CERITA PERAMPOK SUMATRA (BAGIAN V )

Analisa kejadian perampokan Bank CIMB Medan, sangat akurat, teroganisir dan bersenjata berat …. Siapakah mereka ?

Pada hari selasa tanggal 18 Agustus 2010 Jam 12 siang terjadilah peristiwa perampokan bersenjata di Bank CIMB Cabang Aksara Medan, perampokan ini menurut saya tercatat adalah perampokan paling menghebohkan sepanjang sejarah perampokan di Indonesia…. tidak ada perampokan seberani ini selama ini sepanjang ingatan saya sebagai polisi, mereka menggunakan senjata lengkap otomatis, sangat terorganisir karena pelaku yang berjumlah 16 (enam belas) orang menggunakan motor, dan tidak segan melukai dan membunuh setiap orang yang menghalangi aksi mereka. Tercatat aksi ini menewaskan seorang anggota Polri Briptu Imanuel Simanjuntak dan Melukai 2 Orang Satpam.

Dibawah ini beberapa catatan/analisa saya :

1. Menurut catatan pribadi saya dan beberapa seri tulisan saya (Cerita Perampok Sumatra I sd IV) sebelumnya, saya berkesimpulan kelompok ini berbeda dengan kelompok perampok sumatra sebelumnya yaitu kelompok perampok Andi dan Robin, kelompok perampok ini memang melakukan perampokan tetapi tidak mengambil resiko dengan merampok bank langsung, mereka melakukan aksi terhadap para nasabah setelah pulang mengambil uang dari bank di jalan…. kalaupun ada yang masuk ke dalam bank mereka lebih dikatakan sebagai kelompok “brangkas” yang menjebol brangkas bank, yang lebih merupakan pencurian pemberatan yang dilakukan pada malam hari dengan melumpuhkan satpam yang bertugas malam hari, intinya kelompok – kelompok ini selalu menghindari konfrontasi dengan petugas keamanan….

2. Hasil yang di dapat dari perampokan uang sejumlah 400 juta rupiah , menurut saya adalah terlalu kecil untuk sebuah aksi yang spektakuler ini, bayangkan dengan kelompok perampok Andi atau Robin yang pernah merampok uang milyaran rupiah dari nasabah yang baru mengambil uang dari bank, dan merampoknya di tengah jalan. Dari hal ini saya berkesimpulan kelompok ini pada tidak menggunakan survey yang mendalam terhadap sasaran, berbeda dengan kelompok perampok Andi dan Robin yang selalu menggunakan “tukang gambar” yang kebanyakan adalah “orang dalam“, lebih jauh lagi kelompok ini bukan merupakan kelompok perampok profesional yang biasa melakukan perampokan, alasan saya: Kelompok perampok profesional sangat berhitung resiko dengan hasil yang didapat, bagi kelompok perampok profesional mereka tentunya tidak akan mengambil resiko demikian besar untuk merampok di dalam bank dan siang hari pula….

perhatikan cara memegang senjata, ini adalah cara org terlatih ..
perhatikan cara memegang senjata, ini adalah cara orang terlatih ..

3. Saya mendapat fotoshot yang menarik menampilkan seorang di depan bank menjaga orang masuk dan memegang senjata AK – 47 lipat, saya langsung mendapat kesimpulan pasti, rombongan ini adalah orang yang terlatih secara militer, posisi jari telunjuk yang lurus di depan picu (lihat foto) adalah posisi awas dan standby personil yang terbiasa menggunakan senjata panjang otomatis, dan posisi ini adalah “is a must” dalam memegang senjata yang sudah terkokang, untuk menghindari letusan yang tidak disengaja. Jadi kesimpulan saya dari cara memegang senjata, kelompok ini adalah sekumpulan orang – orang yang sudah sangat terlatih ala militer atau perang.

4. Saya nampaknya agak setuju dengan pendapat Al Khaidar pengamat teroris seperti di lansir oleh Viva News bisa jadi pelaku dari perampokan ini addalah alumni dari pelatihan Militer di Jantho Aceh, Aksi perampokan itu mereka sebut sebagai fa’i atau harta rampasan perang. Melihat cara dan metode mereka melakukan aksi dan berbeda dengan kelompok Perampok Profesional, bisa jadi pendapat itu benar…

Mari kita nantikan bersama hasil penyelidikan Kepolisian dalam mengungkap kasus heboh ini… selamat bekerja om Polisi …. 🙂

Teroris yang Berhasil dan Caranya ?

Teroris yang berhasil
Teroris yang berhasil

Sebenarnya teroris adalah istilah menegatifkan suatu perjuangan yang tidak berhasil, mereka adalah kaum pecundang yang tidak berhasil dalam perjuangannya, Menurut Kamus Webster, Kata terorisme berasal dari bahasa Perancis terrorisme. Penggunaan istilah tersebut digunakan pasca terjadinya revolusi, dan dimulainya “Reign Of Terror” di Perancis antara tahun 1793 – 1794, pemerintahan yang berkuasa mempraktekkan cara – cara teror dalam menerapkan kebijakannya. Hal itu mengungkapkan bahwa pengungkapan kata teror di Inggris juga diterima sebagai kebijakan yang mengintimidasi pertama kali pada tahun 1798. Penyebutan istilah tersebut mengawali pengenalan terhadap kata teror diseluruh dunia. Jelaslah bahwa kata terorisme baru dipahami dan dipopulerkan mulai tahun 1798, dan pengertian selanjutnya disebutkan terorisme mempunyai arti : “ The act of terrorizing, use force or threats to demoralize, intimidate and subjugate” atau tindakan menteror, menggunakan kekerasan atau mengancam untuk merusak moral, mengintimidasi dan menaklukkan…

Menurut Ezzat E. Fattah seorang Ahli Kriminologi mendefinisikan terorisme yaitu : “terrorism comes from terror, wich come latin ‘terre’, meaning to frighten. Organilly the word ‘terroe’ was used to designate a mode governing, and word ‘terrorism’ was empleyed to describe the sytematic use of terror, especially by governed into submission” yang artinya: Terorisme berasal dari kata teror, dalam bahasa latinnya ‘terre’ yang artinya menakut – nakuti. Sebenarnya kata ‘terre’ digunakan untuk menentukan suatu cara mengatur, dan kata ‘terrorism’ digunakan untuk menggambarkan penggunaan teror secara sistematis, terutama dengan tindakan mengatur agar menyerah. Nah  persoalannya apabila aksi – aksi teror ini berhasil mencapai tujuannya, sang teroris disebut sebagai pahlawan…. jika tidak ….. ya tetap sebagai teroris … 😛

Sekarang kita melihat perjuangan yang berhasil,  berhasil melaksanakan perjuangan melawan pemerintahan yang syah, menggunakan tindakan teror, mendemorilisasi aparat pemerintah dan menaklukkan pemerintahan dan sekaligus mengganti sistemnya…. (tentunya kalau perjuangan ini tidak berhasil disebut teroris)

Contoh yang paling spektakuler ialah perjuangan revolusioner di Cuba yang dipimpin oleh Fidel Castro dan Che Guevara, mereka melakukan taktik – takltik teror melawan pemerintahan yang syah dan melakukan Revolusi mengganti sistem pemerintahan, mereka menggunakan cara teror “Hit and Run” dengan menggunakan sepasukan kecil di daerah pedesaan, seperti tertulis :

“Pukul dan lari”, walaupun cara ini menimbulkan cemoohan namun hal ini benar dilakukan: Pukul dan lari, menunggu, bersembunyi dan kemudian menyerang dengan tiba-tiba, pukul dan lari lagi, dan melakukannya terus menerus, tanpa memberikan kesempatan beristirahat kepada musuh. Secara keseluruhannya, menampakkan sikap negatif, sikap mundur, menghindari pertarungan frontal. Bagaimanapun juga, semuanya itu adalah konsisten dengan strategi umum dari perang gerilya, yang mana adalah sama dalam hal tujuan akhir dari peperangan apapun juga: menang, melenyapkan musuh. (Che Guevara, Guerrilla Warfare)

Saya sendiri mulai melihat perjuangan kelompok teroris di Indonesia sudah mulai mengarahkan perjuangannya ke perjuangan rakyat, mereka sadar benar bahwa selama ini kelompok mereka terlalu eksklusif, makanya pelatihan teroris di Jantho Aceh akan mulai melaksanakan perang Gerilya, namun ada satu yang mereka lupakan….

Perang gerilya, basis dari perjuangan rakyat untuk membebaskan dirinya, memiliki karakteristik yang bermacam-macam, segi-segi yang berbeda, bahkan sekalipun esensinya adalah tetap sama: Pembebasan. (Che Guevara, Guerrilla Warfare)

Basis Perjuangan digunakan salah sasaran, kelompok teroris ini terlalu yakin bahwa perjuangan mereka didukung oleh rakyat Aceh, ternyata tidak …. Rakyat aceh tidak bersimpati dengan perjuangan kelompok teroris ini… walaupun ada beberapa dari mereka adalah warga Aceh ternyata tidak mewakili mayoritas dari mereka…. Jadi, kelompok ini dengan mudah dibumi hanguskan, dan layu sebelum berkembang …..bahkan rakyat acehpun bahu membahu menangkap anggota kelompok ini….

Yah, jadilah kelompok ini tetap menjadi pecundang dan tetap mempunyai “cap” sebagai teroris, berbeda dengan Che Guevara yang dari teroris menjadi seorang “Pahlawan” ….. Jadi bagaimana sih caranya supaya gerakan teroris ini berhasil …? Satu satunya cara mereka harus mendapat dukungan mayoritas rakyat Indonesia …. mungkinkah ? Saya rasa dalam era demokratis seperti sekarang ini sangat sulit untuk membuat revolusi mengganti sistem pemerintahan seperti kelompok teroris ini inginkan …. jadi ????? Berjuanglah secara demokratis, berupayalah agar paham yang anda inginkan bisa diterima mayoritas penduduk Indonesia …. hehehe….

There is a Time For Everything

There is a time for everything,
and a season for every activity under heaven:

a time to be born and a time to die,
a time to plant and a time to uproot,

a time to kill and a time to heal,
a time to tear down and a time to build,

a time to weep and a time to laugh,
a time to mourn and a time to dance,

a time to scatter stones and a time to gather them,
a time to embrace and a time to refrain,

a time to search and a time to give up,
a time to keep and a time to throw away,

a time to tear and a time to mend,
a time to be silent and a time to speak,

a time to love and a time to hate,
a time for war and a time for peace.

Ecclesiastes 3:1-8