukan di tempat tidur

Pada suatu pagi di November 1888 , tahun dimana juga pernah ditemukan 2 pembunuhan terhadap perempuan di area ini, seorang pemilik kontrakan datang menagih uang sewa ke kontrakannya yang dihuni oleh seorang pelacur bernama Mary Jane Kelly, ia mengetuk pintu dan tidak ada jawaban, lalu ia mengintip melalui jendela yang rusak dan terkejutlah ia melihat sesosok mayat yang terpotong dan lantai ruangan nya basah oleh darah. Pada saat polisi datang, mereka menemukan tubuh perempuan itu telah dirusak, kedua buah buah-dadanya telah terpotong, organ hati dari mayat itu terletak diantara kaki korban, dan satu tangan yang terpotong diletakkan di perut. Pada tempat perapian ditemukan abu pakaian korban yang sengaja dibakar.

Saksi mengatakan pernah melihat seorang laki – laki dengan kumis dan menggunakan topi bola, dua saksi lain mendengar teriakan dalam kamar sekira jam 4 pagi, dan saksi dari tetangga mendengar langkah kaki meninggalkan kamar Mary dua jam setelah jam 4 pagi.

Korban lain dari "Jack The Ripper"
Korban lain dari "Jack The Ripper"

Pembunuhan yang mengerikan ini adalah seri terakhir pembunuhan kejam dari seorang pelaku yang mendapat julukan umum “Jack the Ripper” (ripper = orang yang membawa pisau), pembunuhan brutal sebelumnya terjadi pada seputaran tahun 1880, semua korban adalah perempuan dan terpotong tenggorokannya, namun pola potongan terhadap korban yang khas menunjukkan perbuatan ini pelakunya Jack the Ripper.

Berdasarkan banyak keterangan saksi dan alat bukti Forensik sederhana pada zaman itu, tidak ada seorang pun menjadi terdakwa dalam kasus Jack the Ripper walaupun banyak sekali alat bukti yang didapatkan di sekitar TKP. Hampir seabad setelah peristiwa ini teori tentang pembunuhan dan identitas daripada tersangka yang dicurigai tetap diterbitkan oleh banyak penulis, peneliti dan polisi. Pada saat itu memang ada tersangka yang diamankan berkaitan dengan pembunuhan ini, tapi tidak ada seorang pun yang terbukti secara syah berkaitan dengan pembunuhan ini.

Kasus Jack the Ripper menggambarkan bagaimana terbatasnya alat bukti potensial yang bisa didapat  ilmu Forensik zaman itu,  pada abad ke 20 bukti forensik menjadi solusi dari banyak kasus pembunuhan,  diakui akibat peristiwa Jack the Ripper yang terkenal dan tidak terungkap itu ilmu forensik mendapat lompatan besar dalam perkembangannya.

Forensik merupakan senjata bagi semua penyidik untuk mengungkap kejahatan, caranya ada 2 yaitu : Mencari pelakunya dan sebagai alat bukti dalam sidang pengadilan untuk mengungkap keterlibatan pelaku dalam TKP, dalam beberapa kasus bahkan bisa juga bekerja keduanya dengan menggunakan metode sidik jari, balistik , perbandingan DNA , analisis jejak elemen, ahli forensik modern bisa mengungkap fakta, membeberkan peristiwa secara detail dan memberi kemungkinan serta teori tentang suatu peristiwa, hal ini pasti tidak pernah ter-pikirkan oleh generasi penyidik zamannya Jack the Ripper.

Diakui juga, walaupun bagaimana hebatnya temuan alat bukti dari ilmu forensik, alat bukti itu baru bisa “berbicara” apabila seorang target tersangka didapat, nah mendapatkan tersangka sangat tergantung dari kerja penyidik polisi.

Ilmu Forensik bukan ilmu yang sempurna dalam penerapan nya,  alat bukti yang terbatas dan tidak lengkap mengakibatkan banyaknya interpretasi, kadang – kadang terdapat opini yang berbeda terhadap alat bukti yang didapat dengan fakta yang didapat. Pada kasus lain penanganan  yang salah terhadap barang bukti di lapangan mengakibatkan ilmu forensik tidak dapat diterapkan.

Ilmu Forensik bisa sangat berguna, tetapi barang bukti harus ditangani secara teliti dan cermat, kalau tidak ditangani dengan baik alat bukti ini tidak dapat “berbicara”, semua digunakan untuk mengungkap pelaku kejahatan dan membebaskan yang tidak bersalah.

CERITA PERAMPOK SUMATRA (BAGIAN V )

Analisa kejadian perampokan Bank CIMB Medan, sangat akurat, teroganisir dan bersenjata berat …. Siapakah mereka ?

Pada hari selasa tanggal 18 Agustus 2010 Jam 12 siang terjadilah peristiwa perampokan bersenjata di Bank CIMB Cabang Aksara Medan, perampokan ini menurut saya tercatat adalah perampokan paling menghebohkan sepanjang sejarah perampokan di Indonesia…. tidak ada perampokan seberani ini selama ini sepanjang ingatan saya sebagai polisi, mereka menggunakan senjata lengkap otomatis, sangat terorganisir karena pelaku yang berjumlah 16 (enam belas) orang menggunakan motor, dan tidak segan melukai dan membunuh setiap orang yang menghalangi aksi mereka. Tercatat aksi ini menewaskan seorang anggota Polri Briptu Imanuel Simanjuntak dan Melukai 2 Orang Satpam.

Dibawah ini beberapa catatan/analisa saya :

1. Menurut catatan pribadi saya dan beberapa seri tulisan saya (Cerita Perampok Sumatra I sd IV) sebelumnya, saya berkesimpulan kelompok ini berbeda dengan kelompok perampok sumatra sebelumnya yaitu kelompok perampok Andi dan Robin, kelompok perampok ini memang melakukan perampokan tetapi tidak mengambil resiko dengan merampok bank langsung, mereka melakukan aksi terhadap para nasabah setelah pulang mengambil uang dari bank di jalan…. kalaupun ada yang masuk ke dalam bank mereka lebih dikatakan sebagai kelompok “brangkas” yang menjebol brangkas bank, yang lebih merupakan pencurian pemberatan yang dilakukan pada malam hari dengan melumpuhkan satpam yang bertugas malam hari, intinya kelompok – kelompok ini selalu menghindari konfrontasi dengan petugas keamanan….

2. Hasil yang di dapat dari perampokan uang sejumlah 400 juta rupiah , menurut saya adalah terlalu kecil untuk sebuah aksi yang spektakuler ini, bayangkan dengan kelompok perampok Andi atau Robin yang pernah merampok uang milyaran rupiah dari nasabah yang baru mengambil uang dari bank, dan merampoknya di tengah jalan. Dari hal ini saya berkesimpulan kelompok ini pada tidak menggunakan survey yang mendalam terhadap sasaran, berbeda dengan kelompok perampok Andi dan Robin yang selalu menggunakan “tukang gambar” yang kebanyakan adalah “orang dalam“, lebih jauh lagi kelompok ini bukan merupakan kelompok perampok profesional yang biasa melakukan perampokan, alasan saya: Kelompok perampok profesional sangat berhitung resiko dengan hasil yang didapat, bagi kelompok perampok profesional mereka tentunya tidak akan mengambil resiko demikian besar untuk merampok di dalam bank dan siang hari pula….

perhatikan cara memegang senjata, ini adalah cara org terlatih ..
perhatikan cara memegang senjata, ini adalah cara orang terlatih ..

3. Saya mendapat fotoshot yang menarik menampilkan seorang di depan bank menjaga orang masuk dan memegang senjata AK – 47 lipat, saya langsung mendapat kesimpulan pasti, rombongan ini adalah orang yang terlatih secara militer, posisi jari telunjuk yang lurus di depan picu (lihat foto) adalah posisi awas dan standby personil yang terbiasa menggunakan senjata panjang otomatis, dan posisi ini adalah “is a must” dalam memegang senjata yang sudah terkokang, untuk menghindari letusan yang tidak disengaja. Jadi kesimpulan saya dari cara memegang senjata, kelompok ini adalah sekumpulan orang – orang yang sudah sangat terlatih ala militer atau perang.

4. Saya nampaknya agak setuju dengan pendapat Al Khaidar pengamat teroris seperti di lansir oleh Viva News bisa jadi pelaku dari perampokan ini addalah alumni dari pelatihan Militer di Jantho Aceh, Aksi perampokan itu mereka sebut sebagai fa’i atau harta rampasan perang. Melihat cara dan metode mereka melakukan aksi dan berbeda dengan kelompok Perampok Profesional, bisa jadi pendapat itu benar…

Mari kita nantikan bersama hasil penyelidikan Kepolisian dalam mengungkap kasus heboh ini… selamat bekerja om Polisi …. 🙂

CERITA PERAMPOK SUMATRA (BAGIAN IV)

TERTANGKAPNYA SANG LEGENDA

Robin keteika tertangkap di Jambi
Robin ketika tertangkap di Jambi

Seperti dalam tulisan saya sebelumnya : Cerita perampok Sumatra (Bagian III) THE NEXT GENERATION:  FASTER AND MORE CRUEL…. Perampok ini bernama Julianto alias Robin, ia adalah generasi baru perampok yang lebih mobil, bersenjata lengkap dan  sangat kejam,  karena daerah operasinya yang sangat luas Robin merupakan incaran polisi seluruh Sumatra dan Jawa dan Mabes Polri, yang paling mencengangkan dalam seluruh aksinya Robin telah menewaskan (sembilan) orang termasuk 6 (enam) anggota Polri. Dua korban terakhirnya adalah Brigadir Barita Simanjuntak anggota Poltabes Medan dan Briptu Endang Wahyudi anggota Polres Garut.Namun beberapa waktu yang lalu Robin akhirnya dapat tertangkap di di rumah kontrakannya sebuah ruko di Pasar Desa Keras Wetan, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

Robin merambah dunia hitam sejak 2005. Aksinya bermula di Sumatera Utara, Jambi, Jawa barat, dan beberapa tempat lain hingga di tempat kelahirannya di Ngawi, Jawa Timur. Dalam setiap aksinya kelompoknya pasti selalu menggunakan senjata api organik (bukan rakitan) dan tidak segan – segan membunuh setiap orang yang menghalanginya, dan celakanya yang sering jadi korban adalah polisi, karena secara psikologis dan tugas mereka yang paling siap menghadapi kelompok ini… dan sayangnya mereka adalah yang tewas menjadi korban.

Aksi spektakuler yang terjadi dari Robin adalah ketika ia berhasil lari dari Lembaga Pemasyarakatan Jambi menggunakan seutas tali beberapa tahun yang lalu, dan baru terbongkar setelah ia tertangkap kemarin, ternyata ia menyogok seorang petugas lapas dengan uang 300 juta, atas peristiwa ini Polisi Jambi sedang mengusut tersangka petugas lapas yang terindikasi penyuapan tersebut.

Keahlian menembak Robin ternyata karena ia pernah berdinas menjadi tentara di Aceh dan kemudian di pecat, senjata yang didapatnya dari penyelundupan senjata dari negara tetangga seperti Malaysia, ada juga didapat merupakan hasil curian dan rampasan anggota TNI/POLRI, …dalam melakukan aksinya rombongan Robin selalu berafiliasi dengan kelompok perampok lokal sebagai petunjuk jalan, Robin turun tangan sebagai “eksekutor” dalam aksinya.

Berikut ini beberapa dari banyak peristiwa perampokan yang dilakukan Robin Cs. :

Pada tahun 2005 ia melakukan perampokan di pabrik kelapa sawit di Sumatera Utara, dia merampas uang Rp 725 juta dan membunuh 3 orang, Termasuk seorang Polisi.

Pada tahun 2006 ia melakukan perampokan terhadap KUD sungai Bahar Jambi, yang mengakibatkan kerugian 1,4 M, ia tertangkap dan divonis 15 tahun dan hanya menjalani 2 Tahun setelah ia melarikan diri dari Lapas Jambi.

Pada tahun 2008 merampok dan membunuh Andry Anwar manager perkebunan PT Asiatic dan membawa kabur sebuah Mobil Mitsubisi Strada.

Pada tahun 2009 Robin cs melakukan perampokan pom bensin di Samarang, Garut, menewaskan seorang Polisi Briptu Endang Wahyudi anggota Polres Garut.

Petualangannya berakhir pada tanggal 21 April 2010 pukul 06.30 WIB itu bermula saat 2 intel Polres Ngawi menyamar sebagai pembeli dan memesan nasi ke warung milik Robin (selama pelarian Robin ia membuka warung nasi di ruko yang dikontraknya). Saat itu kebetulan Robin juga keluar ke meja pembeli. Saat kemunculan Robin, 2 polisi tersebut langsung menangkap dan sempat terjadi aksi kejar-kejaran saat Robin berusaha kabur. Rupanya Robin ditembak dan terkena kaki kanannya saat di belakang ruko yang berukuran 4 x 7 meter tersebut. Terungkaplah bahwa selama pelariannya ia mengganti nama menjadi Rahmad, demikianlah pengakuan dua orang pembantunya yang dipekerjakannya di warungnya.

Demikianlah Kisah sang legenda berakhir, namun kita tetap harus waspada karena kelihaiannya, jangan sampai ia bisa lolos kembali dari Lembaga Pemasyarakatan, dan yang paling penting dengan tertangkapnya sang legenda bukan berarti kejahatan telah hilang, masih banyak lagi ” the next generation after Robin”…. waspadalah …. waspadalah ….

TAMBAHAN

Robin tidak di bawa ke sidang pengadilan, ia tewas tertembak di tangan polisi sewaktu melarikan diri pada saat dibon dari tahanan Polres Garut oleh Reserse Mobil Mabes Bareskrim Mabes Polri untuk menunjukkan TKP lainnya …. STORY END

Tanya Rudy Giuliani, Bagaimana Cara Menurunkan Kejahatan ?

Rudi Giuliani, Mayor NY, 1 January 1994 – 31 December 2001
Rudi Giuliani, Mayor NY, 1 January 1994 – 31 December 2001

Jika ada manusia di dunia ini yang dianggap berhasil menurunkan crime rate di suatu daerah yang selama ini dianggap “surga” nya kejahatan yaitu New York  pasti semua bilang ….”Oh, itu karena jasa Mr. Giuliani, sekarang New York aman.. tidak seperti dulu …” , hal ini langsung saya dengar dari New Yorker sendiri, yaitu adik ipar saya yang telah tinggal 20 tahunan di NY dan menikah dengan seorang Italian-American.

Saya jadi penasaran dan mulai buka internet saya, bagaimana sih sepak terjang Mr. Giuliani yang menjadi legenda dan dikenang sebagai seseorang yang berhasil menurunkan angka kejahatan di New York ?

Mr. Rudi Guiliani adalah seorang Mayor (gubernur negara bagian) New York, selama 2 periode , dari tahun 1994 hingga 2001… sebenarnya kalau tidak ada aturan maksimal 2 kali terpilih, banyak New Yorker masih menginginkan beliau sebagai Mayor.

Ia terlahir pada tanggal 28 May 1944, di Brooklyn NY, ayahnya Harold Angelo Giuliani (1908–1981) dan ibunya Helen C. D’Avanzo (1909–2002) adalah berasal dari golongan buruh berpenghasilan rendah, keduanya adalah imigran dari Italy yang mencoba peruntungan hidup di Amerika Serikat. Ayahnya, Harold banyak berurusan dengan polisi karena seperti kebanyakan imigran Italia mereka banyak berhubungan dengan mafia (organized crime) yang mengelola perjudian dan peminjaman uang. Walaupun berasal dari keluarga yang banyak berurusan dengan aparat hukum, Rudi justru menyelesaikan kuliahnya dari New York University School of Law di Manhattan, dengan predikat Cum Laude dan mendapat gelar Juris Doctor . Ia memulai kariernya pada United States Department of Justice (Departemen Hukum Amerika Serikat) sebagai Jaksa, dan karier cemerlangnya dimulai ketika ia diangkat menjadi Jaksa Distrik kantor wilayah Selatan New York, ia dihadapkan pada kasus-kasus “high profile” seperti kasus menghebohkan yang terjadi di bursa efek Wall Steet yang melibatkan terdakwa Ivan Boesky dan Michael Milken dan ia juga banyak menangani penuntutan kasus-kasus Peredaran Narkoba, Kejahatan Terorganisir, dan banyak Kasus Korupsi, Ia juga ditunjuk sebagai ketua “Komisi Peradilan Mafia” yang telah sukses memenjarakan 11 tokoh – tokoh utama “organized crime”, termasuk yang paling terkenal adalah John Gotty dari “five families” bos Mafia dari New York.

Pada tahun 1993 ia mengikuti pilkada gubernur New York, dengan perahunya partai Republik (Ia memang seorang Republikan sejati) melawan calon Partai Demokrat George Marlin, dalam kampanyenya Rudi Giuliani menjanjikan apabila menang ia akan fokus pada Kepolisian kota NewYork untuk menghilangkan “street crime” dan gangguan keamanan untuk meningkatkan kualitas hidup warga New York… Tema kampanye yang sederhana itu ternyata menarik minat New Yorker yang bosan dengan keadaan kotanya yang sangat rawan dan berbahaya untuk ditinggali ….dan dampaknya Rudi Giuliani menang sebagai Mayor New York, dan kembali menang tidak terbendung pada pemilihan kedua pada tahun 1997.

Penegakan Hukum Ala Giuliani

Pada masa pertamanya sebagai Mayor, Giuliani bahu membahu dengan kepala kepolisian kota NewYork Bill Bratton utuk mengadopsi strategi pencegahan kejahatan yang agresif berdasarkan pendekatan “Broken Window” yang ditemukan oleh profesor political scientist Mr. James Q. Wilson. Caranya adalah membasmi segala “kejahatan kecil” yang selama ini dianggap remeh oleh polisi seperti: grafitti (mencoret tembok), pemeras jalanan (tukang kompas), pecandu narkoba, dan segala bentuk-bentuk premanisme…. dalam teorinya, taknik ini dipergunakan untuk “Menyampaikan Pesan” bahwa pemerintah dan kepolisian “serius” untuk mulai menertibkan kota. Ada satu prinsip dari teori ini yaitu “untuk menertibkan kejahatan besar harus dimulai dari menertibkan kejahatan kecil/street crime”, dengan tidak memberikan toleransi sama sekali pada kejahatan kecil, otomatis kejahatan besar tidak akan berkembang…. dan teori ini terbukti

Giuliani dan Bratton juga mengenalkan “pendekatan komparatif statistik Kejahatan” (istilah mereka CompStat) yang memetakan kejadian kriminal berdasarkan lokasi geografisnya, sehingga dapat dilihat secara jelas Pola kejahatan di suatu daerah, juga dapat diketahui daerah yang mempunyai klasifikasi “rawan” maupun “tidak rawan”, Nah hebatnya data ini digunakan sebagi indikator keberhasilan anggota Polisi dalam bertugas, ia dikatakan berhasil apabila wilayah yang menjadi tanggung jawabnya dari klasifikasi “rawan” menjadi “tidak rawan” dan dianggap tidak berhasil apabila data tersebut kebalikannya dari “tidak rawan” menjadi “rawan”. Walaupun CompStat pada awalnya banyak dikritik karena akhirnya banyak polisi yang memanipulasi data kejahatan diwilayahnya karena takut dikatakan “tidak bekerja” namun berkat pengawasan internal kepolisian yang ketat tidak ada lagi manipulasi data, bahkan ComStat mendapat penghargaan oleh Kennedy School of Government sebagai inovasi terbaik pemerintahan tahun 1996.

National, New York City, and other major city crime rates (1990–2002).
National, New York City, and other major city crime rates (1990–2002).

Pada masa pemerintahan Giuliani angka kejahatan di New York turun secara signifikan, bahkan Sosiologis dari University Of California Frank Zimring dalam bukunya “The Great American Crime Decline” mengatakan apa yang dilakukan oleh Giuliani sebagai “Kebijakan yang paling fokus dalam sejarah penegakan hukum” ia mengatakan pula kejahatan di New York turun hingga setengahnya atas kebijakan Giuliani itu, suatu pujian yang setinggi langit …..

Keberhasilan Penurunan Kejahatan ini menyebabkan kepala Polisi New York Bill Bratton “dipinang” oleh Mayor Los Angeles untuk menjadi Kepala Kepolisian LA, karena LA sebagai kota pesaing NY merasa “panas kuping” atas keberhasilan NY menurunkan kejahatan, dibanding dengan LA yang masih tetap tinggi …. wah ternyata dua kota ini bersaing yaa hahaha…

Sungguh suatu kisah yang membuat saya merinding, suatu kesuksesan seorang anak yang lahir dari keluarga Mafia, dan justru menjadi seorang anti-mafia, dan menjadi seorang yang selalu dikenang oleh Masyarakat New York….

Inti dari kisah ini kalau kita mau berusaha dan Serius, pasti Tuhan akan membuka jalan….. Salam Sukses !

Baikuni and Ryan, Persamaan dan Perbedaan

Terungkap lagi pelaku “serial murder” yang korbannya disinyalir hingga 12 nyawa yaitu Baikuni alias babeh… wah,… imbang imbang deh dengan Ryan sang jagal dari jombang…. kok bisa ya ada monster yang berwujud manusia ? begitu hausnya dengan darah…. ? Sebagai seorang yang bertugas di penyidikan, saya sudah banyak sekali menemukan “kekejaman” seperti ini… namun saya menemukan suatu pola yang kurang lebih sama dari monster – monster yang haus darah ini, walaupun ada juga perbedaannya… semua data saya dapat dari media maupun hasil “nguping” rekan 2x penyidik yang menangani kedua kasus itu, inilah persamaan dan perbedaannya :

Monster 1 dan 2
Monster 1 dan 2

1. Orientasi Sex :
Persamaan : Mereka sama – sama Homoseksual …
Perbedaan : Babeh dalam kehidupan Homoseksualnya adalah sebagai “laki” atau bahasa di kalangannya sebagai “Top” dan dia mempunyai kecenderungan Phedophil, sedangkan Ryan di kehidupan homoseksualnya lebih banyak sebagai perempuan atau “Bot” (Bottom) dan tidak ada kecenderungan Phedophil.

2. Trauma Masa Kecil :
Persamaan : mereka mempunyai trauma masa kecil yang mengakibatkan mereka “membenci” wanita, menjadi homoseksual dan mempunyai “sifat pemarah” yang mengakibatkan mereka menjadi pembunuh berdarah dingin…
Perbedaan : Baikuni a.k.a babeh mempunyai trauma pada masa kecil ketika ia diperkosa seorang lelaki pada saat ia berusia 10 tahun, kebencian inilah yang menyebabkan ia menjadi homoseksual dan persis melakukan apa yang pernah didapatkannya (memperkosa anak kecil), Ryan mempunyai trauma masa kecil pada saat melihat ibunya selingkuh di depan matanya pada saat bapaknya tidak dirumah, hal inilah yang menyebabkan ia membenci wanita dan menjadi homoseksual, pada beberapa kesempatan ia pertah berkata : “ibuku adalah seorang yang paling kusayangi sekaligus paling kubenci”…

3. Motivasi Membunuh :
Persamaan : Mereka baik Baikuni maupun Ryan mempunyai motivasi yang sama yaitu tidak ingin ketahuan perbuatannya, terungkap juga dari keduanya mereka setelah membunuh pertama, kedua dan seterusnya… mereka makin lama makin menikmati saat – saat korban merenggang nyawanya…
Perbedaan : Baikuni membunuh lebih untuk menunjukkan “superior” artinya ia sebagai yang kuat menindas yang lemah, para korban  yang melawannya dibunuhnya, mungkin akibat trauma masa kecilnya sangat membekas didirinya… Ryan membunuh lebih banyak dimotivasi karena niat kepemilikan akan harta benda korban, walaupun ada juga karena tersinggung karena korban menghinanya…

Inilah sedikit kesimpulan dari dua monster itu….. ngeri kan ?

Dari saya ada tambahan persamaan dari mereka : ” Mereka sama – sama akan mati dalam eksekusi  didepan regu tembak …”