Australia Pusing Tujuh Keliling, Apalagi Indonesia

Australia sedang dipusingkan dengan issue nasional yang berkembang beberapa waktu belakangan ini yaitu masalah penyelundupan manusia (People Smuggling), setiap tahun ada ribuan pencari suaka (asylum seeker) yang menggunakan jasa para penyelundup manusia (people smuggler), Tahun lalu saja 6200 orang pengungsi perahu tiba di Australia. Kebanyakan berasal dari Afghanistan, Sri Lanka, Iran dan Irak. Para pengungsi ini menjadikan Malaysia dan Indonesia sebagai titik awal untuk menempuh perjalanan laut berbahaya ke Australia.

Manusia Perahu ke Australia
Manusia Perahu ke Australia

Sekarang apa yang membuat Australia pusing tujuh keliling ?

Australia adalah salah satu negara yang menanda – tangani Konvensi pengungsi PBB, jadi mereka harus mengakui status pengungsi dan harus menjadi negara yang menampung pengungsi. (Indonesia dan Malaysia adalah negara yang tidak menandatangani Konvensi tersebut), dalam UU Imigrasi Australia berlaku:  Proses penelitian seorang pencari suaka (Asylum Seeker) untuk berhak tidaknya mendapat suaka dilakukan di dalam negeri Australia, artinya seorang pencari suaka harus terlebih dahulu memasuki teritorial Australia untuk kemudian menjalani proses penelitian.  Hal inilah yang menyebabkan ribuan manusia perahu (boat people) pencari suaka berupaya memasuki teritorial Australia untuk bisa menjalani proses suaka di wilayah Australia.

Pengiriman manusia perahu dikoordinir oleh mafia penyelundup manusia yang beroperasi di Indonesia, karena tanpa jaringan mafia ini sangat sulit mereka pergi sendiri tanpa terdeteksi petugas. Mafia ini mengkoordinir para pencari suaka dari negara awal hingga memasuki teritorial Australia, skema perjalanannya adalah sebagai berikut: Misalnya seorang pencari suaka yang berasal dari Irak, mereka terbang menuju Malaysia, dari Malaysia mereka diseberangkan dengan perahu kecil ke wilayah Indonesia, tentunya bukan imigration port, biasanya di sekitar kepulauan riau, Sumut dan Jambi, kemudian menyambung kembali ke tempat perahu yang akan membawa mereka ke wilayah Australia, perahu ini dibeli oleh mafia peyelundup manusia dan dikemudikan oleh pelaut Indonesia tempat ini tersebar di banyak tempat, sampai saat ini terdeteksi di sepanjang pantai selatan jawa, Nusatenggara barat dan timur, Sulawesi Tenggara. Spot yang terdekat dari Indonesia adalah pulau Christmas yang jaraknya 24 jam menggunakan perahu dari pantai selatan laut jawa, sesampai disana mereka akan ditahan di pusat detensi untuk menunggu proses penelitian lebih lanjut. Saat ini ada ratusan pelaut Indonesia yang ditahan di penjara Australia karena dipidana karena menyelundupkan manusia oleh UU Australia, menurut Informasi seorang pencari suaka dari Iran, Irak atau Afghanistan harus membayar 14 ribu USD untuk tripnya menuju teritorial Australia, bayangkan keuntungan mafia ini kalau bisa memberangkatkan ribuan orang sampai Australia.

Masalah kedua adalah mandeknya di parlemen rencana Undang – Undang  Anti-People Smuggling and Other Measures Bill 2010 (RUU Anti Penyelundupan Manusia dan Tindakan Tindakan Lain Tahun 2010) yang memberlakukan External Process yaitu proses penelitian pencari suaka dilakukan di negara ketiga, sehingga diharapkan tidak terjadi lagi arus “Manusia Perahu”  yang semata – mata berupaya masuk ke wilayah Australia untuk diproses permohonan suakanya.

Beberapa Negara telah “dibidik” Australia untuk menjadi negara ketiga untuk proses eksternal pencari suaka, pertama kali adalah negara Timor Leste namun negara ini menolak, ada negara yang bersedia yaitu Malaysia (mungkin karena sama sama negara commonwealth) para pencari suaka yang ditahan di pulau Christmas akan diterbangkan ke Malaysia untuk menjalani proses disana, namun hal ini dilarang oleh makamah tinggi Australia, karena malaysia bukan negara yang menandatangani konvensi tentang pengungsi, hal ini menambah ruwetnya masalah karena RUU Imigrasi yang memungkinkan eksternal Proses tidak kunjung disetujui parlemen.

Indonesia ternyata lebih pusing

Bisa dibayangkan kalau permasalahan ini berlarut – larut akan ada ribuan orang lagi para pencari suaka yang akan datang ke Indonesia, dan menjadikan Indonesia sebagai negara transit hal ini menjadi beban sosiologis dan ekonomis bangsa Indonesia, karena kedatangan para pencari suaka ini ilegal. Perlu dipikirkan pula akan ada banyak lagi para pelaut Indonesia korban bujuk rayu mafia penyelundup manusia akan ditahan di penjara Australia.

Jadi bagaimana kesimpulannya ? Menurut saya sebelum Australia mendapatkan negara ketiga untuk dijadikan pusat proses pencari suaka, selama itu pusing tetap ada …

Penipuan Internet korban WNI dan WNA

Semenjak saya bertugas di interpol pada bagian yang membidangi Cybercrime, barulah saya tahu bahwa banyak juga para pelaku penipuan internet yang diduga berasal dari indonesia, di meja saya setiap hari ada saja laporan Interpol negara lain yang melaporkan ada warganegaranya menjadi korban penipuan melalui internet, semua ceritanya hampir sama: “warga negara mereka membeli barang dari suatu website, berkomunikasi dengan pemilik website tersebut dan mereka mentransfer sejumlah uang dengan dijanjikan barang akan dikirim segera, pada kenyataan barang tidak pernah sampai ke alamat mereka”. Namun disisi lain  ada banyak pula warganegara Indonesia yang menjadi Korban penipuan dengan pelaku di luar negeri  dan melaporkan perkaranya  interpol , berikut ini beberapa ceritanya:

Berikut ini sedikit profile dari pelaku Indonesia, dengan Korban Orang diluar Indonesia:

alibaba
alibaba.com

Sarana penipuan yang lazim para pelaku ini lakukan adalah melalui situs jual beli alibaba.com dan yahoo auction.  Modus nya mereka menawarkan sejumlah barang yang memang laku di pasaran seperti sepeda, alat – alat komputer, kacamata dan lain – lain melalui perusahaan fiktif, dan perusahaan fiktif ini menawarkan barangnya dengan harga yang miring, seharga ratusan dolar, namun ada juga korban dari luar negeri yang membeli sepeda motor seharga 4000 dolar bahkan tertipu membeli mobil seharga 8000 dolar.  Mereka selalu menggunakan Costumer Service yang bersedia berkomunikasi lewat email, messenger dan telepon, dan meminta down paymen dahulu, kemudian akan mengirimkan barang melalui jasa pengiriman tertentu, tetap tidak terkirim…  alasan mereka tertahan bea cukai dan minta biaya tambahan, sampai akhirnya korban sadar telah tertipu.  Alamat paling banyak dari kelompok ini adalah alamat Jakarta, Medan, Jogja, batam dan Surabaya. Mereka menggunakan akun  bank lokal tentunya dengan menggunakan identitas palsu. Korbannya banyak dari negara maju,  mayoritas berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Australia sedangkan sisanya dari banyak negara eropa.  Ada banyak kesulitan dari para korban ini mereka menganggap Indonesia sudah memakai single identity padahal begitu mudahnya kita membuat KTP Palsu (ketika meminta kita untuk mengecek pemilik akun yang dikirimnya)

Profile Penipu dari Luar negeri dengan korban warganegara Indonesia:

Untuk korban yang berasal dari indonesia berbeda dengan diatas, pada umumnya korban WNI lebih banyak ditipu karena mereka dijanjikan sesuatu uang atau barang sehingga mereka mempunyai harapan besar, disaat itulah mereka tertipu, pelakunya diduga keras adalah jaringan penipu dari Afrika, Modusnya adalah seseorang diantara mereka menghubungi email pribadi kita (yang jelas mereka banyak stock email pribadi) mengaku akan mengirimkan uang dengan jumlah yang sangat besar yang berasal dari warisan, hasil pampasan perang dan lain – lain, dan uang itu akan ditaruh dalam sebuah peti, dan sebelum mereka mendapat uang itu mereka harus mengirimkan uang terlebih dahulu. Banyak sekali sih varian penipuannya, termasuk dari sebuah perusahaan yang menawarkan bisa bekerja, kemudian mereka minta sejumlah uang, karena harapan yang besar orang itu mengirimkan uang dan sampai sadar mereka tertipu, korbannya banyak justru orang yang berpendidikan.

Kalau melihat 2 hal tersebut diatas terlihat jelas perbedaannya kan ?  Untuk korban WNA dengan pelaku WNI mereka lebih rasional dan menginginkan sesuatu barang dengan harga yang miring, sedangkan korban WNI dengan pelaku WNA  lebih banyak kepada hal yang irasional dan memberi harapan akan mendapat rejeki nomplok.

Nasihat saya pasti ini : When it is too good to be true, then it is not true ….