Baikuni and Ryan, Persamaan dan Perbedaan

Terungkap lagi pelaku “serial murder” yang korbannya disinyalir hingga 12 nyawa yaitu Baikuni alias babeh… wah,… imbang imbang deh dengan Ryan sang jagal dari jombang…. kok bisa ya ada monster yang berwujud manusia ? begitu hausnya dengan darah…. ? Sebagai seorang yang bertugas di penyidikan, saya sudah banyak sekali menemukan “kekejaman” seperti ini… namun saya menemukan suatu pola yang kurang lebih sama dari monster – monster yang haus darah ini, walaupun ada juga perbedaannya… semua data saya dapat dari media maupun hasil “nguping” rekan 2x penyidik yang menangani kedua kasus itu, inilah persamaan dan perbedaannya :

Monster 1 dan 2
Monster 1 dan 2

1. Orientasi Sex :
Persamaan : Mereka sama – sama Homoseksual …
Perbedaan : Babeh dalam kehidupan Homoseksualnya adalah sebagai “laki” atau bahasa di kalangannya sebagai “Top” dan dia mempunyai kecenderungan Phedophil, sedangkan Ryan di kehidupan homoseksualnya lebih banyak sebagai perempuan atau “Bot” (Bottom) dan tidak ada kecenderungan Phedophil.

2. Trauma Masa Kecil :
Persamaan : mereka mempunyai trauma masa kecil yang mengakibatkan mereka “membenci” wanita, menjadi homoseksual dan mempunyai “sifat pemarah” yang mengakibatkan mereka menjadi pembunuh berdarah dingin…
Perbedaan : Baikuni a.k.a babeh mempunyai trauma pada masa kecil ketika ia diperkosa seorang lelaki pada saat ia berusia 10 tahun, kebencian inilah yang menyebabkan ia menjadi homoseksual dan persis melakukan apa yang pernah didapatkannya (memperkosa anak kecil), Ryan mempunyai trauma masa kecil pada saat melihat ibunya selingkuh di depan matanya pada saat bapaknya tidak dirumah, hal inilah yang menyebabkan ia membenci wanita dan menjadi homoseksual, pada beberapa kesempatan ia pertah berkata : “ibuku adalah seorang yang paling kusayangi sekaligus paling kubenci”…

3. Motivasi Membunuh :
Persamaan : Mereka baik Baikuni maupun Ryan mempunyai motivasi yang sama yaitu tidak ingin ketahuan perbuatannya, terungkap juga dari keduanya mereka setelah membunuh pertama, kedua dan seterusnya… mereka makin lama makin menikmati saat – saat korban merenggang nyawanya…
Perbedaan : Baikuni membunuh lebih untuk menunjukkan “superior” artinya ia sebagai yang kuat menindas yang lemah, para korban  yang melawannya dibunuhnya, mungkin akibat trauma masa kecilnya sangat membekas didirinya… Ryan membunuh lebih banyak dimotivasi karena niat kepemilikan akan harta benda korban, walaupun ada juga karena tersinggung karena korban menghinanya…

Inilah sedikit kesimpulan dari dua monster itu….. ngeri kan ?

Dari saya ada tambahan persamaan dari mereka : ” Mereka sama – sama akan mati dalam eksekusi  didepan regu tembak …”

BEGINILAH CERITA SEORANG PSIKOPAT, APAKAH ANDA KORBAN BERIKUTNYA ?

Atas permintaan banyak pembaca blog ini, saya akan mengulang kembali hasil pengalaman saya menghadapi tersangka psikopat, namun saya pikir “tidak fair” kalau hanya berdasarkan pengalaman saya semata, pasti banyak yang berpikiran saya tidak akan secara jernih dan netral menulisnya , dengan itu saya memuat pendapat seorang pakar psikologi SARTONO MUKADIS Psi (Center of behavioral Study) mengenai tersangka psikopat yang pernah saya sidik, Iptu Gribaldi handayani SH, silahkan menyimak dan anda bisa membandingkan dengan tersangka baru Ryan sang Homo Jagal dari Jombang, apakah mirip ? (Ini adalah bahan paparan beliau dari slide powerpointnya)

1.
Kasus GrH
Nama M. Gribaldhy H. Yani SH bin Khairulsyah (GrH)
Pangkat IPTU Polisi
Tgl lahir Medan 20 Juli 1966
Tiga istri dengan 4 anak (3 dari I, 1 dari II)
Pendidikan terakhir S1 Hukum
Pelatihan dari Polisi Dikljur LanIntel Op Mega Mendung 1990

2.
Tersangka pria pewira menengah Polisi non AKPOL, usia 39 tahun, berfisik tinggi besar dan atletis (pemegang sabuk hitam salah satu aliran bela diri), ganteng, sangat percaya diri dan sama sekali tidak terkesan takut, ragu atau tidak tahu apa yang dilakukan.

3.
Bicaranya tegas, terkesan cerdik dan dipikirkan dulu, walau sesekali menjadi emosional tetapi segera mampu menguasai dirinya kembali. Cerita yang dikemukakan dengan pola yang jelas, ia menggabungkan antara fakta, alibi, argumentasi dan khayalan dengan baik, sehingga kalau tidak dilakukan cross check kita akan melihatnya sebagai kebenaran dan kejujuran yang utuh.

4.
Tidak terkesan merengek ataupun menarik belas kasihan baik pada dirinya maupun pada korban. Sama sekali tidak menampakkan rasa sesal, atau bersimpati pada nasib keluarga korban, ataupun merasa dirinya jadi korban dari keadaan di luar dirinya.

5.
Hanya saja ia menyebut seorang tokoh politik (Y) cukup ternama di Jambi yg banyak berjasa dalam karir dan keuangannya. Ia merasa berhutang budi dan tidak bisa menolak apapun permintaannya. Atas desakkan tokoh inilah mengapa ia al. melakukan pembunuhan berangkai ini.

6.
Tetapi sampai catatan ini direkam, polisi tidak berhasil membuktikan adanya keterkaitan yg signifikan. Ada dugaan hubungan mereka fiktif atau pengalihan perhatian polisi.
Setiap kali ia menekankan motivasi itu. Ia marah besar kalau penanya meragukan kebenarannya, karena tidak ada fakta dan motivasi yang menyokong.

*catatan : Ryan pun selalu berdalih bahwa yang melakukan pembunuhan adalah keluarga besarnya karena tidak suka melihat ia menjadi Gay —-> selalu ada tokoh “fiktif” yang dihadirkan oleh tersangka psikopat*

7.
Karirnya baik, walau tidak luar biasa tetapi setidaknya sama atau di atas rata-rata sejawatnya. Ia memperoleh banyak kepercayaan dari atasan. Sebab itu ketika pertama kali polisi resort Sekayu – tempat mayat terakhir ditemukan di daerah Musi Banyuasin (Muba) – dan mengindikasikan tersangka, beberapa atasan di Jambi menyangsikan.

*catatan : inilah suatu ciri khas dari tersangka psikopat, Ryan juga dikenal sebagai guru mengaji di lingkungan tempat tinggalnya—-> seorang psikopat mempunyai kehidupan yang sangat Kontras*

8.
Masuk Dinas Kepolisian Polda Sumut 1986
·         SatIntelPamsan Poltabes Medan 87
·         Unit Opsnal Polda Sumut 91
·         Ba Lantas Potares Tapanuli Sumut 93
·         Ba Polres Deli Serdang Sumut 96
·         Stupa Reg Polri XV Sukabumi 97
·         Pama Polda Jambi 98
·         Pamapta I Polres Kerinci 98
·         Kaur Bin Ops Sabhara Polres Kerinci 99
·         Kasat Sabhara Polres Kerinci 99
·         Kaur Min Diskum Polda Jambi 2001
·         Parik Ir Loda Jambi 02
·         Ka Stawal Polda Jambi 02
·         Kasubbag Sospol Polda Jambi 03
·         Kaur Mintu Biro Mitra Polda Jambi 03
·         Kaur Jian Info Krim Polda Jambi 04

9.
Rangkaian pembunuhan sendiri berjangka cukup panjang, korban pertama yang diakuinya diawali tahun 98, dan terakhir tahun 2004 (6 tahun). Jadi pada rentang waktu dimana ia berkarir aktif bahkan di bagian kriminal /penyidikan.
(Pada beberapa kasus, walau tidak langsung terlibat, ia turut serta dalam diskusi. Kerap ia menunjukkan ‘kemarahannya atas kebiadaban pembunuh’ ketika melihat foto foto TKP).

10.
Korbannya laki dan perempuan, tua maupun setengah baya, seolah tanpa pola tetap. Tersebar dari Jambi, Sumut, Riau, Sumsel sampai menurut kabar dan masih disidik, ada juga di Batam. Jumlah resmi yang berhasil diidentifikasi atau ditemukan mayatnya enam orang, tetapi diduga lebih dari itu.

*catatan: ini juga terjadi dengan Ryan, walaupun ada korban sesama gay tapi ada juga  non gay serta seorang anak dan ibunya*

11.
Data Korban:
Gusmiarni, Ibu RT, ditemukan 2002 , TKP ds Kubu Rokan Riau, MO ditembak dan ditusuk
Yeni Parida, swasta ditemukan 2002, TKP Jl raya Riau – Medan 2001,MO ditembak
Muhammad Ali als Mamad, sopir 35th TKP Riau, MO ditembak
Nurmata Lili als Marta swasta, TKP Lintas Timur km 80-81 th 2003, MO ditembak
Rusdin Sidauruk, sopir rental , TKP Pekan Baru 1998, ditembak
Ngadimin, 50 th swasta TKP Sungai Liat MUBA 2004, ditembak lalu dibakar.

*catatan : untuk melihat fotonya bisa dilihat disini https://reinhardjambi.wordpress.com/2007/11/06/korban-polisi-pembunuh/*

12.
MOnya, korban yang menurut pelaku ‘menjengkelkan & mempermalukannya’ di ajak keluar kota, di tengah jalan / hutan korban di tembak kepalanya (biasanya di belakang telinga). Karena perencanaan teliti, ia berhasil menghapus keterkaitan korban dengan dirinya, dan selalu menyangkal mengenal korban.

13.
Belakangan MO diubah, karena ia tahu polisi mulai tertarik mencari identitas korban. Ia berupaya melenyapkan dgn membakar mayat. Pertama kali hanya dengan menyiramkan bensin lalu membakar, ternyata mayat tidak hancur, korban berikut ia bedah dulu dada & perut, menuangkan bensin ke dalamnya baru dibakar.

14.
Cara ini nyaris berhasil karena mayat memang hancur. Tetapi ‘kebetulan’ kaki mayat ditemukan utuh, dan pada kaki itu ada tanda tubuh yang khas yang dikenali oleh keluarganya.
(Padahal tes darah pertama kali di RS setempat hasilnya berbeda dengan data laporan orang hilang, untung polisi Sekayu di bawah AKBP Martuani tidak berputus asa, contoh darah mereka cek ulang ke Jakarta, ternyata cocok!. Ketika dilakukan rekonstruksi, diperagakan ketika tersangka berhenti membeli bensin ditepi jalan. Pedagang bensin masih ingat karena ia sempat bertanya ‘Mobil bapak kan diesel, ko pake bensin?, dijawab tenang, ‘Untuk mobil teman saya yang mogok’)

15.
Ketika tim Polda Jambi dan Polres Muba mulai mencium dia sebagai tersangka, dan mulai menyidiknya, ia ‘mengancam’ akan memprapengadilan rekannya tsb, kalau gagal membuktikan.
Pistol yang digunakan diduga milik sejawatnya yang ia curi. Padahal ia tahu pasti hukuman bagi polisi yang kehilangan pistol, apapun alasannya; ditunda kenaikan pangkat dan dihentikan tunjangannya, hanya bentuk hukuman yang paling pasti tapi paling ringan. Kerap disel atau diturunkan pangkat.

16.
Hampir semua korban, pertama kali berhubungan minta tolong untuk memasukkan saudara kepolisian atau jasa lain. Disanggupi korban dengan imbalan uang tentunya. Ketika tidak terbukti dan korban menagih janji atau minta uang dikembalikan, ia marah dan merasa ‘dipermalukan & diancam’.

17.
Ia selalu menekankan motif pembunuhan terjadi ‘hanya’ kalau ia ‘dipermalukan’, dan merasa ‘diancam’ apalagi di depan orang banyak. Ia mengatakan sangat sakit hati, dendam dan harus mengembalikan kehormat-annya. Tapi ketika ditanya apa dan bagaimana bentuk ‘dipermalukan & diancam’ itu, ia hanya mengatakan ‘pokoknya saya merasa terancam dan terhina’.

18.
Termasuk saudara merasa terancam oleh wanita atau pria setengah umur yang baik fisik, financial maupun kedudukan /statusnya lebih rendah dari saudara?’ saya bertanya. ‘Ya, pokoknya saya merasa diancam akan diperas….!’ Jawabnya dengan nada tersinggung.

19.
Hubungan dengan rekan sekerja juga tidak diperoleh catatan negatif. Bahkan seperti dikatakan di awal, dimata atasannya ia cukup baik dan tidak tercela secara dan patut jadi perhatian khusus.
Kasusnya saat ini menunggu pengadilan di Riau (Januari 2006).

SUDAH GAY, PSIKOPAT PULA (PERFECT COMBINATION)

Insting polisi saya berkata…. korban mutilasi yang ditemukan di Ragunan adalah karena hubungan cinta sesama jenis…… ternyata memang betul dan tepat dugaan saya, itu karena kelakuan seorang penikmat sesama jenis bernama Very Idam Heryansyah alias Ryan yang murka dan cemburu terhadap temannya bernama Heri Santoso, membunuhnya…. dan memotongnya menjadi 7 bagian…

Jagal Jombang
Ini dia sang jagal (foto from oke Zone)

…… dan bukan itu saja, tapi juga menghabisi nyawa Aril Somba Sitanggang, 34 Tahun pada bulan April 2007 dan menguburnya di halaman rumahnya di Jombang…

….. eitsss belum cukup … masih ada Vincen, 28, asal Jombang. Pemuda ini dibunuh pada awal April 2008, dua minggu sebelum Aril dihabisi. Guntur, 30, asal Nganjuk, Jawa Timur dibantai pada pertengahan Juli 2007. Sedangkan Grendy, 28, WN Belanda, dibunuh pada pertengahan Januari 2008.

…… Halah …. masih kurang juga…… ternyata ada lagiiiiii ….ia juga dicurigai membunuh seorang ibu rumah tangga bernama Nani dan putranya. Empat bulan lalu, ibu dan anak ini dilaporkan warga pernah jalan bersama Ryan. Sejak itu korban tidak kelihatan batang hidungnya. Namun, kepastian bahwa Ryan membunuh kedua korban warga Jombang itu masih diusut petugas. Ia selalu memberi keterangan berbelit…..

Nah makanya kalau melihat judul tulisan ini, saya bisa bilang, dua hal itu (Gay dan Psikopat) merupakan “Perfect Combination”, …wah – wah kenapa yaa ?

Jangan dulu melihat teori psikologi atau teori sosiologi dari para pakar….

….. dari pengalaman saya belasan tahun ini dalam penyidikan, entah kebetulan atau apa…..banyak sekali saya menemukan pembunuhan yang berlatar belakang hubungan cinta sesama jenis, yang sangat jelas di memori saya adalah: pembunuhan seorang gay kaya raya di Jakarta Utara oleh teman kencannya seorang remaja, pembunuhan penjaga hotel “lestari” di Jambi oleh dua orang anak tangung, dan pembunuhan seorang pegawai sebuah salon di Jambi.

…… dari peristiwa ini saya kurang lebih mendapat kesimpulan bahwa percintaan gay itu berbahaya sekali….. kalau ada saja unsur sakit hati dan cemburu… mereka melakukan tindakan secara “lelaki” sekali…… mereka tidak segan membunuh untuk melampiaskan kekesalannya dengan cara yang “lelaki sekali” seperti menyiksa, menganiaya dan membunuh…..

…..dan ditambah lagi ciri – ciri pembunuh psikopat yang sepertinya saya sudah hapal benar…. sama persis seperti pembunuh berantai psikopat yang pernah saya sidik (seorang polisi pula…) Gribaldi Handayani yang paling tidak telah membunuh 7 orang, mereka ini mempunyai ciri sama persis : tidak mempunyai empati kepada korban, tidak punya rasa bersalah/berdosa dan selalu memberikan keterangan yang berbelit – belit…… modus operandi mereka selalu sendiri, direncanakan dan dilakukan secara tenang…… bisa dibayangkan bagaimana Ryan si homo banci bajingan bangsat itu….. (……..loh kok saya jadi emosi begini yaa…..) melakukan pembunuhan di tempat yang sama, terhadap 4 orang dan dikubur dalam lobang yang sama, dan itu di halaman rumahnya……

Ok , maksud saya menulis tulisan ini….. bagi anda – anda yang sudah “terlanjur” menjadi Gay atau Homoseksual… cepatlah anda sadar dan berubah…. tapi kalau ngga bisa juga…. hati hati dalam bergaul, ada kecenderungan bagi kaum gay lebih “posesif” dan apabila mereka cemburu, akan lebih berbahaya… karena bagaimanapun mereka tetap “lelaki”…….. dan lebih bahaya lagi kalau ternyata ia mengidap psikopat… ampuuuunnn deh…..

UPDATE

(27/07/08 ) Polisi kembali menemukan 5 mayat yang terkubur dalam 4 lubang di pekarangan rumah Ryan, Kelima mayat tersebut sebagian kondisinya sudah rusak. Berdasarkan pengakuan Ryan, kelima mayat adalah teman fitnes Ryan, Agustinus Fitri Setiawan alias Wawan (28 ) yang hilang 8 Agustus 2007, karyawan PT Tjiwi Kimia Muhammad Achsoni alias Soni (29) yang hilang akhir November 2007. Penyiar Radio Gita FM Zainul Abidin alias Zaki (21) yang hilang Januari 2008, Nanik Hidayati (31) dan putrinya Silvia Ramadani Putri (3). Ibu dan anak ini hilang sejak April 2008.

*ngeri kali kau, kawan…*