HARI – HARI DI PORT SUDAN IV: METAFORMOSA

Sudah lebih sebulan kami di Sudan, rasanya sudah lebih mengenal budaya orang sini, belajar bahasa Arab, belajar makan makanan mereka, ini semua dalam kaitan SURVIVAL bagaimana kita bisa menyesuaikan diri sedekat mungkin dengan orang disini…. hmmmmh apa ya yang belum..? oooh belum lengkap rasanya kalau belum berpakaian seperti mereka….

sudanese

Mereka berpakaian memakai Gomis, yaitu kain putih saja yang dijahit sampai mata kaki… pembuat baju Gomis ini ada di sekitar pasar …. para penjahit ini menggelar seluruh peralatan menjahitnya di trotoar, dan memajang hasil jahitannya di tembok – tembok. Sampai pada satu saat kami berkesempatan untuk menjahitkannya… di sana harga sudah paket termasuk kain dan ongkos jahit………dan ikutilah kisahnya :

nawar

Om nawar donk…. berapa sih harga bikin gomis…? jangan mahal mahal yaaa…

ukur

Ok gampang mas… sini sini .. tak ukur dulu….. walah…. si mas bikin saya rugi ajah… kainnya butuh banyak niiiih…..

tukang jait

Ok ane kerjaiin dulu yah… besok ente dateng aja… dengan syarat … ngga boleh ngutang …..

metaformosis

Nah… jadi deh….. halah… tetep aja ngga sama kaya orang Sudan,,,,, tapi jangan kuatir kita paling tidak sudah ber “metaformosis” … tunggu beberapa bulan lagi… pasti ngga ada bedanya hahahaha…

jamuan

Inilah sang ‘metaformosis”…. menunggu makan malam karena kelaparan……. *enak juga pake gomis, dingin…. dan gendutnya ngga keliatan* ha ha ha…..

(CARTOON) SUDAN’S FOUNTAIN OF FORTUNE

Ketika surfing di internet dan membuka Al Jazeera English, saya menemukan cartoon animasi flash yang menyindir tentang konflik Sudan khususnya di Darfur, benarkah itu yang sebenarnya terjadi ? …….. memang konflik ini adalah konflik yang sering terjadi antara pemerintah pusat dengan daerah dalam hal pembagian keuntungan Sumber Daya Alam…

Pada awalnya Darfur adalah daerah miskin dan tidak diperhatikan pemerintah pusat, penduduknya meminta bantuan Internasional untuk sekedar bantuan makan buat anak anak mereka, sampai pada suatu saat ditemukan cadangan minyak yang sangat besar, dan ditemukan ketimpangan….. dan “isyu” dan permasalahan “HAM” kembali di “internasionalisasi” dengan mengundang PBB dan Negara – negara Super Power seperti Amerika Serikat….. tujuannya ? apa lagi kalau bukan untuk memerdekakan diri, agar aset besar ini bisa dinikmati sendiri….. nyam nyam…

Hal ini kalau kita jujur sudah terjadi di Indonesia…… dan mudah – mudahan tidak akan ada lagi sejengkal wilayah Indonesia yang lepas lagi, setelah pengalaman buruk Timor Timur…. jadi ? Pemerintah harus peka terhadap keinginan daerah, pemerataan pembangunan bagi seluruh warganya…. agar negara Indonesia tidak menjadi areal “Peace Keeping” baru dari PBB …. setelah UNTAET di Timor Leste…….. wuuuuiiiiihhh… no way..

Ini adalah cuplikannya, dan untuk melihat lengkapnya bisa dilihat disini

“Help” pertama, kelaparan…

Pencarian Sumber Daya Alam

Ditemukan cadangan minyak : “air mancur keberuntungan” (Fountain of Fortune)

Penyaluran Minyak ini melalui pipanisasi, yang hasilnya ? tidak dinikmati masyarakat setempat.

“Help” Kedua : “Internasionalisasi”

HARI – HARI DI PORT SUDAN III: WISATA KULINER

Kepala kambing ?

Sebenarnya ini termasuk wisata kuliner Ekstrim, tau ngga apa yang diatas ? Kepala Kambing …. wueeeks…. sebenarnya saya kalau ngga diajak Ahmad rekan saya itu agak ngeri – ngeri sedap, karena berpikir tingkat kolestrol dalam darah saya pasti akan meningkat tinggi sekali kalau makan daging kambing…… tapi karena jiwa “survival” saya yang tinggi .. 🙂 maka lanjuut mang, cuek ajaaaaa…

Penjual menyiapkan

Penjual kepala kambing ini banyak berjejer di sekitar terminal bus Port Sudan, mereka “memajang” kepala kambing tersebut, dan apabila ada orang yang memesan, mereka akan menggorengnya lagi dengan mencincangnya dan menambahkan bawang dan bumbu lainnya…. Kepala kambing itu terlebih dahulu di “pecahkan” dengan palu dan kemudian dipotong kecil – kecil dan membuang tulang kerasnya….. Baru kemudian dihidangkan dalam nampan besar dan ditambah roti untuk memakannya…… mmmmmh dari baunya sih Yummmy ……. pada saat dirasakan …. enak juga…. tapi jangan dibayangkan kepala kambingnya ha ha ha, karena menurut mereka yang paling gurih adalah bagian “mata” nya…… Mak nyuuuuss, kata mas Bondan…..

Makan2

Haduuh kenyang….. sampe lemas begini…., sesudahnya saya berkata: “Sukron Katsiron Sa’ yid, Halas……Kam ? Asroh Pound ?….. Tamam ! , terjemahannya : “Terimakasih mas, sudah nih …. berapa ? Sepuluh Pound ?…. ok bagusss……”

kekenyangan

OK, sekilan laporan pandangan mata kami dari Port sudan…. 😛

HARI – HARI DI PORT SUDAN II : BUS UMUM

( Pak supir numpang beken )

Bagi anggota TCC (Troops Contributing Country) yang pastinya tidak dapet MSA (Monthly Salary Allowance) dan belum ada induk pasukannya, kemampuan bertahan hidup di negara orang memang diperlukan…. kita harus sedapat mungkin bergaya hidup seperti orang lokal, naik kendaraan umum, belanja di pasar lokal,… tujuannya sih ngga lain dari : PENGHEMATAN uang Perjalanan Dinas (JALDIS) yang kami bawa dari Indonesia… 😛

( om .. om permisi numpang lewat, mau duduk…)

Pada awalnya kami di Port Sudan, kami ke kantor UN atau ke Pelabuhan naik tuk – tuk, jaraknya cukup jauh sekitar 10 pound Sudan ( 5 usd) … berat juga kalau harus setiap hari apalagi harus PP, ternyata ada yang lebih murah ! …..naik bus umum …. yang perorang hanya ditarik 50 cent… hahaha lumayaaaan….

Photobucket

( Mas…. tolong ongkosnya….. uang pas yaa…. halah ! bayar yah…??? di Indonesia Polisi ngga bayar … wakakakakak)

Bus umum ini kalau bisa dibayangkan seperti Metro Mini di Jakarta….. lengkap dengan kernetnya yang bertugas memanggil penumpang dan menarik ongkos dari penumpang….. Bus ini berhenti di stasiun bus pusat Port Sudan, yang berdekatan dengan penginapan kami….. mengenai ketertiban di jalan saya salut juga… bus ini tidak ngebut berebut penumpang…. dan tidak ada penumpang yang berdiri berdesakan…. mereka lebih memilih bus selanjutnya…. saluuut…

Photobucket

( Stasiun Bus Utama ….. tariiiiiiiiik maaang……)

HARI – HARI DI PORT SUDAN

Cek nomer dan segel Container

Untuk beberapa waktu terakhir hari – hari kami hanya berkutat pelabuhan dan hotel dan Gudang UN MOVCON, tugas kita team kecil ini (3 org) adalah : Mengecek barang – barang milik kontingen Indonesia yang turun di pelabuhan, mengeceknya, dan membuat hasil pengecekan tersebut dan diketahui oleh pihak UN, dan bukan hanya itu ternyata…. kami harus mendampingi peralatan ini sampai ke Darfur yang berjarak 2700 km dari sini, dan memakan waktu di jalan sampai sebulan lamanya…..

Mobil FPU Indonesia

Memang konsep TCC (Troop Contribution Country) pada awalnya diberlakukan unit militer yang bertugas di misi PBB, namun semenjak diperkenalkan FPU (Formed Police Unit) yaitu Satuan Polisi berseragam yang paramiliter, maka diberlakukan juga aturan TCC, yaitu kita mencukupi segala kebutuhan nya sendiri (self sustainment). Jadi perlengkapan untuk FPU Indonesia (yang anggotanya 140 orang) jadi luar biasa banyaknya, bisa dibayangkan kalau peralatan kita terangkut dengan 143 container 20 feet, belum lagi sejumlah 63 kendaraan, suatu jumlah yang sangat fantastis bagi kami yang baru mengenal konsep ini…. mungkin bagi TNI sudah punya banyak pengalaman dengan ini, dan terakhir mereka ikut dalam misi UNIFIL di Lebanon…

Truk yang akan kami gunakan

ini sebagian foto kegiatan kami, menjelajahi kontainer di pelabuhan Port Sudan …. di hari yang terik panas…. wuiiih…..

Salam dari kami, dari belantara container…..

LATIHAN TERAKHIR FPU INDONESIA MENUJU MEDAN TUGAS

author

Berikut ini adalah hasil liputan anggota FPU : Briptu Roganda Simanjuntak SH, ia adalah seorang Brimob yang mendapat kesempatan mengikuti penugasan FPU, dan ternyata juga seorang ahli foto dan merupakan juru foto dalam kesatuannya. Ia juga punya blog disini

Berikut ini adalah hasil liputan Roganda pada kegiatan terakhir FPU yaitu latihan menjelang keberangkatan, untuk pasukan sudah dilengkapi dengan peralatan lengkap yang akan dibawa ke Darfur….

latihan

Latihan panas – panasan, seperti dalam medan sesungguhnya…… halahhh….

Dankontigen

Dan Kontigen FPU Akbp Johni Asadoma memberi pengarahan dalam latihan.

santai

Santai sejenak setelah latihan……

Didalam Blognya, Roganda juga membahas personal yang dekat padanya, dan memberikan komentar yang segar serta memberi semangat…..

Yudho IPTU Yudho Uli

ini komentar dari Roganda :

Mr. IPTU YUDHO ULY adalah 4th Platoon Commander, Satuan Tugas Operasi FPU (Formed Police Units) Indonesia yang telah bergabung sejak pembentukan FPU pada tahun 2006.

Entah “berasal” darimana, tetapi beliau sangat memperhatikan anggotanya. Dalam hal penampilan atau perlengkapan; sebisa mungkin (dan jika mungkin) akan mendukung anggotanya agar lebih baik.

Terakhir beliau melengkapi anggotanya dengan Decker keluaran terbaru warna hitam. Sedangkan beliau sendiri menggunakan All Branded By Black Hawk. (Bagi dong nDan… ^,^)

Sekarang beliau sedang bersiasat untuk menyelesaikan Misi dengan mengintip menggunakan Binocular warna hitam keluaran terbaru yang mungkin juga dari Black Hawk. cK..cK..cK… Kereeeen…

Yogas Iptu Yogas

ini komentar Roganda selanjutnya :

Siapa yang tidak kenal dengan beliau? (pasti semua kenal karena sudah sampai ke Jordania). Sangat bersahabat, cerdas, dan suka menyampaikan perintah atau arahan dengan diselingi senda-gurau. Dia adalah 2nd Squad Commander of 3rd Platoon yang dipimpin IPTU Alex Tobing, Satuan Tugas Operasi FPU (Formed Police Units) Indonesia dengan sandi regu – Hantu – (mungkin dengan harapan, semua musuh dan penyakit akan takut dan kabur ^,^).Sebelum memulai tugas, beliau menjelaskan secara detail tentang misi yang akan dilaksanakan dan protap-protap yang perlu diketahui. Hasilnya mudah ditebak, Mr. Bripda Ibnu Syawhy mengakui Regu Hantu ini menampilkan Trick Menghindari Hadangan dari pihak milisi dengan baik, masuk akal, dan aman. Dan, memang harus begitu. cK..cK..cK..brilliant…

Budi Bripda Eko

Komentar dari Roganda, rekannya:

“Pada awal tahun 2006 saya disini dan bergabung dengan orang-orang pilihan dalam FPU Indonesia, penuh semangat dan motivasi tinggi. Dan sekarang pertengahan tahun 2008, juga masih disini dengan motivasi yang sama.” (hahaha…?)

(Apa yang ada dalam hatimu, akupun tahu..!) Mr. Bripda Eko W. adalah Member of 1st Squad of 3rd Platoon, Satuan Tugas Operasi FPU (Formed Police Units) Indonesia. Bisa dipercaya dan benar-benar anggota pilihan. Dibawah pimpinan Squad Commander-nya Mr. IPTU EKO, beliau akan lebih berkembang dan memberi banyak kontribusi bagi regu, peleton, FPU, Indonesia, dan nama baik United Nations.

Pertanyaan yang sering beliau utarakan adalah, “Kapan Kita Berangkat..?” Yang beliau rasakan dan yang beliau kerjakan akan mewakili kami, Anggota FPU Pilihan. Beliau dan anggota FPU lain..

FPUers

FPUers in action……. go go go …!

PATROLI MALAM FPU KHUSUS POLWAN

Ini adalah hasil tulisan Luigi seorang peace keeper Indonesia tentang Pasukan FPU Polwan atau FPPU (Formed Female Police Unit) yang bertugas di Monrovia, Liberia. Pasukan polwan ini sangat unik dan satu – satunya di dunia , karena benar – benar 125 orang yang bertugas semuanya wanita….. alias tidak ada laki – lakinya…. mereka bertugas seperti kebayakan polisi pria seperti patroli (siang malam), penjagaan (siang malam), penanganan Huru – hara dan semua pekerjaan yang biasa dilakukan oleh polisi pria….

FPPU bertugas di Liberia berdasarkan mandat UNMIL (United Nations Mission In Liberia), merupakan Polisi wanita yang terpilih dari seluruh India dan ditetapkan dalam satu kesatuan dalam missi perdamaian. Pelaksanaan Tugas mereka selalu didampingi oleh LNP (Liberia’s National Police).

Mereka ditempatkan di Liberia untuk mencegah terjadinya kejahatan berintesitas tinggi, Demonstrasi atau huru – hara dan tugas lain seperti menjaga gedung kementrian Luar Negeri Liberia.

Setiap personal FPPU pada saat tugas dilengkapi dengan Senjata Panjang, tongkat polisi,  Body Armor, pelontar gas airmata, dan perlengkapan personal lainnya, guna keselamatan mereka.

Liputan yang dilakukan Luigi adalah pada waktu bersama – sama melakukan patroli malam yang dilakukan para polwan ini,  setiap hari mereka melakukan Patroli secara bergantian dari jam 10 malam hingga jam 4 pagi, dan setiap hari menurunkan 5 unit patrolinya…. Hebat bukan para polwan ini ????

FPPU India banyak dipuji dan telah memberikan sumbangan yang sangat nyata bagi perdamaian di Liberia……. For FPU’ers maju terus….. pantang mundur……… !!!!!