Ada (Nama) Orang Indonesia di Kepolisian Luar Negeri

Pada waktu mengikuti ASEANAPOL Conference di Manila, pada saat jamuan makan saya bertemu dengan seseorang dan mengenalkan dirinya dengan bahasa Indonesia yang baik, “Halo saya dari Australian Federal Police (AFP) dan nama saya Budi”,  saya agak terkejut, kok ada orang Indonesia dengan nama yang sangat Indonesia bisa jadi Polisi Australia ? Kemudian kita duduk dalam satu meja yang sama dan mulai bercerita, ya memang mas Budi ini (Nama lengkapnya Budi Tandu) adalah seorang kelahiran Indonesia dengan bapak orang Tanjung Pinang dan ibu dari Semarang.  Mas Budi dari lahir sampai SMP masih tinggal di Indonesia, sampai suatu ketika orangtuanya memutuskan pindah ke Australia, dari sana Budi melanjutkan sekolah High School nya, lanjut ke Universitas dan setelah lulus mendaftar di Australian Federal Police dan diterima,  patut diketahui bahwa masuk ke AFP  tidak mudah dan melalui persyaratan yang sangat ketat (AFP bisa disamakan dengan FBI di Amerika).

Budi, kedua dari Kanan
Budi, kedua dari Kanan

Setelah berdinas beberapa tahun Budi mendapatkan pos promosi di pos kantor AFP Manila. Budi bercerita perannya di Manila sangat signifikan, terutama karena wajahnya yang “Melayu” dan mirip dengan orang Filipina ia banyak mendapat tugas di daerah berbahaya seperti di Mindanao. Memang menerjunkan anggota AFP yang “bule” agak rawan karena tingginya angka penculikan orang asing disana,  makanya peran mas Budi sangat diperlukan.  Ia bercerita juga pernah turut berpartisipasi aktif dalam pembebasan sandera warga negara Australia di Mindanao. Melengkapi obrolan kita ia juga bercerita tentang keluarganya ia memiliki seorang istri yang “bule” dan dikaruniakan 2 orang anak.

Ada cerita unik lain tentang seorang Polisi orang ‘Indonesia” yang bekerja di kepolisian Negara lain. Pada suatu ketika ada seorang buronan Red Notice terdeteksi masuk wilayah Indonesia, Ia bernama Bradec Ludek seorang warga negara Cheko, setelah bekerja dengan NCB Interpol Indonesia terdeteksi lah keberadaan tersangka Bradec Ludek di Jogjakarta Indonesia.  Kemudian Polri mengamankan  tersangka sekaligus menginformasikan penangkapan Tersangka ke kepolisian Cheko.  Gayung bersambut kepolisian Cheko mengirim utusan Polisi nya untuk “menjemput”  tersangka.  Kepolisian Cheko mengirimkan email nama – nama team yang akan datang ke Indonesia. Ada yang menarik perhatian, dari beberapa nama kok ada nama seorang Letnan Kolonel Polisi (pemimpin rombongan) yang bernama “Teddy Sunardi”, lah ini kan nama yang Indonesia banget ya ?

Teddy Sunardi, Berdiri di tengah
Teddy Sunardi, Berdiri di tengah

Pada saat rombongan polisi Cheko datang ke Indonesia, tampilah sesorang yang berbahasa Indonesia fasih dan berkata : “Halo, Saya Teddy Sunardy..” , dan setelah berbicara panjang, siapa itu Teddy terungkap sudah, Ia adalah seorang keturunan Indonesia dengan bapak orang Bandung dan ibu Cheko, Mas Teddy ini sempat menamatkan sekolah SMA nya di Bandung sampai lulus,  namun ia meneruskan kuliah di Cheko jurusan Komputer, bersamaan dengan pindahnya orang tuanya kembali ke Cheko.  Setelah menjadi Sarjana Komputer, Mas Teddy mencoba keberuntungan mendaftar di Akademi Kepolisian Cheko yang bergengsi, dan mulai berkarier di kepolisian Cheko.  Perlu di ketahui melihat Pangkatnya sekarang (Letkol), Mas Teddy saya pikir termasuk cemerlang dalam kariernya.  Dan karena sarjana komputernya, Teddy Sunardy menjadi seorang kepolisian Cheko yang bertugas di bagian Cybercrime.

Demikian cerita dua orang putra kelahiran Indonesia yang bertugas di Kepolisian Luar negeri, ternyata mereka dua – duanya tidak memalukan Indonesia tanah kelahirannya, mendapat pos yang bagus di Kepolisian tempatnya bekerja dan mereka semuanya menjadi Polisi yang diandalkan di negaranya, hebat kan ?