Psychopath Jess

Kita bersama masih menantikan hasil penyidikan dan pengadilan kematian Wayan Mirna akibat kopi yang mengandung Cyanide di Cafe Olivier pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016, begitu besar perhatian masyarakat akan kasus ini dan menurut saya ini akibat masyarakat menjadi terlalu berandai – andai siapa yang menaruh racun itu ke dalam Vietnam Coffee Ice milik Mirna , sedangkan saat itu hanya  ada 3 orang itu yaitu  Jessica, Hanny dan Korban Mirna.

jess2

Berdasarkan berita di media tentang rekaman CCTV  tayangan di talkshow Indonesian Lawyer Club (ILC) di T V one malah semakin banyak orang mempercayai bahwa pelaku pembunuhan itu Jessica, sejalan dengan penyidikan polisi dan bahkan telah menahan tersangka Jessica.

Saya tidak akan membahas penyidikan kepolisian karena itu merupakan kewenangan mereka, dan biarlah Polisi dibantu Jaksa akan membuktikan di depan pengadilan siapa yang menjadi tersangka dalam perkara ini.

Saya hanya akan melihat perilaku tersangka Jess  (ini panggilan saya saja) yang begitu PD nya menyangkal semua perbuatannya dalam berbagai tayangan di media, bicaranya mantap tanpa ragu, tanpa rasa bersalah. Bagaimana bisa ?  Apa benar Jess tidak bersalah ?

saya jadi teringat satu tulisan saya beberapa tahun yang lalu mengenai perilaku Psychopath dari pelaku “mass murdered”  Ryan Jombang dan Iptu Gribaldi Handayani  (pernah saya tangani sendiri kasusnya), mereka adalah orang yang sangat pintar menyembunyikan kesalahannya sehingga kita bisa bertanya sendiri, benarkah dia pelakunya ?

Saya membaca beberapa literatur yang dapat menjelaskan gejala Psychopath dan saya menemukan tulisan berjudul  “Lucifer’s Daughter” – Introducing The Female Psychopath, tulisan ini sangat mengejutkan karena kurang lebih bisa menjelaskan apa yang terjadi antara Myrna dan Jess, sebagai berikut :

Karakter wanita Psychopath

Wanita psychopath sangat perhitungan, mereka cenderung ke arah tindakan tidak bermoral berdasarkan amoralitas pemikiran yang tidak konvensional. Mereka sangat oportunistik dan tidak mempunyai empati terhadap orang lain, mereka menggunakan simulasi perasaan untuk tujuan menipu.  Persepsi mereka tentang orang lain adalah:  “Apa yang orang ini perbuat untuk saya, jika tidak ada, apa yang bisa mereka lakukan untuk saya dan bagaimana saya bisa memanipulasi mereka untuk dapat menyediakan sesuatu untuk saya?”

Wanita psychopath memiliki kepribadian yang diselimuti oleh kemarahan abadi tipis tersembunyi dan hampir tidak terlihat. Dia seperti reaktor nuklir kecil, lucu dangkal namun secara psikis rapuh. Wanita tersebut memiliki kecenderungan untuk menonjolkan penampilan lugu untuk menyampaikan perasaan tidak bersalah, ini adalah antitesis dari ungkapan  “Jangan menilai buku dari sampulnya”, karena penilaian ini akan sangat berbeda.

Wanita psychopath mempunyai kehebatan psikologis yang luar biasa untuk memanfaatkan kekuatan korban, ia juga mengumpulkan sekutu yang akan menempatkan diri mereka di jalan yang tidak baik. Seperti rekan-rekan narsisnya, untuk lebih baik atau lebih buruk ia unggul dalam menciptakan sebuah kultus kepribadian.

Wanita psychopath berpendapat tidak ada kesucian dalam kehidupan manusia, karena ketidakmampuannya untuk menjalankan kewajaran moral sehingga ia suka merendahkan martabat orang. Ia memperlakukan orang-orang seperti barang konsumtif (sekaleng minuman, satu pak permen karet) dan sekali tidak menjalankan fungsi, mereka dibuang jika ia menemukan target  baru, siklus akan berulang. Jika dia tidak mau, dia pergi.

Wanita psychopath yang lemah kecil tidak perlu mengangkat berat atau jari, karena jika disertai dengan kecantikan fisik, dia memiliki semua kekuatan yang diperlukan untuk memerintah orang-orang di sekelilingnya. Mereka adalah predator sosial ketika dalam posisi kekuasaan, satu-satunya tujuan mereka untuk mempengaruhi orang.

Wanita psychopath memiliki pluralitas psikologis, mereka memutuskan untuk bergaul dengan siapa. Mereka tertarik kepada orang-orang yang berkepribadian ekstrem bukan rata-rata seperti umumnya.  Misalnya mereka   menyukai orang yang lemah dan naif. Mereka suka membuat instrumen lain dari kehendak mereka, dan kognitif yang lemah merupakan target mudah mereka.   Dengan demikian, bagi mereka semakin tinggi kesulitan menjerat korban, semakin mereka merasa tertantang.

Wanita psychopath  pada awalnya dilihat korban sebagai kepribadian yang menarik, setelah kepercayaan terbangun, ia merubah taktik, beralih ke pemaksaan dan agresi.  Ia akan melakukan kekerasan emosional dengan kritikan kasarnya menyalahkan target,  Dia akan melanjutkan kampanye sistematis ini dengan  tekanan mental (tarik ulur, ancaman terselubung dan tuduhan liar) tujuannya agar emosi target menjadi mudah untuk diatur. Dia tidak peduli apakah dia mengendalikan seseorang melalui rasa takut atau cinta, keduanya hanya berarti untuk tujuan yang sama. Setelah seseorang jatuh ke jaring, dia menjadi sangat possesif.  Perintah yang dikeluarkan dibawah ancaman akan membuat korban kehilangan realitas, pada saat korban menentang, dia akan meningkat serangan nya dan membuat korban semakin terjerat.

Metode Interpersonal  Wanita Psychopath 

Pertama, dia akan mencoba untuk mengisolasi Anda dari rekan-rekan Anda dan keluarga. Dia mungkin melakukan hal ini dengan menuduh Anda dari sesuatu yang sangat buruk (abuse fisik) untuk mendapat simpati dari sahabat anda. Setelah Anda terasing dari dukungan emosional, dia akan menargetkan Anda dengan lebih fokus, menyebarkan informasi yang kacau, dengan siklus berulang dari cemoohan dan pengampunan; ini akan terus berlanjut sampai Anda ditanamkan menjadi percaya penggambaran palsu atas kejadian tersebut.

Psychopath dengan kecerdasan yang lebih tinggi memasukkan unsur-unsur kebenaran dalam rekayasa mereka untuk membuat mereka masuk akal. Setelah Anda merasa cukup bersalah untuk mengambil tanggung jawab untuk hal-hal fiksi, ia akan memanfaatkan tanggung jawab Anda merasa untuk menegaskan kembali kontrol. Dia akan menarik Anda kembali,  karena dia harus melatih cengkeramannya pada kendali Anda kecuali pada saat marah, Ia akan menghukum anda untuk usaha Anda di melarikan diri.  Wanita psychopath rentan terhadap pengabaian karena mereka sangat egois. Berbanding terbalik, dia mungkin tidak memiliki keraguan dengan meninggalkan Anda, tapi harus pada kemauannya sendiri,  jika tidak, sebagai produk dari ego, dia akan terus-menerus terobsesi untuk menuntaskan dendamnya.

Wanita psychopath adalah makhluk “schadenfreude”, itu adalah kata istilah dari Bahasa Jerman  diterjemahkan sebagai “menikmati kesakitan.”  Atau lebih tepatnya berarti “untuk memperoleh sukacita atas rasa sakit orang lain.”  Wanita psychopath  memiliki bakat untuk menemukan seseorang atau sesuatu yang menggambarkan kelemahan Anda. Ketika menemukannya, ia akan menyesatkan, menambah atau mengurangi dan memaparkannya dalam upaya untuk meningkatkan serangan terhadap Anda.

Pada dasarnya wanita psychopath mempunyai taktik halus. Mereka memahami pentingnya memonopoli pertemanan dan target harus dikucilkan. Bakat alamnya adalah sifatnya untuk mengalahkan dan menaklukkan korban.  Sejalan dengan kecenderungan sadisnya, Ia bergembira melihat teman – teman  Anda mengasingkan Anda, baik itu langsung atau bertahap.  Seberapa besar taktik yang digunakan untuk memastikan pengucilan Anda tergantung pada konteks dan tujuannya. Hal ini dapat dilakukan pada tahap ringan seperti mengurangi popularitas Anda, atau yang lebih berat seperti perang psikologis.

Jika Anda lemah, wanita psychopath akan mengekspos penuh kekuatannya dan melakukan pendekatan yang lebih keras. Namun jika Anda kuat, dia akan hanya mendalangi dan tidak menjajah, ketika berhubungan dengan korban yang kuat, wanita psychopath memilih untuk menonjolkan pesona daripada paksaan. Ia sadar, konflik langsung kurang mengarah ke hasil yang diinginkan.  Untuk disukai mereka mengubah diri menjadi hormon penarik, membanjiri mereka dengan perasaan positif untuk membentuk ketergantungan secara mental. Sepintas mungkin terdengar tidak berbahaya, tetapi tujuannya membahayakan secara permanen. Para wanita psychopath ingin target yang kuat, agar ia tergila – gila pada dirinya.

Jess dan Myrna

Mirna dan Jess memang sudah lama berteman, keduanya dulu sama-sama kuliah di Billy Blue College Australia. Beberapa foto yang memperlihatkan keakraban keduanya saat di Australia kini beredar diberbagai sosial media. Mereka mengambil jurusan yang hampir sama, Jessica di Multimedia sementara Mirna jurusan Grafis.

Keluarga Jess, hijrah ke Australia pada tahun 2005 dan menetap disana. Ayahnya bahkan membeli sebuah rumah Sydney. Saat keluarganya pindah tahun 2005, Jessica tetap di Indonesia, sebab dia masih menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Jubilee School. Menurut ayahnya, Jessica anak pendiam yang manja. Semasa SMA, dia lebih suka bermain komputer dan menggambar.  Selanjutnya Jess menetap selama 7 tahun di Australia, sampai 2015. Namun, usai lulus kuliah Jess kesulitan mendapat pekerjaan tetap di Australia, sehingga Jess memutuskan untuk pulang ke Indonesia, dia pun menghubungi teman lamanya itu. Saat itu, Jess baru sepekan berada di Indonesia.

Keterangan ini tidak benar,  Jess tidak susah mendapat pekerjaan di Australia, karena ternyata Jess sudah bekerja di Australia, menurut saya ia datang ke Indonesia khusus untuk menemui Mirna

Jess mengungkapkan, dia dan Mirna tidak pernah sampai tinggal bersama. “Ketemunya paling di kampus, ngomongin tugas saat makan siang bareng,” ujarnya. Namun, Jess mengaku pengalaman yang paling berkesan dengan Mirna di Australia adalah ketika mereka pergi cari tempat ngopi bersama. “Kita suka cari cafe yang enak, jauh-jauh untuk ngopi doang,” katanya. “Sekarang dengan kejadian ini berhubungan kopi membuat saya sedih,” tambahnya. Di mata Jess Mirna adalah sosok yang baik dan seorang yang hebat. “Bagi saya dia sangat berharga banget. Mirna orangnya sangat hebat,” katanya.  Adan keterangan tambahan dari Darmawan ayah Mirna pada  saat ILC TVone menyebutkan ia pernah melihat percakapan Whats Up (WA)  Mirna dan Jess yang berbunyi: ‘Mir mau dong gue dicium sama loe, udah lama nggak’,”

Keterangan Jess ini meragukan, karena ada beberapa keterangan yang mengatakan mereka sangat dekat,  tidak bisa dikonfirmasi apakah mereka terlibat hubungan sejenis, tapi melihat keterangan dari ayah Mirna, bisa saja mereka memang demikian,  pergi berdua adalah cara Jess untuk mengisolasi  Mirna dari keluarga dan rekan-rekannya .

Keterangan ayah Mirna dalam ILC Tvone, meyebutkan bahwa Jess memang lost contact dengan Mirna 2 tahun terakhir, dan ia kembali ke Jakarta seminggu sebelum kematian Mirna, Ia mencari kontak Mirna melalui sahabatnya Hani dan ia atas suruhan Jess mengatur pertemuan mereka di Grand Indonesia Mall tepatnya di Cafe Olivier.

Jess meninggalkan Mirna sesuai teori diatas “sekali tidak menjalankan fungsi, mereka dibuang, jika dia menemukan target baru, siklus akan berulang. Jika dia tidak mau, dia pergi”

Jessica pun dalam berbagai kesempatan mengeluarkan banyak komentar mengenai kasus tersebut, bahkan hingga live di salah satu TV swasta. Ia dengan sangat percaya diri membantah keterlibatannya dalam meninggalnya Mirna.  Akan tetapi,  sejumlah pernyataan Jessica berbeda dengan keterangan saksi maupun polisi.

Jess adalah seorang psychopath dengan kecerdasan yang tinggi, ia memasukkan unsur-unsur kebenaran dalam rekayasa mereka untuk membuat mereka masuk akal.  Jess melakukan kampanye kebenaran di media, bahkan kalau melihat sekilas tampak kebohongannya  seperti realita.

Ada Keterangan Menarik lagi dari Darmawan ayah Mirna, Ia sempat memperhatikan sosok Jessica yang turut berada di rumah sakit. Dalam beberapa kilas, menurut Darmawan Salihin, dirinya melihat ada yang aneh pada diri Jess. Keanehan itu, lanjut Darmawan, Jess terlihat tenang. Bahkan di saat rekan-rekan Mirna menangis, Jess terkesan diam. Semua teman-teman Mirna kan datang ke rumah sakit, semua menangisi cuma Jess saja yang tidak menangis, bahkan ia mendatangi Darmawan dan berkata: “Mirna cantik ya om”

Apa yang dilakukan Jess sesuai dengan terori diatas yaitu mereka tidak mempunyai empati terhadap orang lain, karena tidak ada moral dan kesucian dalam diri mereka.

Ayah Mirna Darmawan keterangannya di ILC Tvone juga menyebutkan bahwa “Mirna adalah boneka mainan dari Jess”

Seorang Psychopath memperlakukan orang-orang seperti barang konsumtif (sekaleng minuman, satu pak permen karet), mereka akan melakukan tekanan mental (tarik ulur, ancaman terselubung dan tuduhan liar) tujuannya agar emosi target menjadi mudah untuk diatur.  Dia tidak peduli apakah dia mengendalikan seseorang melalui rasa takut atau cinta, keduanya hanya berarti untuk tujuan yang sama. Setelah seseorang jatuh ke jaring, dia menjadi sangat possesif.  

Darmawan juga berkata: ” Kalau Mirna tidak menikah ia tidak akan meninggal dunia“.

Inilah inti pokok permasalahannya, Jess menganggap Mirna sebagai propertinya, ia mengendalikan penuh kehidupan Mirna, sampai suatu saat ia “menghilang” dari kehidupan Mirna, sebabnya sudah dijelaskan diatas,  ia “membuang” Mirna karena ada target baru, namun ketika ia kembali ia menemukan Mirna sudah menikah, kondisi ini tidak bisa diterima Jess,  Ia akan menghukum untuk usaha Mirna untuk melarikan diri, dan ia sangat terobsesi untuk menuntaskan dendamnya, dan datanglah Jess khusus ke Indonesia untuk bertemu Mirna di Cafe Olivier sehingga peristiwa pembunuhan itu terjadi.

Benarkah tulisan ini ? saya hanya menduga, kita juga harus menghormati azas Praduga tak bersalah , biarlah pengadilan yang memutuskan bersalah atau tidaknya Jess. Kita nantikan bersama…..

Teen Killers dan Psikopat

Pemberitaan di  Indonesia dikejutkan oleh sebuah kasus pembunuhan yang melibatkan sepasang remaja Ahmad Imam Al Hafitd (19) dibantu oleh kekasihnya Assyifa Ramadhani (19) dengan korban seorang remaja perempuan bernama Ade Sara Angelina Suroto (19). Bagaimana bisa mereka sepasang remaja mempunyai kecenderungan membunuh secara sadis dan tidak mempunyai rasa bersalah ?

Pembunuhan ini dilatar belakangi cemburu Syifa terhadap Sara karena pernah berpacaran dengan Hafidt kekasih barunya. Pasangan ini kemudian merencanakan pembunuhan terhadap Sara, dan pada hari Rabu tanggal 5 maret 2014, Hafiz dibantu Asifah menghabisi nyawa Sara di dalam mobil Kia Visto di sepanjang perjalanan wilayah Jakarta Selatan—Jakarta Timur, Pelaku memukul dan menyetrum korban. Setelah korban pingsan, pelaku menyumpal mulut korban dengan koran, karena sumpalan inilah korban mengalami kematian (Diketahui sesuai hasil otopsi, penyebab kematian korban adalah akibat sumbatan di tenggorokan) setelah tak bernyawa lagi, korban pun dibuang di pinggir jalan tol, di Kilometer 41 Tol JORR ruas Bintara, Bekasi Timur (Kompas.com)

Ada beberapa tulisan menarik tentang Teen Killers melalui Psikopatologi, dan didapatkan fakta dalam penelitian di Amerika Serikat seperti yang tertulis dalam website National Organization of Victims of Juvenile Murderers antara lain:

Meskipun jumlah psikopat remaja secara global sangat kecil, didapat fakta dalam beberapa kasus pembunuhan yang dilakukan oleh remaja terindikasi pelakunya memang seorang Psikopat. Beberapa ahli telah mengidentifikasi dan terlibat dalam penyidikan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh remaja dan didapat fakta bahwa pembunuhan yang mengerikan bisa dilakukan oleh remaja. Mereka bisa saja melakukan pembunuhan terhadap orang yang terdekat dan paling mereka kasihi.

Meskipun jarang terjadi, psikopat remaja seringkali sangat berbahaya, mereka berumur sangat muda ketika melakukan kejahatan yang sangat kejam.  Mereka mengalami hal yang menurut istilah psikopatologi disebut “gangguan otak biologis”.  Karena mereka sangat berbahaya maka diragukan apakah  bisa dikembalikan ke dalam masyarakat.  Bagaimana cara menangani mereka masih menjadi diskusi yang menarik,  apakah di amanakan di Penjara ataukah di Rumah sakit ? Perawatan medis dengan bantuan Psikiater ketika di penjara tentunya menjadi hal yang penting.

Psikopat telah terbukti tidak dapat disembuhkan dan kemungkinan besar akan kembali melakukan perbuatan berulang,  masalah remaja yang terindikasi psikopat dan melakukan kejahatan telah menjadi perdebatan yang tidak berujung, akankah pelaku remaja tersebut bisa berasimilasi kembali dengan masyarakat, dilain sisi aspek keselamatan masyarakat perlu juga diperhatikan.

Psikopatologi dan Gangguan Otak

Penelitian baru memberikan bukti kuat bahwa psikopati terkait dengan kelainan struktural tertentu di otak. Penelitian yang dilakukan di King College London Institute of Psychiatry adalah yang pertama mengkonfirmasi psikopati itu adalah berhubungan dengan perkembangan syaraf neuro- kelompok yang berbeda dari Antisocial personality disorder(ASPD) atau gangguan kepribadian anti – sosial.  Studi ini didanai oleh Institut Riset Kesehatan Nasional (NIHR) Biomedical Research Centre for Mental Health London dan Maudsley NHS Foundation Trust dan Institute of Psychiatry di King College London dan dipublikasikan dalam Archives of General Psychiatry.

Kejahatan kejam dilakukan oleh sekelompok kecil pelaku pria yang mengidap ASPD. Sekitar setengah dari tahanan laki-laki akan memenuhi kriteria diagnostik untuk ASPD. Sebagian besar pria tersebut bukan psikopat (ASPD – P) . Mereka ditandai dengan ketidakstabilan emosional , impulsif dan tingginya tingkat gangguan mood dan kecemasan. Mereka biasanya menggunakan agresi dengan cara reaktif dalam menanggapi ancaman atau rasa frustrasi .

Namun, sekitar sepertiga dari pria tersebut akan memenuhi kriteria diagnostik tambahan untuk psikopati (ASPD + P).  Mereka mempunyai ciri kurangnya empati dan penyesalan, dan menggunakan agresi secara terencana untuk mengamankan apa yang mereka inginkan ( status, uang dll ) . Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa otak psikopat berbeda secara struktural dari otak yang sehat, tapi sampai sekarang belum ada yang meneliti perbedaan-perbedaan ini dalam populasi pelaku kekerasan dengan ASPD .

Dr Nigel Blackwood dari TIO  dan penulis utama studi ini mengatakan : ‘Dengan menggunakan scan MRI kami menemukan bahwa psikopat memiliki kelainan otak struktural dibanding dengan mereka yang hanya memiliki ASPD hanya bermasalah dengan dengan otak sosial” .  Hal ini menambah bukti perilaku dan perkembangan yang psikopati adalah subkelompok penting ASPD dengan dasar neurobiologis  berbeda dan memerlukan perawatan yang berbeda.  Dr Nigel berkata “Ada perbedaan yang jelas antara perilaku mereka yang didiagnosis dengan ASPD dengan mereka yang memiliki psikopati. Kami menjelaskan mereka yang tidak psikopati sebagai ‘panas kepala’ dan orang-orang dengan psikopati sebagai ‘berhati dingin”

Para peneliti menggunakan Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) untuk memindai otak dari 44 pria dewasa pelaku kekerasan didiagnosis dengan Kepribadian Anti – Social Disorder ( ASPD ). Kejahatan yang dilakukan mencakup pembunuhan, pemerkosaan, percobaan pembunuhan dan penganiayaaan berat. Dari jumlah tersebut, 17 memenuhi diagnosis untuk psikopati (ASPD + P) dan 27 tidak (ASPD – P). Mereka juga mengamati otak dari 22 non – kriminal yang sehat .

Studi ini menemukan bahwa ASPD + P pelanggar ditampilkan volume materi abu-abu secara signifikan berkurang pada korteks prefrontal anterior rostral dibandingkan dengan ASPD – P pelanggar dan non – pelanggar yang sehat. Daerah ini penting dalam memahami emosi dan niat orang lain dan diaktifkan ketika orang berpikir tentang perilaku moral. Kerusakan daerah ini dikaitkan dengan gangguan empati terhadap orang lain, respon yang buruk terhadap rasa takut dan tertekan dan kurangnya ‘sadar diri’ emosi seperti rasa bersalah atau malu .

Apakah Psikopat Memiliki Kepedulian terhadap orang lain ?

Narapidana yang psikopat tidak memiliki dasar neurofisiologis “bawaan” yang memungkinkan mereka untuk berempati dengan orang lain orang lain, demikian menurut sebuah studi baru oleh ahli saraf di University of Chicago dan University of New Mexico .

“Kurangnya empati merupakan karakteristik ciri individu dengan psikopati” menurut penulis utama studi tersebut , Jean Decety dan Profesor Irving B. Harris pengajar Psikologi dan Psikiatri di Universitas Chicago. Sekitar 1 persen dari populasi umum Amerika Serikat adalah Psikopat dan 30 persen dari populasi penjara AS (laki-laki dan perempuan). Pelaku kriminal yang psikopat bertanggung jawab untuk kejahatan berulang dan kekerasan dalam masyarakat. Mereka untuk pertama kalinya bahwa proses kerja saraf yang terkait dengan proses empatik telah diperiksa langsung pada individu dengan psikopati , terutama dalam menanggapi persepsi orang lain sakit atau penderitaan.

Hasil penelitian dapat membantu psikolog klinis merancang program pengobatan yang lebih baik untuk psikopat, diterbitkan dalam artikel , ” Responses to Brain Scenario Empathy” diterbitkan secara online di journalJAMA Psychiatry. Bergabung  dalam penelitian ini adalah Laurie Skelly seorang mahasiswa pascasarjana di UChicago dan Kent Kiehl profesor psikologi di University of New Mexico.

Untuk penelitian ini, tim peneliti menguji 80 tahanan antara usia 18 dan 50 di lembaga pemasyarakatan. Orang-orang secara sukarela untuk tes dan diuji untuk tingkat psikopati menggunakan ukuran standar. Mereka kemudian di pindai dengan teknologi MRI fungsional, untuk menentukan respon mereka terhadap serangkaian skenario yang menggambarkan orang-orang yang sengaja menyakiti . Mereka juga diuji respons mereka dengan melihat video singkat dari ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit.

Studi ini menemukan para peserta dalam kelompok psikopati tinggi menunjukkan aktivasi kurang signifikan dalam korteks prefrontal ventromedial, lateral korteks orbitofrontal, amigdala dan bagian abu-abu periaqueductal otak, tetapi lebih banyak aktivitas di striatum dan insula bila dibandingkan dengan merak yang tidak psikopat. Mereka mendapat kesempulan dari penelitian ini bahwa ada 2 jenis pelaku kriminal:

  1. Mereka yang dapat direhabilitasi dan masukkan kembali masyarakat.
  2. Mereka yang tidak dapat disembuhkan .

Yang terakhir ini termasuk mereka yang menderita psikopat. Sebelum 4 dekade yang lalu ketika Dr Herve Cleckley dari University of Georgia memulai penelitiannya sedikit yang diketahui tentang gangguan ini. Disimpulkan bahwa psikopat tidak memiliki hati nurani dan belas kasihan dan bisa melakukan kejahatan keji tanpa merasa apa-apa. Mereka juga dapat muncul dengan sangat normal dan waras.

Karya Dr Cleckley itu dilanjutkan oleh Dr Robert  dari University of British Columbia. Dia bekerja di penjara dan melihat perbedaan dalam beberapa narapidana. Mereka adalah manipulatif dan sering sulit untuk didiagnosa.

Kedua peneliti berkeseimpulan jumlah Psikopat adalah sekitar 2 % dari populasi. Mereka berpendapat narapidana harus bisa direhabilitasi dan itu akan menjadi hasil yang sangat baik jika mereka bisa kembali masuk ke masyarakat sebagai warga negara yang produktif. Namun hal ini tidak mungkin dengan Psikopat,  karena mereka tidak dapat disembuhkan. Seorang psikopat dapat melakukan 20 kejahatan dalam satu penelitian terhadap diagnosis kejahatan. Penelitian di University of New Mexico menunjukkan bahwa scan otak penjahat yang melakukan kekerasan menunjukkan amigdala (pusat emosi otak manusia) terpisah dari lobus frontal. Psikopat bisa melakukan di luar apa yang manusia bisa membayangkan.

Pemidanaan pelaku Remaja yang psikopat

Penelitian pada masalah perkembangan otak remaja sering disalahpahami menjadi faktor yang meringankan perilaku kriminal menunjukkan bahwa Penelitian ini sering disalah gunakan. Penelitian ilmiah yang disebut ” Brain Overclaim Syndrome “ menjelaskan mengapa penelitian pengembangan lobus frontal begitu sering dikutip oleh para pengacara untuk meringankan hukuman seringkali tidak mengindahkan perilaku yang berbahaya. Mereka berdalih  “Otak tidak melakukan kejahatan – orang melakukannya”.  Artikel penting di New York Times ini yang berjudul “Brain On Stand” memberikan wawasan yang signifikan ke dalam masalah yang rumit ini. Adalah sangat berbahaya bagi remaja pembunuh psikopat  diberi keringanan hukuman dan kembali ke masyarakat.

Dalam sejarah manusia usia dewasa dalam setiap kebudayaan yaitu pada saat pubertas. Setiap agama dan budaya memiliki entri ritual menjadi dewasa sekitar usia 13-14. Masa remaja itu sendiri sepenuhnya penemuan Revolusi Industri di mana masuk ke dunia kerja ditunda oleh wajib sekolah untuk menjaga para pekerja muda tidak bersaing dengan pekerja yang lebih tua di pabrik.

Pelopor Psikolog kognitif Jean Piaget mendefinisikan usia sekitar 12 seperti ketika kita mendapatkan “pemikiran operasional formal”  ( tahap pemikiran yang paling matang dan pembangunan abstrak). Pemikiran operasional formal adalah tingkat paling maju dicapai dan terus sampai dewasa. Tidak ada masa yang lebih lanjut dari kematangan dalam berpikir seseorang selain operasi formal, yang dicapai selama masa pubertas.

Inilah sebabnya mengapa banyak dari kita menentang wajib penjara hukuman, dan bukan hanya mendukung minimum wajib, karena setiap kasus kejahatan tersebut memiliki kondisi yang sangat individual . Setiap kriminal berbeda, setiap situasi berbeda.  Kita tidak boleh menilai sewenang-wenang berdasarkan usia tetapi oleh kesalahan dan maksud dari pelaku individual, tidak peduli usia mereka, terutama setelah mereka telah memasuki masa pubertas.

Hukum di setiap negara bagian di Amerika Serikat sudah melakukan hal ini, dan ini adalah mengapa jaksa memiliki dan menerapkan kebijaksanaan yang signifikan dalam cara mereka menjatuhkan hukuman terhadap setiap pelanggaran dan pelaku. Hakim harus memiliki beberapa pedoman dalam penetapan hukuman juga, untuk menghadapi faktor-faktor setiap individu.

Studi psikopatologis dan ilmu penilaian risiko sangat penting dalam membantu kita untuk mengidentifikasi dan memilah-milah antara kriminal yang bisa direhabilitasi dan bertanggung jawab sehingga dapat re-entry ke dalam masyarakat dan siapa yang tidak .

Penelitian lobus frontal  TIDAK menjelaskan faktor-faktor yang alasan perilaku kriminal.  Isu yang relevan dalam mempertimbangkan kejahatan  keji dan terencana yang dilakukan oleh remaja adalah apakah ada atau tidak mereka memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang mereka lakukan dan bahwa perbuatan itu salah dilakukan. Kriminalitas dan kesalahan didefinisikan dalam hukum dan dalam kesehatan mental sebagai kemampuan untuk membentuk niat.

Masalah kekerasan remaja merupakan epidemi nasional di Amerika Serikat, secara signifikan lebih buruk di sini daripada di tempat lain di dunia. Tidak ada negara lain datang bahkan dekat dengan tingginya angka pembunuh remaja.  Amerika Serikat memiliki faktor budaya , isu-isu sosial-ekonomi, akses ke senjata,  sistemik , dan pandangan tentang kekerasan yang unik .

Sistem peradilan anak di Amerika Serikat menggunakan berbagai pendekatan , pencegahan , intervensi , pendekatan berbasis masyarakat.  Banyak pihak yang perlu membantu  pelaku remaja mengubah kehidupan mereka dan memberi mereka bantuan yang mereka butuhkan, tetapi untuk melindungi keselamatan masyarakat ketika pelaku diindikasikan adalah seorang remaja Pikopat akan menjadi hal yang berbeda.

Analisa terhadap perbuatan Hafidt dan Assyifa

Sudah membunuh masih tersenyum ? apakah mereka Psikopat ?
Sudah membunuh masih tersenyum ? apakah mereka Psikopat ?

Berdasarkan tulisan diatas, jika kita melihat perbuatan pasangan ini, terlihat mereka sudah terindikasi psikopat. Bisa terlihat dari perbuatan mereka terhadap korban yang sadis sekali dan bahkan seperti sama sekali tidak menyesali perbuatan mereka.  Apabila benar dugaan itu, mereka harus di ganjar hukuman penjara yang lama sekali atau kalau perlu penjara seumur hidup, tujuannya adalah menyelamatkan masyarakat daripada perbuatan yang dimungkinkan akan diulang oleh mereka.  Hakim juga harus berhati – hati dengan hal – hal yang meringankan terdakwa nantinya yang pasti akan diungkapkan oleh Pengacara. Seharusnya hakim bisa mendengar keterangan seorang psikiater apakah benar mereka terindikasi psikopat. Hukuman terhadap seorang psikopat harus berbeda, karena ada masyarakat yang harus dilindungi dari perbuatan mereka.

BREAKING NEWS

Pada hari ini 4 November 2014, Penuntut Umum/ Jaksa menuntut kedua terdakwa dengan hukuman penjara SEUMUR HIDUP, tulisan ini semoga juga membawa pandangan kepada Hakim untuk menjatuhkan vonis, bukan untuk membalas perbuatan mereka namun lebih untuk melindungi masyarakat dari perbuatan lanjutan mereka…….

BEGINILAH CERITA SEORANG PSIKOPAT, APAKAH ANDA KORBAN BERIKUTNYA ?

Atas permintaan banyak pembaca blog ini, saya akan mengulang kembali hasil pengalaman saya menghadapi tersangka psikopat, namun saya pikir “tidak fair” kalau hanya berdasarkan pengalaman saya semata, pasti banyak yang berpikiran saya tidak akan secara jernih dan netral menulisnya , dengan itu saya memuat pendapat seorang pakar psikologi SARTONO MUKADIS Psi (Center of behavioral Study) mengenai tersangka psikopat yang pernah saya sidik, Iptu Gribaldi handayani SH, silahkan menyimak dan anda bisa membandingkan dengan tersangka baru Ryan sang Homo Jagal dari Jombang, apakah mirip ? (Ini adalah bahan paparan beliau dari slide powerpointnya)

1.
Kasus GrH
Nama M. Gribaldhy H. Yani SH bin Khairulsyah (GrH)
Pangkat IPTU Polisi
Tgl lahir Medan 20 Juli 1966
Tiga istri dengan 4 anak (3 dari I, 1 dari II)
Pendidikan terakhir S1 Hukum
Pelatihan dari Polisi Dikljur LanIntel Op Mega Mendung 1990

2.
Tersangka pria pewira menengah Polisi non AKPOL, usia 39 tahun, berfisik tinggi besar dan atletis (pemegang sabuk hitam salah satu aliran bela diri), ganteng, sangat percaya diri dan sama sekali tidak terkesan takut, ragu atau tidak tahu apa yang dilakukan.

3.
Bicaranya tegas, terkesan cerdik dan dipikirkan dulu, walau sesekali menjadi emosional tetapi segera mampu menguasai dirinya kembali. Cerita yang dikemukakan dengan pola yang jelas, ia menggabungkan antara fakta, alibi, argumentasi dan khayalan dengan baik, sehingga kalau tidak dilakukan cross check kita akan melihatnya sebagai kebenaran dan kejujuran yang utuh.

4.
Tidak terkesan merengek ataupun menarik belas kasihan baik pada dirinya maupun pada korban. Sama sekali tidak menampakkan rasa sesal, atau bersimpati pada nasib keluarga korban, ataupun merasa dirinya jadi korban dari keadaan di luar dirinya.

5.
Hanya saja ia menyebut seorang tokoh politik (Y) cukup ternama di Jambi yg banyak berjasa dalam karir dan keuangannya. Ia merasa berhutang budi dan tidak bisa menolak apapun permintaannya. Atas desakkan tokoh inilah mengapa ia al. melakukan pembunuhan berangkai ini.

6.
Tetapi sampai catatan ini direkam, polisi tidak berhasil membuktikan adanya keterkaitan yg signifikan. Ada dugaan hubungan mereka fiktif atau pengalihan perhatian polisi.
Setiap kali ia menekankan motivasi itu. Ia marah besar kalau penanya meragukan kebenarannya, karena tidak ada fakta dan motivasi yang menyokong.

*catatan : Ryan pun selalu berdalih bahwa yang melakukan pembunuhan adalah keluarga besarnya karena tidak suka melihat ia menjadi Gay —-> selalu ada tokoh “fiktif” yang dihadirkan oleh tersangka psikopat*

7.
Karirnya baik, walau tidak luar biasa tetapi setidaknya sama atau di atas rata-rata sejawatnya. Ia memperoleh banyak kepercayaan dari atasan. Sebab itu ketika pertama kali polisi resort Sekayu – tempat mayat terakhir ditemukan di daerah Musi Banyuasin (Muba) – dan mengindikasikan tersangka, beberapa atasan di Jambi menyangsikan.

*catatan : inilah suatu ciri khas dari tersangka psikopat, Ryan juga dikenal sebagai guru mengaji di lingkungan tempat tinggalnya—-> seorang psikopat mempunyai kehidupan yang sangat Kontras*

8.
Masuk Dinas Kepolisian Polda Sumut 1986
·         SatIntelPamsan Poltabes Medan 87
·         Unit Opsnal Polda Sumut 91
·         Ba Lantas Potares Tapanuli Sumut 93
·         Ba Polres Deli Serdang Sumut 96
·         Stupa Reg Polri XV Sukabumi 97
·         Pama Polda Jambi 98
·         Pamapta I Polres Kerinci 98
·         Kaur Bin Ops Sabhara Polres Kerinci 99
·         Kasat Sabhara Polres Kerinci 99
·         Kaur Min Diskum Polda Jambi 2001
·         Parik Ir Loda Jambi 02
·         Ka Stawal Polda Jambi 02
·         Kasubbag Sospol Polda Jambi 03
·         Kaur Mintu Biro Mitra Polda Jambi 03
·         Kaur Jian Info Krim Polda Jambi 04

9.
Rangkaian pembunuhan sendiri berjangka cukup panjang, korban pertama yang diakuinya diawali tahun 98, dan terakhir tahun 2004 (6 tahun). Jadi pada rentang waktu dimana ia berkarir aktif bahkan di bagian kriminal /penyidikan.
(Pada beberapa kasus, walau tidak langsung terlibat, ia turut serta dalam diskusi. Kerap ia menunjukkan ‘kemarahannya atas kebiadaban pembunuh’ ketika melihat foto foto TKP).

10.
Korbannya laki dan perempuan, tua maupun setengah baya, seolah tanpa pola tetap. Tersebar dari Jambi, Sumut, Riau, Sumsel sampai menurut kabar dan masih disidik, ada juga di Batam. Jumlah resmi yang berhasil diidentifikasi atau ditemukan mayatnya enam orang, tetapi diduga lebih dari itu.

*catatan: ini juga terjadi dengan Ryan, walaupun ada korban sesama gay tapi ada juga  non gay serta seorang anak dan ibunya*

11.
Data Korban:
Gusmiarni, Ibu RT, ditemukan 2002 , TKP ds Kubu Rokan Riau, MO ditembak dan ditusuk
Yeni Parida, swasta ditemukan 2002, TKP Jl raya Riau – Medan 2001,MO ditembak
Muhammad Ali als Mamad, sopir 35th TKP Riau, MO ditembak
Nurmata Lili als Marta swasta, TKP Lintas Timur km 80-81 th 2003, MO ditembak
Rusdin Sidauruk, sopir rental , TKP Pekan Baru 1998, ditembak
Ngadimin, 50 th swasta TKP Sungai Liat MUBA 2004, ditembak lalu dibakar.

*catatan : untuk melihat fotonya bisa dilihat disini https://reinhardjambi.wordpress.com/2007/11/06/korban-polisi-pembunuh/*

12.
MOnya, korban yang menurut pelaku ‘menjengkelkan & mempermalukannya’ di ajak keluar kota, di tengah jalan / hutan korban di tembak kepalanya (biasanya di belakang telinga). Karena perencanaan teliti, ia berhasil menghapus keterkaitan korban dengan dirinya, dan selalu menyangkal mengenal korban.

13.
Belakangan MO diubah, karena ia tahu polisi mulai tertarik mencari identitas korban. Ia berupaya melenyapkan dgn membakar mayat. Pertama kali hanya dengan menyiramkan bensin lalu membakar, ternyata mayat tidak hancur, korban berikut ia bedah dulu dada & perut, menuangkan bensin ke dalamnya baru dibakar.

14.
Cara ini nyaris berhasil karena mayat memang hancur. Tetapi ‘kebetulan’ kaki mayat ditemukan utuh, dan pada kaki itu ada tanda tubuh yang khas yang dikenali oleh keluarganya.
(Padahal tes darah pertama kali di RS setempat hasilnya berbeda dengan data laporan orang hilang, untung polisi Sekayu di bawah AKBP Martuani tidak berputus asa, contoh darah mereka cek ulang ke Jakarta, ternyata cocok!. Ketika dilakukan rekonstruksi, diperagakan ketika tersangka berhenti membeli bensin ditepi jalan. Pedagang bensin masih ingat karena ia sempat bertanya ‘Mobil bapak kan diesel, ko pake bensin?, dijawab tenang, ‘Untuk mobil teman saya yang mogok’)

15.
Ketika tim Polda Jambi dan Polres Muba mulai mencium dia sebagai tersangka, dan mulai menyidiknya, ia ‘mengancam’ akan memprapengadilan rekannya tsb, kalau gagal membuktikan.
Pistol yang digunakan diduga milik sejawatnya yang ia curi. Padahal ia tahu pasti hukuman bagi polisi yang kehilangan pistol, apapun alasannya; ditunda kenaikan pangkat dan dihentikan tunjangannya, hanya bentuk hukuman yang paling pasti tapi paling ringan. Kerap disel atau diturunkan pangkat.

16.
Hampir semua korban, pertama kali berhubungan minta tolong untuk memasukkan saudara kepolisian atau jasa lain. Disanggupi korban dengan imbalan uang tentunya. Ketika tidak terbukti dan korban menagih janji atau minta uang dikembalikan, ia marah dan merasa ‘dipermalukan & diancam’.

17.
Ia selalu menekankan motif pembunuhan terjadi ‘hanya’ kalau ia ‘dipermalukan’, dan merasa ‘diancam’ apalagi di depan orang banyak. Ia mengatakan sangat sakit hati, dendam dan harus mengembalikan kehormat-annya. Tapi ketika ditanya apa dan bagaimana bentuk ‘dipermalukan & diancam’ itu, ia hanya mengatakan ‘pokoknya saya merasa terancam dan terhina’.

18.
Termasuk saudara merasa terancam oleh wanita atau pria setengah umur yang baik fisik, financial maupun kedudukan /statusnya lebih rendah dari saudara?’ saya bertanya. ‘Ya, pokoknya saya merasa diancam akan diperas….!’ Jawabnya dengan nada tersinggung.

19.
Hubungan dengan rekan sekerja juga tidak diperoleh catatan negatif. Bahkan seperti dikatakan di awal, dimata atasannya ia cukup baik dan tidak tercela secara dan patut jadi perhatian khusus.
Kasusnya saat ini menunggu pengadilan di Riau (Januari 2006).

SUDAH GAY, PSIKOPAT PULA (PERFECT COMBINATION)

Insting polisi saya berkata…. korban mutilasi yang ditemukan di Ragunan adalah karena hubungan cinta sesama jenis…… ternyata memang betul dan tepat dugaan saya, itu karena kelakuan seorang penikmat sesama jenis bernama Very Idam Heryansyah alias Ryan yang murka dan cemburu terhadap temannya bernama Heri Santoso, membunuhnya…. dan memotongnya menjadi 7 bagian…

Jagal Jombang
Ini dia sang jagal (foto from oke Zone)

…… dan bukan itu saja, tapi juga menghabisi nyawa Aril Somba Sitanggang, 34 Tahun pada bulan April 2007 dan menguburnya di halaman rumahnya di Jombang…

….. eitsss belum cukup … masih ada Vincen, 28, asal Jombang. Pemuda ini dibunuh pada awal April 2008, dua minggu sebelum Aril dihabisi. Guntur, 30, asal Nganjuk, Jawa Timur dibantai pada pertengahan Juli 2007. Sedangkan Grendy, 28, WN Belanda, dibunuh pada pertengahan Januari 2008.

…… Halah …. masih kurang juga…… ternyata ada lagiiiiii ….ia juga dicurigai membunuh seorang ibu rumah tangga bernama Nani dan putranya. Empat bulan lalu, ibu dan anak ini dilaporkan warga pernah jalan bersama Ryan. Sejak itu korban tidak kelihatan batang hidungnya. Namun, kepastian bahwa Ryan membunuh kedua korban warga Jombang itu masih diusut petugas. Ia selalu memberi keterangan berbelit…..

Nah makanya kalau melihat judul tulisan ini, saya bisa bilang, dua hal itu (Gay dan Psikopat) merupakan “Perfect Combination”, …wah – wah kenapa yaa ?

Jangan dulu melihat teori psikologi atau teori sosiologi dari para pakar….

….. dari pengalaman saya belasan tahun ini dalam penyidikan, entah kebetulan atau apa…..banyak sekali saya menemukan pembunuhan yang berlatar belakang hubungan cinta sesama jenis, yang sangat jelas di memori saya adalah: pembunuhan seorang gay kaya raya di Jakarta Utara oleh teman kencannya seorang remaja, pembunuhan penjaga hotel “lestari” di Jambi oleh dua orang anak tangung, dan pembunuhan seorang pegawai sebuah salon di Jambi.

…… dari peristiwa ini saya kurang lebih mendapat kesimpulan bahwa percintaan gay itu berbahaya sekali….. kalau ada saja unsur sakit hati dan cemburu… mereka melakukan tindakan secara “lelaki” sekali…… mereka tidak segan membunuh untuk melampiaskan kekesalannya dengan cara yang “lelaki sekali” seperti menyiksa, menganiaya dan membunuh…..

…..dan ditambah lagi ciri – ciri pembunuh psikopat yang sepertinya saya sudah hapal benar…. sama persis seperti pembunuh berantai psikopat yang pernah saya sidik (seorang polisi pula…) Gribaldi Handayani yang paling tidak telah membunuh 7 orang, mereka ini mempunyai ciri sama persis : tidak mempunyai empati kepada korban, tidak punya rasa bersalah/berdosa dan selalu memberikan keterangan yang berbelit – belit…… modus operandi mereka selalu sendiri, direncanakan dan dilakukan secara tenang…… bisa dibayangkan bagaimana Ryan si homo banci bajingan bangsat itu….. (……..loh kok saya jadi emosi begini yaa…..) melakukan pembunuhan di tempat yang sama, terhadap 4 orang dan dikubur dalam lobang yang sama, dan itu di halaman rumahnya……

Ok , maksud saya menulis tulisan ini….. bagi anda – anda yang sudah “terlanjur” menjadi Gay atau Homoseksual… cepatlah anda sadar dan berubah…. tapi kalau ngga bisa juga…. hati hati dalam bergaul, ada kecenderungan bagi kaum gay lebih “posesif” dan apabila mereka cemburu, akan lebih berbahaya… karena bagaimanapun mereka tetap “lelaki”…….. dan lebih bahaya lagi kalau ternyata ia mengidap psikopat… ampuuuunnn deh…..

UPDATE

(27/07/08 ) Polisi kembali menemukan 5 mayat yang terkubur dalam 4 lubang di pekarangan rumah Ryan, Kelima mayat tersebut sebagian kondisinya sudah rusak. Berdasarkan pengakuan Ryan, kelima mayat adalah teman fitnes Ryan, Agustinus Fitri Setiawan alias Wawan (28 ) yang hilang 8 Agustus 2007, karyawan PT Tjiwi Kimia Muhammad Achsoni alias Soni (29) yang hilang akhir November 2007. Penyiar Radio Gita FM Zainul Abidin alias Zaki (21) yang hilang Januari 2008, Nanik Hidayati (31) dan putrinya Silvia Ramadani Putri (3). Ibu dan anak ini hilang sejak April 2008.

*ngeri kali kau, kawan…*

Kronologis Penyidikan Kasus GRIBALDI

GribaldidiBONkePoldaRiau6368Penyidikan kasus GRIBALDI dimulai ketika ditemukannya sesosok mayat pada tanggal 28 Desember 2004 di jalan lintas timur Sumatra Km 73 Bayung Lincir, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Mayat tersebut dalam keadaan terbakar dan hanya menyisakan sepasang kaki dengan sepatunya, mayat tersebut atas inisiatif kapolsek di bawa ke RS Raden Matahir, Jambi untuk diotopsi. Pertimbangannya adalah masalah kedekatan lokasi (1,5 jam dari TKP) dibandingkan dengan ke Palembang (6 jam), keesokan harinya peristiwa ini menjadi headline di koran lokal jambi, tak lama sesudah itu datanglah keluarga yang mengaku kehilangan putrinya yang bernama LISTI KARTIKA BAIDURI. Setelah mengidentifikasi sepatu dan cincin yang ditemukan di TKP, yakinlah mereka bahwa mayat tersebut adalah putri mereka. Sat 1 Dit Reskrim Polda Jambi mulai melakukan penyelidikan atas kejadian ini, cara paling lazim adalah mengungkap siapa – siapa yang terakhir terlihat bersama korban. Keterangan yang diperoleh dari keluarga LISTI terlihat belakangan dekat dengan GRIBALDI seorang perwira polisi berdinas di Polda, karena berjanji akan memasukkan adik korban menjadi PNS di Pemda Tanjung Jabung Timur.

Untuk menemukan alat bukti yang dibutuhkan pihak penyidik dari Resum Polda Jambi, Poltabes Jambi dan Polsek Bayung Lincir mulai menggeledah rumah GRIBALDI, ia pada saat itu tidak ada di rumah, pada rumah tersebut ditemukan dalam jumlah besar amunisi, uang sebanyak Rp 40 Juta, beberapa buah HP yang belakangan diketahui adalah milik korban, beberapa BPKB mobil yang belakangan diketahui milik korban yang dirampok mobilnya, sejumlah ijazah milik korban, foto – foto, kartu nama dan belasan cap berbagai instansi polri dan sipil, belakangan diketahui untuk memalsukan surat.
Penyidik memang belum menemukan alat bukti yang akurat untuk membuktikan keterkaitan GRIBALDI dengan korban LISTI, dan walau kurang alat bukti mulai diperiksa sementara sebagai saksi, untuk melihat alibinya. Ternyata GRIBALDI mempunyai alibi yang kuat yaitu pada saat korban ditemukan atau kira – kira waktu pembunuhan, GRIBALDI berada di rumah dikuatkan dengan keterangan istrinya SES EKOWATI, pada hari itu pula terlihat GRIBALDI sebagai wasit pertandingan volley dalam rangka Hut Satpam di Polda Jambi.
Berdasarkan Tempat Kejadian Perkara, GRIBALDI pada pertengahan Januari 2005 di bawa ke Polres Musi Banyu Asin untuk dilakukan penyidikan. Turut dibawa mobil Panther miliknya untuk dilakukan pengecekan laboratoris untuk mengetahui apakah ada bekas darah didalamnya. Hasil pemeriksan forensik pada mobil GRIBALDI ditemukan bercak darah, tetapi belum bisa dipastikan golongan darahnya, sehingga di sita oleh Polres Muba, belakangan diketahui bercak darah tersebut bergolongan darah O, identik dengan golongan darah LISTI.
Berdasarkan hasil koordinasi antar penyidik Polda Jambi dan Polres Muba, diketahui pada bulan Agustus 2004 ada penemuan mayat berjenis kelamin laki – laki, dibunuh dengan modus yang sama yaitu dibakar, TKP berada di daerah Sungai Liat, Muba tidak jauh dari TKP LISTI, penyidik membandingkan foto korban di TKP ternyata mirip dengan NGADIMIN, seorang tersangka yang sedang dicari Polda berkaitan dengan kasus penipuan. Guna keperluan identifikasi Keluarga dari NGADIMIN dipanggil, berikut juga team DOKPOL dari Mabes Polri untuk melakukan otopsi pada kuburan NGADIMIN (pada waktu itu korban tidak dikenal sehingga langsung dikuburkan), hasilnya mayat terlihat terbakar dan pada tubuh mayat terdapat 4 (empat) proyektil peluru yang bersarang dibadan, dari pemeriksaan Odontologi Forensik dapat dipastikan mayat tersebut NGADIMIN. Berdasarkan informasi dari keluarga korban, GRIBALDI sering terlihat bersama korban sebelum ia hilang pada bulan Agustus 2004.

Hasil pemeriksaan di Polres Muba selama 3 (tiga) hari, belum juga ditemukan petunjuk, alibi, apalagi pengakuan darinya, hal ini tidak cukup untuk membuktikan GRIBALDI sebagai tersangka, dan ia kemudian dibawa lagi ke Jambi. Demi menggiatkan penyidikan, dilakukanlah penahanan terhadap GRIBALDI dengan perkara pemilikan amunisi tanpa ijin, penahanan ini dilakasanakan oleh Sat Reskrim Poltabes Jambi. Sementara di tahan, GRIBALDI diharapkan tidak bisa melarikan diri, menghilangkan barang bukti, atau mengulangi perbuatannya.

Upaya selanjutnya yang dilakukan penyidik adalah melakukan penyelidikan terhadap semua aktifitas yang pernah dilakukan GRIBALDI, termasuk orang – orang yang pernah berhubungan dekat dengannya. Didapatlah informasi bahwa ada beberapa orang lain selain NGADIMIN dan LISTI yang pernah berhubungan dekat dengan GRIBALDI, ternyata HILANG atau ditemukan meninggal dunia secara tidak wajar, mereka adalah : MUHAMMAD ALI (MAMAT) 35 thn, pengemudi mobil sewaan, hilang bersama mobilnya jenis Izusu panther warna silver No.Pol.: B-8467-CE, pada tanggal 15 April 2004 ditemukan telah menjadi mayat dalam kedaan terbakar di daerah Talang Kerinci, Riau. Mobilnya tidak ditemukan. GUSMARNI 31 thn, hilang sejak bulan Juli 2003 setelah berhubungan dengan GRIBALDI karena membantu menguruskan asuransi Jasa Raharja suaminya yang meninggal tertabrak mobil GRIBALDI. NURMATA LILI (MARTHA) 29 thn, hilang sejak bulan Agustus 2004 setelah menikah dengan GRIBALDI, ketika ditanyakan GRIBALDI, ia pergi ke Jakarta untuk mengikuti kursus kecantikan. YENI FARIDA 29 thn, hilang sejak bulan April 2004 setelah GRIBALDI berjanji menguruskan adiknya masuk Secaba Polri. RUSDIN SIDAURUK 41 thn, pengemudi mobil rental jenis Toyota Kijang BK 1274 EP, warna biru yang dipakai GRIBALDI ketika hendak pulang cuti dari Medan, kemudian ditemukan tanggal 2 Nopember 1999 di Km 17 Desa Pasir Putih Bagan Batu Kab. Bengkalis Riau telah menjadi mayat dengan luka tembak di kepala. Mobil tidak ditemukan.

Penyidik Polda Jambi, berkesimpulan Modus Operandi yang dilakukan oleh GRIBALDI adalah selalu mengeksekusi korban di luar wilayah Jambi, upaya yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan Polda yang berbatasan, yaitu Polda Riau dan Sumatra Selatan. Informasi yang diharapkan adalah data penemuan mayat tidak dikenal diwilayahnya.
Didapatlah data penemuan mayat tidak dikenal di desa Kubu Rokan, Riau. Terdapat 2 (dua) TKP dengan jarak tidak berjauhan, keduanya berjenis kelamin wanita, pada TKP pertama korban adalah wanita dengan luka tembak di kepala, ditemukan oleh masyarakat pada bulan Juli 2003, sedangkan korban kedua juga wanita dengan keadaan terbakar, ditemukan pada bulan Agustus 2004. Keduanya langsung dikuburkan oleh masyarakat setempat karena tidak ada yang mengenali, walaupun sudah disiarkan media massa. Setelah melihat foto TKP terlihat korban pertama adalah mirip GUSMARNI dan yang kedua adalah mirip NURMATA LILI.
Penyidik Polda Jambi dan keluarga korban pada awal maret 2005 datang ke tempat penguburan mayat tidak dikenal tersebut, kemudian mayat itu diangkat dan dibawa ke Jambi untuk diotopsi. Berdasarkan hasil identifikasi dapat disimpulkan bahwa benar kedua korban tersebut adalah GUSMARNI dan NURMATA LILI. Hasil otopsi menerangkan juga GUSMARNI ditembak dengan 7 peluru dan masih terdapat proyektil di badan korban, sedangkan NURMATA LILI penyebab kematiannya akibat tusukan benda tajam di perutnya.

Penyidik Polda Jambi sampai saat ditemukannya mayat GUSMARNI dan NURMATA LILI, belum juga mendapatkan alat bukti khususnya saksi yang mengetahui, melihat atau mendengar peristiwa ini. Saksi petunjuk yang mengatakan keberadaan GRIBALDI dengan korban pada saat terakhir sebelum hilang tidak dapat membuktikan peristiwa pembunuhan itu sendiri. GRIBALDI sendiri selalu membuat cerita yang sulit diukur kebenarannya, ia terlihat tenang seprti tidak ada masalah yang menimpanya, karena selalu ada saja alibi yang susah untuk dibuktikan, sebagai contoh: ia selalu mengaitkan perbuatannya dengan ALI YUSUF, yang berjasa atas karier dan keuangannya, sehingga ia tidak bisa menolak perintah ALI YUSUF untuk membunuh para korban. Sampai terakhir Penyidik tidak dapat membuktikan keterkaitan ALI YUSUF dalam setiap pembunuhan yang dilakukan GRIBALDI. Karena penyidik hampir frustrasi, pada akhir Maret 2005 Wadir Reskrim Polda Jambi Akbp EDI berinisiatif pergi ke Medan, untuk mencari bahan keterangan dan melakukan otopsi atas korban RUSDIN SIDAURUK, yang telah dimakamkan keluarganya di Tarutung, Sumatra Utara. RUSDIN SIDAURUK diketahui berdasarkan kartu nama yang disita dari rumah GRIBALDI, dalam kartu nama tersebut tertulis nama sebuah perusahaan rental mobil milik ALAM SINAGA, ketika di telepon ternyata ALAM SINAGA mengatakan pernah kerampokan sebuah mobilnya, dan supirnya adalah RUSDIN SIDAURUK yang mayatnya ditemukan Polisi tanggal 2 Nopember 1999 di Km 17 Desa Pasir Putih Bagan Batu Kab. Bengkalis Riau.

Hasil penyelidikan di Medan didapatlah hasil Sdr. ALAM SINAGA mengenali GRIBALDI sebgai orang yang merental mobilnya Jenis Toyota Kijang warna biru BK 1274 EP di Stasiun Kereta Api lapangan Merdeka Medan tanggal 31 0ktober 1999 sekira jam 16.00 wib dengan sopirnya bernama RUSDIN SIDAURUK. Penyidik Polda Jambi pergi juga ke Tarutung untuk melakukan otopsi atas mayat RUSDIN SIDAURUK, yang dilakukan oleh team Forensik, USU. Dari otopsi tersebut diketahui RUSDIN SIDAURUK meninggal akibat ditembak, dan ditemukan 7 proyektil peluru yang masih bersarang di badannya. Ada temuan selanjutnya bahwa GRIBALDI masih mempunyai istri bernama DARNAWATI dan anak 3 orang, mereka tinggal di Jl. Tunas Jaya Gang Parkit No.19 B Kel. Labuai Kec. Tangkerang Labuai, Pekan Baru, Riau.
Pada saat pulang dari Medan, penyidik melewati Pekan Baru dan menuju ke alamat tersebut diatas, di rumah tersebut di parkir dalam halaman 3 (tiga) buah mobil: Izuzu Panther warna Silver, Toyota Kijang warna hitam, dan Jimny Katana. Kedua mobil tersebut patut dicurigai sebagai mobil yang hilang disertai terbunuhnya pengemudinya, Izuzu Panther yang dikendarai MAMAT dan Toyota Kijang yang dikemudikan RUSDIN SIDAURUK, pada saat pulang DANARWATI dan Ketiga Mobil tersebut dibawa ke Polda Jambi untuk dijadikan alat bukti serta dikonfirmasi dengan GRIBALDI.
Sesampai di Jambi, dilakukanlah pemeriksaan kembali terhadap GRIBALDI untuk peristiwa pembunuhan terhadap MAMAT dan RUSDIN SIDAURUK, berdasarkan alat bukti petunjuk mobil Izuzu Panther warna Silver dan Toyota Kijang warna hitam (dahulu berwarna biru). Tetapi penyidik kembali menemukan kesulitan dengan pembuktian alibinya, GRIBALDI selalu dengan cerdas menjawab pertanyaan dengan saksi – saksi fiktif yang dikarangnya, GRIBALDI sadar betul penyidik pasti tidak bisa mendapatkan saksi yang langsung mengetahui semua pembunuhan yang ia lakukan. Begitu pula terhadap saksi DANARWATI, tidak banyak keterangan yang bisa diberikan, kecuali petunjuk dititipkannya mobil – mobil tersebut yang kurang lebih berdekatan waktunya dengan hilangnya korban.
Titik terang penyidikan didapat ketika saksi DANARWATI selesai diperiksa dan hendak pulang ke Pekanbaru, Hand Phone nya tertinggal di ruang pemeriksaan, dan ketika di periksa ada sebuah SMS dari nomor tidak dikenal, namun dipercaya dari GRIBALDI yang tertulis : “BARANG SUDAH SAMPAI KE BAPAK DI MEDAN ?” ketika didesak DANARWATI mengakui bulan lalu ia di telepon GRIBALDI untuk mengantarkan sebuah bungkusan yang pernah ditinggalkan GRIBALDI sebelum ia di tahan, kepada orang tuanya di Medan. DANARWATI sendiri tidak mengetahui apa isi bungkusan itu, namun dari diskripsinya penyidik menduga keras bahwa isinya pistol yang digunakan untuk membunuh para korban.
Malam itu juga penyidik Polda Jambi berangkat ke Medan menuju rumah orang tua GRIBALDI dengan alamat Jln. Bilal Ujung Gang Buntu No 189 C Medan. Setelah dilakukan penggeledahan di dapatlah sepucuk pistol jenis revolver cal. 38 merek S&W di sembunyikan dalam tanah di kebun belakang rumah.
Ternyata pistol itu adalah yang dicuri GRIBALDI sewaktu menjabat sebagai Parik Irwasda Polda Jambi, yang sedang melakukan Wasrik logistik di Polres Bungo pada tahun 2001. Kejadian itu membuat Baur Logistik Polres Aipda MUSLIM terkena tahanan disiplin dan terpotong gajinya untuk membayar ganti rugi senjata yang hilang. Dilakukan juga uji balistik untuk membandingkan proyektil yang didapat dari tubuh korban dengan pistol tersebut, dan hasilnya identik, artinya pistol itulah yang digunakan GRIBALDI untuk mengeksekusi korban.
Dengan ditemukannya pistol tersebut runtuhlah segala alasan serta alibi yang selama ini diberikan GRIBALDI, akhirnya ia mengakui setidaknya telah melakukan pembunuhan terhadap 7 (tujuh) orang, yaitu : LISTI KARTIKA BAIDURI, NGADIMIN, MUHAMMAD ALI (MAMAT), GUSMARNI, NURMATA LILI (MARTHA), YENI FARIDA dan RUSDIN SIDAURUK. Pada bulan Mei 2005 kasus pembunuhan ini dilimpahkan ke Polda Riau dan Polres Muba, Bulan Januari 2006 Gribaldi di sidangkan di PN Bagan Batu untuk pembunuhan RUSDIN SIDAURUK dan di vonis 20 tahun dengan PU masih banding, dan di PN rengat dituntut HUKUMAN MATI dan GRIBALDI masih banding, masih menunggu lagi PN Muba.

KORBAN POLISI PEMBUNUH !

Berikut dibawah ini korban – korban pembunuhan berencana yang dilakukan oleh seorang Polisi bernama Iptu Gribaldi Handayani:

mamatMUHAMMAD ALI (MAMAT) 35 thn, pengemudi mobil sewaan, ia dibunuh oleh GRIBALDI dan mengambil mobilnya jenis Izusu panther warna silver No.Pol.: B-8467-CE, pada tanggal 15 April 2004 ditemukan telah menjadi mayat dalam kedaan terbakar di daerah Talang Kerinci, Riau.

gusmarniGUSMARNI 31 thn, hilang sejak bulan Juli 2003 setelah berhubungan dengan GRIBALDI karena membantu menguruskan asuransi Jasa Raharja suaminya yang meninggal tertabrak mobil GRIBALDI. Ditemukan 2 tahun kemudian di daerah air Molek Riau, dengan 6 buah peluru bersarang dibadannya.

nurmataliliNURMATA LILI als MARTHA, 29 thn, hilang sejak bulan Agustus 2004 setelah menikah dengan GRIBALDI (istri ke dua), ketika ditanyakan GRIBALDI, ia pergi ke Jakarta untuk mengikuti kursus kecantikan. 29 thn, ditermukan 2002, TKP Jl Riau Medan 2001, MO ditembak.

yenifarYENI FARIDA 29 thn, hilang sejak bulan April 2004 setelah GRIBALDI berjanji menguruskan adiknya masuk Secaba Polri, mayat tdk ditemukan.

rusdin (1)RUSDIN SIDAURUK 41 thn, pengemudi mobil rental jenis Toyota Kijang BK 1274 EP, warna biru yang dipakai GRIBALDI ketika hendak pulang cuti dari Medan, kemudian ditemukan tanggal 2 Nopember 1999 di Km 17 Desa Pasir Putih Bagan Batu Kab. Bengkalis Riau telah menjadi mayat dengan luka tembak di kepala. Mobil Kijang tersebut ditemukan di rumah GRIBALDI.

ngadiminNGADIMIN 50 thn, Swasta, TKP sungai Liat Muba 2004, ia tewas dengan cara ditembak dan di bakar, GRIBALDI kesal karena ia menagih janjinya untuk memasukkan beberapa orang untuk menjadi Polisi.

listyCustomLISTI KARTIKA BAIDURI 21 Thn, TKP Bayung Lincir, Musi Banyu Asin Km 73, Pertemuan pertama dengan GRIBALDI ketika ia berjanji menguruskan adiknya untuk menjadi PNS di kabutaten Tanjung Jabung Timur, ketika ia menagih janjinya membuat gusar GRIBALDI, kemudian pada pada suatu malam menghabisinya dengan menembak dan membakarnya dengan menyiram bensin.

POLISI PEMBUNUH !

RotationofGribaldidanistri-1Masyarakat Jambi beberapa waktu yang lalu dikejutkan oleh serangkaian pembunuhan berantai (Serial Murdered), tercatat di kepolisian korbannya sebanyak 7 (tujuh) orang dan dengan TKP tersebar di daerah Riau dan Sumatra selatan, dan yang lebih mengejutkan, tersangkanya adalah seorang Polisi, Iptu Gribaldi Handayani SH, Perwira Pertama berdinas di Polda Jambi, terdapat pertanyaan besar di masyarakat : Bagaimana seorang Polisi yang seharusnya menjadi pelayan dan pelindung masyarakat melakukan hal yang sangat mengerikan ini ????. Dalam pergaulan masyarakat dan sesama polisi, Gribaldi dikenal sebagai sosok yang ramah dan senang membantu orang lain. Para keluarga korban dan korban sendiri pada awalnya merasa sangat terbantu atas kehadiran GRIBALDI, mereka menaruh kepercayaan kepadanya, bahkan sudah dianggap sebagai keluarga.

Saya sendiri turut terlibat dalam penyelidikan dan penyidikan dugaan pembunuhan ini, kami para penyidik dari Satuan Reserse Umum Polda Jambi pada awalnya ragu apakah GRIBALDI adalah tersangkanya, benarkah ia begitu tega melakukan semua pembunuhan tersebut, sikapnya yang berani dengan gaya yang meyakinkan berhasil membuat para penyidik dalam kasus ini menjadi ragu. Karena minimnya alat bukti yang ada, GRIBADLDI tidak langsung diperiksa sebagai tersangka. Pada saat interogasi terhadap GRIBALDI Penyidik menemui kesulitan, ia terlihat cerdik dengan gaya bicaranya yang tegas, sebelum menjawab selalu dipikirkan dulu, cerita yang diterangkannya mempunyai pola yang jelas dengan menggabungkan fakta, alibi, argumentasi dan khayalan yang baik, sehingga kami penyidik kalau tidak melakukan cross check keterangannya dengan fakta di lapangan, bisa terlihat keterangannya adalah suatu hal yang benar. Saya melihat, sepanjang proses penyidikan GRIBALDI tidak pernah sedikitpun merasa bersalah, tidak ada empati terhadap korban yang dibunuhnya, bahkan ia menyalahkan mereka.

Ketika membaca sebuah tulisan pada sebuah website Prof SARLITO, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tentang psikopat, barulah penulis menyadari bahwa ada beberapa kemiripan ciri seorang psikopat dapat ditemukan di dalam diri GRIBALDI. Ciri itu antara lain sbb. :

1. Kurangnya rasa empati selalu berbohong,

2. Emosi yang tidak terkedali,

3. Egoistis,

4. Manipulatif,

5. Tidak mempunyai rasa toleransi

Saya kemudian membandingkan ciri – ciri tersebut diatas dengan beberapa sikap GRIBALDI selama penanganan. Untuk itu diperlukan suatu metoda dan cara khusus untuk melakukan penyidikan terhadap seorang Psikopat, mengingat rumitnya kondisi kejiwaan seorang tersangka.

(bagian pertama)