CERITA PERAMPOK SUMATRA (SERI I)

Ketika saya pindah ke Jambi dari Jakarta pada tahun 2004, saya pikir kejahatan yang ada di sini akan lebih konvensional lah daripada di jakarta, paling – paling maling ternak dan mencuri hasil kebon…. Ternyata pendapat saya salah…..di Sumatra (termasuk Jambi) ternyata banyak perampokan bersenjata, memang konvensional… tapi modus mereka jauh lebih jahat, lebih sadis dan lebih berani dari model – model perampok di tanah Jawa….

Yang saya kaget mereka semua menggunakan senjata api, mereka sangat terorganisir, mereka berdarah dingin dan tidak segan segan membunuh korban…. Bahkan Polisi ada beberapa orang yang menjadi korban mereka….

Hasil rampokan mereka pun tidak tanggung – tanggung, contohnya perampokan bank Mandiri di Kabupaten Sarolangun pada tahun 2007 yang menghasilkan Rp 1,2 M, perampokan uang Koperasi di daerah Sungai Bahar yang membawa uang Rp 1,8 M, perampokan toke (juragan) karet di Bangko yang memgakibatkan 800 juta dan korban tertembak mati, Penembakan juragan Ayam di Telanai Jambi dan mengakibatkan korban mati dan membawa uang puluhan juta, perampokan bersenjata rumah seorang pengusaha SPBU di jambi dan membawa uang 200 juta, perampokan bersenjata terhadap toke sawit di daerah tebo dengan kerugian 1,1 M, perampokan terhadap sejumlah besar alat berat di Sumatra dengan mengambil mikrochips komputer penggerak Alat Berat (komponen ini mahal harganya)…. dan masih sangat banyak lagi…. Otak saya sendiri sampai tidak mengingat karena saking banyaknya….

Yang jelas…. Setelah saya amati, sekali melakukan aksinya paling tidak mereka membawa hasil uang dalam jumlah yang sangat besar, mereka selalu bersenjata api baik yang asli atau senjata rakitan (dalam bahasa sumatra disebut “kecepek”)…. Kalau mereka dalam aksinya mendapat perlawanan mereka tidak segan – segan mencederai korbannya bahkan membunuhnya, mereka selalu bekerja dalam suatu kelompok dengan peserta paling sedikit 5 orang, dan YANG UNIK…mereka dalam melakukan aksinya seolah – olah selalu tahu bahwa target memang sedang menyimpan uang dalam jumlah yang besar…. Berarti selalu mereka mendapat informasi dari “orang dalam”…

Saya tahu banyak tentang kelompok itu ketika dipercaya pimpinan menjadi kepala unit Reserse Operasional lapangan di Polda Jambi…. Saya melakukan inventarisir segala yang berkaitan dengan kelompok – kelompok itu… ternyata yang saya temukan adalah sebagai berikut :

Kelompok ini selalu menggunakan senjata api, senjata tersebut didapat dari selundupan luar negeri, atau dari Aceh eks konflik bersenjata, kalau senjata rakitan didapat dari para pengerajin besi yang biasa membuat senjata rakitan untuk berburu Babi, tersebar di seluruh Sumatra.

Kelompok – kelompok perampok itu selalu menggunakan mobil rental dalam melakukan aksinya.

Mereka selalu mempunyai informasi yang akurat tentang korban, tentang kondisi keuangannya karena mereka mempunyai “informan” yang biasanya adalah “orang dalam” dan ia mendapat “jatah” hasil rampokannya.

Kelompok ini beroperasi dalam wilayah jelajah yang luas, seluruh Sumatra, kecuali Aceh.

Mereka rata – rata saling mengenal sesama kelompok perampok, dan sering berobah formasi, bertukar anggota…. Tergantung keaadaan.

Daerah – daerah yang teridentifikasi sebagai sumber perekrutan kelompok kelompok ini (mohon maaf bukan sara): Lubuk Linggau daerah perbatasan dengan Jambi, Musi Banyuasin daerah epil, Kayu agung, Srensen perbatasan Riau dan Jambi, Lampung daerah utara, Jambi daerah Pulau Pandan, Medan Kota dan Lubuk Pakam.

Di setiap kota yang akan dirampok pasti ada “penguasa” yang biasanya mantan – mantan rampok juga… mereka selalu sebelum merampok “meminta ijin” terlebih dahulu dengan “penguasa” dan memberikan fee hasil rampokan.

Teridentifikasi juga beberapa diantara mereka adalah mantan polisi dan tentara, sehingga mereka dalam beraksi menggunakan cara – cara yang “militer” sekali, dan sangat disiplin serta teroganisir….

Setelah teridentifikasi, maka saya dan team menemukan metode untuk menanggulangi para perampok itu dan metode tersebut cukup berhasil untuk menangkap banyak dari kelompok perampok tersebut…. Walaupun tidak tertangkap semuanya, namun paling tidak mereka akan lebih hati – hati dalam melaksanakan aksinya…..

faktor – faktor apa yang memicu “berkembang” nya kelompok – kelompok perampok itu ? apakah penyebab para korban “rentan” terhadap perampokan ? akan saya tulis pada bagian kedua tulisan saya.

Pada tulisan selanjutnya juga, saya akan mengulas tentang seorang “Perampok Legendaris” yang sangat licin dan belum tertangkap hingga sekarang, pelaku perampokan di hampir seluruh Sumatra (bahkan menyebrang ke Jawa) …. Beberapa kali ditembak, digrebek tetapi selalu berhasil lolos…. Siapakah dia ? ikutin saja terus tulisan saya……….

22 respons untuk ‘CERITA PERAMPOK SUMATRA (SERI I)

  1. senjatanya itu serem sekali pak…. memang susah memberantas senjata kecepek itu.

    @itikkecil: meberantas sesuatu yang sudah “membudaya” memang susah mba itik……

  2. teritorial jambi sangat membahaya kan
    mengingat daerah nya yang berdekatan dengan laut
    dan juga tidak berjauhan dengan pegunungan
    seharusnya perbatasan jambi dengan provinsi berikutnya harus dijaga dengan ketat, mengingat bahwa jalan yang dilalui adalah lintas sumatera bang, memungkinkan terjadinya penyelundupan senjata api
    yang nota bene pasti disalah gunakan oleh penjahat
    ini menjadi PR yang mendalam bagi abang
    semangat yah bang
    hehehhee

    -ndra-

    @ Yuhendra : memang propisi jambi adalah propinsi “dipersimpangan jalan” banyak sekali alternatif untuk jalan escape bagi perampok – perampok itu….. untuk menjaga di perbatasan sulit sekali mas, karena mereka itu selalu menggunakan mobil rental yang bagus, minimal kijang inova…. tidak mungkin kita menghentikan setiap mobil yang masuk keluar Jambi….. terima kasih… saya akan berusaha menyelesaikan PR itu he he he……

  3. kebetulan saya juga pernah bertugas di reskrim seantero sumsel, memang benar yang dikatakan oleh bg rere ini, penjahat2 daerah sumatera biasanya memang lebih kejam dari penjahat di daerah lain, kemungkinan besar hal tsb ditempa oleh keadaan medan sekitarnya yang menjadikan mereka lebih nekat, luasnya hutan belantara dan tantangan alam hutan rimba seperti berhadapan dengan DATUK, harimau red yang menjadikan mereka terbiasa membawa senjata, paling tidak membawa senjata tajam di kehidupan sehari2nya. Apalagi hutan belantara di sumsel dan sekitarnya memudahkan mereka untuk bersembunyi dari keharan polisi, malah ada 1 kampung di Lubuk Linggau yang terkenal menjadi tempat pelarian para penjahat, yang lucunya sampai2 seluruh kampung itu melindungi para buronan tsb, jangan heran apabila kepala desa yang notabenenya adalah aparat pemerintah juga melindunginya. Para bvuronan itu bersikap bak robin hood bagi masyarakat dimana ia tinggal,contohnya di daerah Kayu Agung para penjahat tsb disebut DUTA oleh masyarakat karena mereka merampok sampai ke wilayah Asia Tenggra dan Eropa, sebelum berangkatpun mereka didoakan oleh wargakampungnya agar mereka selamat dan terhindar dari mara bahaya dalam melakukan aksi kejahatannya. Yg lucunya lagi DUTA2 tersebut lebih digandrungi oleh para gadis2 disana ketimbang seorang bintara remaja polisi. Seringkali hasil kejahatan dibuat untuk membantu membuat masjid, pesantren dlsb yang berkaitan dengan keagamaan. Oleh karena itu tidak mudah bagi polisi untuk melakukan pengejaran.

    @agus alexander : terima kasih atas masukannya…..he he he, aku sedih sekali baca ini :

    Yg lucunya lagi DUTA2 tersebut lebih digandrungi oleh para gadis2 disana ketimbang seorang bintara remaja polisi.

    makanya jangan mau kalah dengan rampok…. ha ha ha….
    tapi informasi terakhir yang saya dapat, karena di malaysia dan Singapura sudah “ketat” makanya rombongan rampok ini justru lebih banyak beroperasi di sini…. itulah yang bikin repot saya termasuk anda ……..

  4. Sebagai aparta polisi, jangan sampai kita dikecohkan oleh para pelaku kejahatan, biasanya yang melakukan kejahatan di wilayah sendiri adalah orang2 yang dianggap kurang bernyali untuk menjadi duta, sampai sekarang mereka masih beroperasi koq di kawasan asean, kurang lebih sebulan yang lalu saya sempat bertemu dengan salah satu duta dari kayu agung yang saat ini beroperasi di wilayah pattaya bangkok, sebut saja namanya jazuli, si jazuli ini skrg berperan sebagai kepala gangster dan memiliki anak buah bail para duta2 itu sendiri dan sebagian masyarakat lokal thai. Kehebatan para duta ini spesialis menukar tas para tamu di hotel maupun coblos ban mobil sambil berjalan. Jadi kalo bapak menemukan kejadian korban mengalami ban kempes tanpa ada paku yang menancap, coba dilihat di sisi ban tersebut apabila dibawa ke lab pasti ada siletan yang sangat tipis dan hebatnya para duta ini bisa memperkirakan dimana mobil itu akan sama sekali kehabisan angin, biasanya pasti ditempat yang sepi, kebanyakan korbannya adalah para truris yg turun dari airport ataupun para nasabah bank. Disaat penumpang turun untuk perbaiki ban disaat itulah mereka beraksi. Bang, duta2 ini juga punya semboyan Patah Tumbuh Hilang Berganti dan tidak ada orang palembang mati sakit, mati betujah tulah. Kebanyakan duta2 kayu agung setelah mereka bertobat akan jadi dermawan, jgn heran kalo rekan2 bapak sekarang ini ada yang pernah jadi duta, ini kenyataan lho,setelah insyaf terkadang mereka sering membantu polisi baik info maupun lainnya.

    @agus alexander: terima kasih atas tambahan infonya, mengenai rombongan pecah ban inilah saya dapat info mereka sekarang lebih banyak disini…. ha ha ha… bisa aja ketemu jajuli di pattaya…. tapi aku maklum lah…

    sesamo plembang di mano bae kalau ketemu langsung akrab 🙂

    ini yang sering saya dengar juga … memang itu semboyan mereka… ha ha ha

    tidak ada orang palembang mati sakit, mati betujah tulah.

    saya rasa menghilangkan “budaya” duta bangsa tersebut memang membutuhkan waktu yang lama… tidak semudah membalik telapak tangan….

  5. Horas Lae. Ceritanya menarik. Mungkin bisa ditulis secara bersambung. Tentang tulisan Lae yang dikutib majalah Liberti, hal itu sah jika melampirkan sumber resminya. Thanks.

    @asenk lee : terima kasih sudah mampir lae, itulah masalahnya… majalah pu**** itu tidak menuliskan sumbernya…… , akan ada sambungannya lae… tenang aja….

  6. Lae…………kapan -kapan buat profile Lae di Harian Umum Batak Pos. saya sekarang menulis di harian itu. Sudah dua tahun. Dulu di http://www.indosiar.com. Jadilah Polisi yang profesional dan pengayom masyarakat. saya salut Lae sangat peduli dengan IT. Horasma Lae.

    @ asenk lee : ok kumendan… silahkan saja … masih jadi penghuni tetap jambi e net ? hehehehe… aku skrg lebih banyak di kantor karena ada unlimited access speedy di sini……

  7. Masih penghuni jambi inet Lae. Lagian belum terpasang speedinya di rumah. Saya cukup prihatin juga dengan Perampokan Bersenpi di jambi ini Lae. Apa kira-kira strategi yang dibuat Polda Jambi untuk mengatasi hal ini. Maunya kita Jangan lagi terulang di Jambi Lea. Kamis (8/5) toke karet jadi korban lagi. kalau dapat pelakunya lanhsung di dor saja Lae. Horas.

  8. Serem sekali ya kalau kita tinggal dengan kondisi seperti itu..

    Menurut saya, perampok-perampok yang tega, sadis membunuh korbannya hukumannya adalah hukuman mati. Jadi orang-orang seperti itu perlu dilenyapkan dari muka bumi demi keamanan kita bersama.

    @ Irfan : Sebenarnya mencegah lebih baik daripada mengobati…. kita harus membuat suatu ketahanan dalam masyarakat kita agar mampu mencegah perampok itu melakukan aksinya……… kalau itu bisa cerita ini tidak akan ada……….

  9. ada info kriminal terbaru dari jambi, ada aksi perampokan di pasar jambi, korban adalah pedagang sayur sukses, ditembak dengan pistol “kecepek” dikepala, dan uang yg raib sekitar 7 juta

    kejadian nya pas pagi hari, jalanan dan ruko masih sepi. korban nya ibu-ibu, ketika uangnya diambil dia hendak melawan/berteriak, makanya ditembak di tempat….seharus nya relakan aja uang nya, daripada nyawa yg diambil…:(

    kejadian ini pas aku balek kampung minggu kemaren

    @ Ryan : Nah itulah yang saya sebut “kelompok perampok sumatra” modusnya sangat sadis, tanpa kompromi dan selalu menggunakan senjata api… trims info nya bro…

  10. Sekarang tambah banyak maling yang ecek-ecek setelah Amrik ‘batuk’, krisis global kata orang, harga tbs (sawit) anjlog, semuanya repot.

    @ ondotot : yah begitulah.. tantangan aparat kepolisian justru lebih berat pada saat krisis begini, masalah sosial ini pasti berpengaruh lurus pada angka kriminalitas…

  11. @agus alexander :
    Saya besar di daerah OKI?Kayu Agung. Memang benar cerita tentang DUTA yang abang ceritakan,negara negara ASEAN memperketat pengawasannya terhadap orang-orang yang berasal dari Palembang (dilihat dari Tempat&Tanggal Lahir di KTP). Tapi mereka tidak kehabisan akal,mereka membuat KTP tembak/palsu dengan merubah Tempat kelahiran mereka,(kebanyakan membuat KTP Batam,sekaligus lebih mudah untuk ke negara Jiran,ada juga yang dari Jakarta),ada juga yang merubah namanya menjadi nama Made,ketut,Putu,Wayan Karena orang bali tidak mempunyai record kejahatan seperti kelompok pelaku kejahatan yana lain ( belum pernah terdengar pelaku kejahatan Kelompok Bali, he he he)

    @daniel_ldt: Thanks infonya, sangat akurat sekali… memang berita terkahir yang saya dengar polisi Malaysia dan Thailand sudah bertindak ‘keras’ terhadap kelompok ini, sehingga mereka agak takut juga bekerja disana, dampaknya polisi indonesia yang repot.. karena mereka sekarang lebih memilih bekerja ‘lokalan’ saja 🙂

  12. 2004, Perbatasan Riau-Sumut : tembak-menembak kelompok perampok bersenjata organik dengan aparat (Polri + TNI AD). Beberapa perampok tewas. Besoknya, media Riau katakan para perampok adalah ex GAM. Termasuk di RTv perwira tinggi TNI AD dengan mantap menunjuk ex GAM.

    Btw Pak, di underground tidak spt itu. Mereka jauh asap dari GAM. Di belakang “team” rampok ini berdiri sosok yang duduk manis di institusi legislasi Riau periode sekarang. Mereka pemasok dana buat si senator yg saat itu sedang berupaya menembus gedung senat prov. Mereka ini peliharaannya. Sesaat kejadian, seseorang super sibuk berkoordinasi dengan si senator dan “teman-teman” lain, termasuk upaya netralisir situasi. Seseorang ini, ada koneksi super dekat dengan perwira menengah polda setempat, yang saya yakin Pak Reinhard kenal setelah beliau pindah ke polda Jambi. Tapi saya gak tau, apakah ada ikatan benang merah dengan beliau ini.

    @ludo: Informasi ini belum bisa diukur tingkat kebenarannya….. harus diteliti dulu…

  13. Orang jahat itu ada dimana-mana, sebagaimana jg orang baik ada dimana-mana.. sejauh yang saya alami selama 9 tahun berdomisili di Jambi, Jambi adalah daerah yang sangat aman dan kondusif, cukup tertib dan nice to stay there…

    @wirawan: sayapun demikian, saya pernah 7 tahun tinggal disana 🙂

  14. seperti saya duga anda bisa juga menulis, luar biasa abang Polisi ini. semoga ini bermanfaat bagi kita semua. saya akan lanjut baca edisi 2.

    @Yon: silahkan pak yon …true story tuh

  15. buat para orang yg di belakang layar,hati@biala anda pikir orang byk tdk tau so….becarfullllll,,,,,,,,,,,,bahasa tentang jiwa dan animasi perampok itu suatu komprideksi antar suku,bisa bilang penjajah negara,,,,

  16. Kejahatan terjadi keabanyakan karna ada kesempatan dan cela. Yang penting bagaimana masyarakat disadarkan dengan bahaya yang selalu mengintai mereka serta tindakan preventif dari pihak berwajib.
    Menarik bicara tentang dunia kejahatan yang melibatkan senator. Tentunya pihak berwajib lebih berat lagi menangani kejahatan yg melibatkan orang dalam. Salah satu cara yaitu studi banding di negara yang mafianya banyak. Dan tentunya juga niat utk mengangulanginya.
    Mantap lae…sukses selalu.

    @Jorat: terima kasih sudah mampir dan comment di blog ku lae …..setuju soal study banding … Polri sudah banyak melakukan hal ini, apalagi setelah ada lembaga pendidikan internasional di Semarang JCLEC

  17. Lae, dulu saat Jawa Timur ramai perampokan /curanmor, salah satu surat kabar besar membuat SKOR setiap hari di halaman depan. SKOR nya seperti skor sepak bola Polisi versus Penjahat, dimana misalnya jika ada Polisi berhasil menangkap penjahat ( kasus ) Tiga (3) dan Penjahat berhasil beraksi di Empat (4) lokasi, maka SKOR nya menjadi 3 : 4. Buat saja seperti itu untuk nambah SPIRIT dan TRANSPARANSI KINERJA.

Tinggalkan komentar