Gerakan Radikal dalam Lintasan Sejarah Indonesia

Radikalisme dalam Islam telah mengakar lama di dalam masyarakat Indonesia, bahkan pada masa kemerdekaan. Pada masa itu kaum radikal kerap bersilangan pendapat dengan golongan lain untuk memperjuangkan kemerdekaan dan bahkan berbeda visi dengan kaum nasionalis.  Berikut ini sekilas mengenai gerakan Radikal di Indonesia yang berhasil saya himpun:

SM kartosuwirjo
SM kartosuwirjo

1. Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat
– Pendiri Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo
– Tujuan menegakkan syariat islam secara formal dan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
– Pemicunya adalah ketika pemerintah Indonesia menyetujui perjanjian Renville. Konsekuensi yang timbul dari perjanjian Renville yaitu pemerintah RI dan pasukan Divisi Siliwangi harus meninggalkan wailayah Jawa Barat. Namun Kartosuwiryo bersama kelompok Hizbullah, Sabilillah dan Masyumi lebih memilih untuk bertahan di Jawa Barat. Mereka berupaya melakuan perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Perjuangan ini yang menjadi cikal bakal lahirnya Tentara Islam Indonesia (TII)
– Ketika Perjanjian Renville berakhir pada bulan Januari 1948, pasukan Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat. Namun keberadaan pasukan ini dikecam oleh Kartosuwiryo cs. Akibatnya timbul koflik antara pasukan Siliwangi dengan kubu Kartosuwiryo.

Kahar Muzakar
Kahar Muzakar

2. Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Sulawesi Selatan
– Tokoh utama Abdul Kahar Muzakar
– Menerima tawaran Kartosuwiryo untuk menjabat Panglima Divisi IV TII wilayah Sulawesi yang kemudian diberi nama Divisi Hasanuddin
– Tercatat telah melakukan aksi penyerangan terhadap TNI, perusakan, penculikan terhadap dokter dan para pendeta Kristen.
– Pada 2 Februari 1965 , Kahar Muzakar tewas tertembak dalam Operasi Tumpas dan Operasi Kilat yang dilancarkan oleh TNI.

Daud beureuh
Daud beureuh

3. Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Aceh
Daud Beureueh menjadi tokoh utama.
– Berhasil menguasai hampir sebagian besar wilayah Aceh, hanya kota-kota besar seperti Banda Aceh (Kutaraja), Sigli, Langsa di utara dan Meulaboh di daerah selatan yang tetap dalam penguasaan RI.
– Dilatarbelakangi oleh perasaan kecewa Daud Beureueh terhadap pemerintahan Soekarno. Kekecewaan itu bermula ketika Soekarno tidak menepati janjinya untuk menerapkan syariat islam di wilayah Aceh setelah perang kemerdekaan usai.
– Pemberontakan di Aceh dapat selesai setelah pada tanggal 26 Mei 1959 Aceh diberikan status Daerah Istimewa dan otonomi luas terutama dibidang agama, adat dan pendidikan.
– Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah untuk mengganti Undang-Undang No.18 Tahun 1965. Kebijakan inilah yang membuat rakyat Aceh kembali kecewa.

Hasan Tiro
Hasan Tiro

4. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
Teuku Muhammad Di Tiro atau Hasan Tiro bersama pengikutnya mendeklarasikan kemerdekaan GAM.
– Pembentukan GAM bertujuan untuk memisahkan diri dari RI dan membentuk pemerintahan sendiri dan memperbaiki seluruh aspek kehidupan baik sosial, politik dan ekonomi.
– Konfik yang tidak selesai menjadi alas n dibentuknya Daerah Operasi Militer (DOM). Berakhir Agustus 1998.
– Selama berlangsung proses perdamaian antara GAM dengan pemerintah RI, berbagai aksi serangan teror terus dilancarkan oleh GAM yang sasarannya tidak hanya meliputi wilayah Aceh dan sekitarnya tetapi juga sampai Jakarta.
– Perundingan keempat pada tanggal 26-31 Mei 2005 pada akhirnya membuahkan kesepakatan damai. Naskah perjanjian perdamaian di beri judul “Memorandum of Understanding between The Government of Indonesia and Free Aceh Movement”.

Abdullah Sungkar
Abdullah Sungkar

5. Al-Jama’ah Al-Islamiyah
– Kematian para tokoh DI/TII menimbulkan perpecahan di antara anggota yang disebabkan perselisihan antara jama’ah Fillah yang dipimpin Djaja Sujadi dan jama’ah Sabilillah yang dipimpin Adah Djaelani Tirtapradja. Keduanya sama-sama Anggota Komandan Tertinggi (AKT) TII yang lansung di lantik Kartosuwiryo.
– Akibat dari perselisihan dan perebutan kekuasaan tersebut akhirnya Djaja Sujadi dibunuh oleh Adah Djaelani Tirtapradja.
– Tertangkapnya Adah Djaelani Tirtapradja tahun 1980 memicu perpecahan di tubuh jama’ah Sabilillah dan DI/TII kembali terurai dalam kelompok-kelompok kecil yang saling bersaing dan tidak saling mengakui keberadaan kelompok lain.
– Salah satu kelompok yang cukup kuat dan berpengaruh di Jawa Tengah adalah Kelompok Abdullah Sungkar yang dikelola besama Abu Bakar Ba’asyir.
Abdullah Sungkar mendirikan pondok pesantren di Desa Ngruki Kabupaten Sukoharjo dan diberi nama Al-Mukmin. Berbagai kegiatan dan ajaran agama dijalankan untuk memperluas ajaran dan pengaruh NII.
– Karena muatan dakwah yang dibawakan keduanya bertentangan dengan pemerintah RI maka pada tahun 1983 keduanya ditangkap dan dipidana penjara atas perbuatan subversif dengan vonis sembilan tahun. Pada tanggal 11 Februari 1985 keduanya melarikan diri ke Malaysia saat perkara mereka masih dalam proses kasasi.
– Di Malaysia mereka mendirikan madrasah yang bernama Lukmanul Hakim yang dijadikan tempat melakukan persiapan dan memberangkatkan para pemuda dari Indonesia, Malaysia dan Singapura untuk melakukan latihan perang dan jihad di Afghanistan. Para pemuda tersebut dilatih di Military Academy Mujahidin Afghanistan di Sadaa, Pakistan.
– Pada tahun 1993, Abdullah Sungkar menyatakan diri keluar dari NII dan mendeklarasikan pendirian Al-Jama’ah Al Islamiyah (JI).

BOM BUNUH DIRI, APAKAH BENAR TERMOTIVASI KARENA AGAMA ?

Beberapa waktu ini ramai sekali para blogger Indonesia membicarakan film “FITNA” , karya Wilder…. saya sendiri sudah men-download file .lv nya melalui YouTube… Kita tidak dapat mengingkari memang semua kejadian di dalam film yang berdurasi 17 menit adalah hal – hal yang memang “benar” terjadi, tapi ada yang terlupakan oleh Wilder… dia menggeneralisasi seolah – olah semua perbuatan yang dilakukan segelintir orang dan dianggap “mewakili” semua umat…..

Dalam scene pertama ditayangkan beberapa tayangan yang dikaitkan dengan penyerangan “bunuh diri” yaitu di Ney York (WTC), London dan Spanyol semua menggunakan sarana “BOM BUNUH DIRI” kecuali peristiwa WTC yang “BOM” nya adalah “pesawat yang ditumpangi”…

Saya jadi teringat sewaktu membahas masalah terorisme dalam forum diskusi di COESPU, kami pada waktu itu diperintahkan membuat makalah tentang terorisme, kebetulan rekan satu sindikat saya adalah seorang Militer Pakistan bernama capt. Munir Noman…. Ia bercerita di negaranya banyak sekali peristiwa “BOM BUNUH DIRI” bahkan nyawanya hampir melayang dalam sebuah insiden tidak berapa lama sebelum berangkat ke sekolah ini…. Kami berdua membuat suatu makalah mengenai terorisme dan akar permasalahannya, dan ada yang menarik dari makalah ini … dan dihubungkan juga dengan pernyataan Wilder yang mendiskreditkan “Agama Islam” sebagai sumber dari segala teror yang menganjurkan orang untuk melakukan “BOM BUNUH DIRI”, apakah benar BOM BUNUH DIRI TERMOTIVASI KARENA AGAMA ?

Berikut ini kita kita memahami dulu apakah pengertian SUICIDE BOMBING/BOM BUNUH DIRI…..

Similar to other manifestations of terrorism, suicide bombing aims at destroying or damaging a specific target. However, in most cases, the real intention is to create an atmosphere of terror.

Bersamaan dengan tujuan dari terorisme, bom bunuh diri bertujuan untuk merusak dan menghancurkan target tertentu….Meskipun demikian dibanyak kasus, tujuan sesungguhnya adalah menciptakan suasana teror…

As the terrorists perceive it, public pressure in the wake of this collective anxiety should also be translated into political gains.

Seperti juga yang dirasakan oleh kelompok teroris, kecemasan yang ditimbulkan akan menimbulkan tekanan publik dan akan berubah menjadi tekanan politik….

The principal difference between suicide bombings and other types of terrorism (including earlier manifestations of suicide terrorism), is embedded, in a tactical perspective.

Perbedaan mendasar dari BOM BUNUH DIRI dan jenis terorisme lainya (termasuk manifestasi awal dari terorisme bunuh diri) adalah melekat pada prespektif taktikal.

The terrorist’s death, by means of the detonation of an explosive charge, is an integral part of the execution of the operation and constitutes an essential condition of its success.

Kematian seorang teroris akibat dari detonasi bahan peledak, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari eksekusi operasi dan merupakan kondisi yang paling menentukan dari kesuksesan (operasi) tersebut.

APAKAH BOM BUNUH DIRI DIMOTIVASI OLEH AGAMA ATAU BUDAYA ? (lihat data berikut, jumlah peristiwa bom bunuh diri dibandingkan organisasinya)

data

Ternyata BOM BUNUH DIRI tidak karena fenomena tunggal Islam seperti dilansir banyak orang dan Wilder….

Kelompok Tamil Elam (LTTE) yang sampai saat ini melakukan “SEBAGIAN BESAR” penyerangan BOM BUNUH DIRI adalah Organisasi Tamil Radikal.

Kelompok Fatah di Palestina utamanya adalah kelompok Nasionalis.

Kelompok Kurdi (PKK) di Turki adalah kelompok Marxist Leninisme.

JADI KESIMPULANNYA : Faktor Agama tidak dapat dikatakan sebagai variabel independen…..

 

APAKAH BOM BUNUH DIRI ADALAH FENOMENA DARI SEBUAH ORGANISASI YANG RASIONAL ?

Recent studies in the field treat leaders of terrorist organizations as rational actors and the suicide bombing phenomenon as a strategy or a tactic.

Studi terbaru mengatakan, pimpinan organisasi teroris di lapangan adalah aktor intelektualnya dan fenomena pelaku bom bunuh diri adalah bagian dari taktik dan strateginya.

95% of suicide attacks worldwide were initiated by organizations. The organization will use this strategy only as long as it serves its purpose.

95 % dari serangan bunuh diri di dunia melalui inisiatif dari organisasi, organisasi tersebut akan menggunakan strategi ini sepanjang dibutuhkan.

In order to carry out a successful suicide campaign there is also a need for individuals who will perpetrate the acts and a community which will support them.

Dalam rangka mendapatkan sukses kampanye bunuh diri, dibutuhkan orang – orang yang akan melakukan aksi tersebut dan komunitas masyarakat yang mendukung mereka.

Hence, the organizations make efforts to glorify suicide missions and to instill a ‘culture of death’ within the community.

Dengan itu, organisasi tersebut melakukan segala upaya untuk meng-agungkan misi bunuh diri dengan memasukkan “budaya kematian” dalam komunitasnya……..

KESIMPULAN

Apakah Wilder benar ? tentunya tidak bukan ?

 

*QUIZ*

Siapakah pelaku serangan bunuh diri pertama kali di dunia ???? jawabannya akan saya taruh di comment….