HARI – HARI DI PORT SUDAN VI: HABOOB (BADAI PASIR)

Pemandangan dari depan penginapan

Hari ini pada saat bangun waduh… kok gelap… ternyata  gelap tersebut diakibatkan pasir dalam jumlah yang sangat banyak berterbangan diudara, biasa disebut badai pasir, orang lokal menyebutnya dengan “Haboob”… dalam bahasa Inggrisnya “sandstorms”…. apa penyebabnya ?

Sandstorms are caused by strong winds blowing over loose soil or sand, and picking up so much of that material that visibility is reduced. In desert regions at certain times of the year, sandstorms become more frequent because the strong heating of the air over the desert causes the lower atmosphere to become unstable. This instability mixes higher winds in the middle troposphere downward, producing stronger winds at the surface. (weatherquestions.com)

“Badai pasir disebabkan oleh angin kencang yang meniup tanah halus atau pasir, dan karena saking banyaknya materi yang berterbangan mengakibatkan pandangan agak terganggu/menurun. Di daerah gurun biasa terjadi beberapa kali dalam setahun, badai pasir akan makin banyak terjadi karena hawa panas diatas gurun yang menyebabkan atmosfir bawah menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan udara ini bercampur dengan udara di tengah troposphir bergerak kebawah, dan membuat angin kencang di permukaan”

Haboob over the Nile, Khartoum, Sudan

African haboobs result from the northward summer shift of the intertropical front into North Africa, bringing moisture from the Gulf of Guinea. (Wikipedia/ foto by Norfolkabroad in Flicker)

“Haboob Africa adalah hasil dari angin musim panas dari utara yang bertukar dengan hawa intertropik yang berasal dari Afrika Utara, dan membawa udara lembab dari teluk Guinea” , sebagai tambahan : khusus di Sudan karena ada kelembaban dari badai pasir tersebut maka biasa terjadi hujan sesudah badai pasir.

-The monster-

Foto Haboob di Khaorthum yang terkenal diabadikan oleh Vit Hassan di Flicker

Menurut data yang saya dapat dari googling di sini, “Haboob” terjadi pada bulan July dan Agustus, kata “haboob” هبوب berasal dari bahasa Arab yang berari “fenomena angin kencang”

US Military in sandstroms

Badai pasir menerpa truk dari anggota Divisi 1 Marinir AS di Nasiriya, Irak (sumber: New York Times, by James Hill)

Jadi untuk para FPUers, sebaiknya menghindari Haboob dengan berlindung di dalam ruangan, apabila keadaan memaksa segera kenakan masker (untuk bisa bernafas) dan kacamata googlenya (agar partikel debu tidak masuk ke mata)……

17 respons untuk ‘HARI – HARI DI PORT SUDAN VI: HABOOB (BADAI PASIR)

  1. hm… jarang2 nih pemandangan kyk gini di jkt.
    pantes ya ol seharian, ternyata lg gk bisa keluar penginapan toh 🙂

    @ Lidya : heheehe …………. iya inilah satu – satunya hiburan kalau sedang ada haboob, mau kemana aja ngga bisa, ya terpaksa di kamar saja …. Online dari pagi ketemu pagi lagi………………

  2. Wah…kudu hati2 tuh Ndan …
    Jangan sampe kena mata pasirnya.

    @ frans : eh ada orang jauuuh….. dari Jepang lagi ….. DOMO ARIGATO ……….. Franso SAN

  3. Wah hebat ya …. untung bukan badai salju 😀

    enakan mana badai salju atau badai pasir ?

    @ auliahazza: waduh…….. saya pernah ngalamin dua duanya

    *sama sama ngga enaknya* 😛

  4. badai pasir ya mas rein….
    ternyata banyak juga ya macam badai…..
    kalo di indo mah badai asap…..org besar yang dapet duitnya…rakyat kecil yang kebagian asapnya….PEACE…..

    @ Chendani : Waduh mba…..asep dari Indonesia sampai juga di Taiwan yaaa ??? sory sory 😛 ……

  5. kaya difilm scorpionking yak bang 🙂

    @ Ade: Iya ya ……… aku juga pernah nonton film itu………. ternyata baru tau itu bukan trik film semata 🙂

  6. wuih…. dahsyaaat…. gak kebayang gw kalo kejadian disini… tugas berat nih bro… tetap semangat..!!!

    @ alfariz : Thanks bro…. enakan loe yaaa….. gabung sama model – model tiap hari …..ha ha ha……..

  7. sabar-sabar ya bang….badai pasti berlalu…awas!!! topan mo dateng hehehe….
    untung lahir di indonesia yg gak pernah ada gitu2. ati2 bang, sampektemu d tanah air. GBU.

    @ Reza : brother… ditunggu disini….. sepertinya kita butuh jago jago perang seperti brother niihhh….. 🙂

  8. Bah, cemmana, ya, kalo badainya segede gunung gitu? Apa makanan [jajanana] di sana gak jadi berpasir-pasir itu? Ngeri kalipun di Sudan itu, lae… Tetap semangat… 😉

    @Prikit : Yang terjadi adalah pasir beterbangan sehingga gelap, tentunya semua makanan harus diselamatkan ke dalam ruangan lae…….. iya memang disini ngeri, baik alamnya….. maupun permasalahannya antar manusianya …………..

  9. Wadduh… Bisa berlangsung berapa jam (akan mempengaruhi aktifitas manusia) itu DAN? Apakah seperti angin bertiup dan berlalu atau berulang hingga suhu udara menurun di sore hari..? Kota di gambar sepertinya tidak ada apa2nya bagi هبوب. Oh ya, sepatu dari anggota Divisi 1 Marinir AS sepertinya sama dengan yang kita punya DAN. Semoga cukup sekali kalau memang FPU INA harus merasakan هبوب . Survive on Komandan.. 🙂

    @ Roganda : Kalau Haboob benar tidak lama, paling lama 1 jam, cuma pasir masih berterbangan di Uara seharian sampai turun. Mau merasakan haboob ? Jangan kuatir … pasti dapet hahahaha……….

  10. wah… turut prihatin pak….
    ternyata ini toh sedih nya??karna gak bisa kluar&liat pmandangan ato karna kehawatiran akan kslamatan pribadi&rekan2 nich…??
    bukanya ini baru awal perjalanan FPU sudan x ni? he.. he.. masih brapa bln lg tuh, mudah2an gak kan terjadi pp ya….!!

    @ iis : inilah mba, ini masih awal sekali dari perjalanan panjang selanjutnya 😦

  11. Kalo topan gak mungkin menyerang di sudan bang, soalnya selamat topan sekarang lagi di lembang, topan sekarang udah gak panas lagi, tapi dingiin. Udin petot bang di lembang, best regards from bg ibong….

    @ Mardiaz : salam balik buat ibong….. selamat merasakan dinginnya udara lembang….. kalau kedinginan tinggal ajak bang ibong turun ke kota tuh 😀

  12. Inget jaman awal2 nyampe di Baghdad dulu thn 2002, ngerasain si Haboob bin bikin-mata-sepet ini, mobil2 banyak yang mogok karena si air filternya termasuki butiran pasir halus…

    Sing sabar yah disana.. mau dikirimin apa dari Liberia? kasih tau UNMIS New York’s PO Boxnya.. nanti dikirimin majalah deh dari sini biar baca2 😀

    Hugs from Monrovia, Liberia (West Africa)

    @ Luigi : terima kasih sekali nih… sayangnya aku masih di tempat jauh, di Port Sudan……… lagian nanti kita di UNAMID… ok nanti kalau info ttg PO BOX sudah ada, aku email………. thanks

  13. Wah kebetulan Lae Reinhard mencantumkan foto 1st MarDiv, karena pasukan saya 3rd Bn merupakan bagian dari 1st MarDiv waktu itu.
    Haboob pertama dialami sekitar akhir bulan Maret 2003 saat awal serangan darat ke Iraq.

    Yang berbahaya itu bukan pasir ber granulate, tetapi bulir wadi yang halus seperti bedak, jika sering terhirup mengakibatkan silikosis akut di pernapasan, lebih jauh jika bedak pasir tersebut mengerak dalam senjata akan mengakibatkan jamming, terutama upper receiver senjata, chamber dan magazen yang merupakan moving parts.
    Horas,

    @ bang samosir : Siap bang, seperti kebetulan pada saya mencari foto haboob saya pasang foto dari 1st Div Marines, ternyata abang di 3rd BN nya….setelah itu baru kenal abang… 🙂
    Terima kasih atas sharing pengalamannya bang….. akan saya kasih tau semua anggota pasukan, agar mereka siap dalam kondisi seperti ini……. maklum lah bang… mungkin bagi kami ini pengalaman pertama kami menghadapai iklim gurun……. mau cari tempat latihannya di Indonesia juga ngga ada…. 😀 kalau di AS kan ada gurun Nevada tempat latihan pasukan AS sebelum berangkat ke daerah gurun…

  14. Hallo Dan,
    Mau ikutan gabung,serem sekali badai pasirnya,mudah2an tuh badai ga mampir ke Jambi.Met tugas Dan. GBU

    @ Ronny : Horas pelatih, selamat datang di blog aku, bagaimana kabar Jambi ? terima kasih brother….. *badainya cukup disini aja* hehehe

  15. saya bangga sama abang….
    berlatih bareng pasukan..namun berangkat sebagai team aju tanpa pasukan
    saluuut ..komandan..!”

    @ James : Terima kasih brother…. iya nih, kalau sudah aada pasukan jadi enak ramai…. sekarang ? sepiiii

Tinggalkan Balasan ke james hutagaol Batalkan balasan