Membahas Penembakan Pasutri di Medan

Banyak peristiwa kriminal yang terjadi, tetapi bagi saya ada beberapa yang sangat menarik saya, karena extraordinary diluar kebiasaan kejahatan yang terjadi, kejadian penembakan pasangan suami istri (Pasutri), Kho Wie To aliah Awi alias Suwito (36) dan Dora Halim (32) seorang pengusaha ikan di rumahnya, Jalan Akasia I No.50, Lingkungan VII, Kelurahan Durian Medan Timur adalah peristiwa yang luar biasa.

Peristiwa itu terjadi ketika korban Awi bersama istri Dora dan anaknya, sedang mengendarai mobil dan memundurkan mobil Chevrolet Captiva BK 333 TO, di depan rumah. Tiba-tiba dari arah belakang mobil korban, langsung didatangi empat orang dengan mengendarai dua sepeda motor. Tanpa basa-basi, pelaku langsung menembaki kaca mobil korban, secara membabi – buta hingga sebanyak 28 kali tembakan. Setelah memastikan target korbannya tewas di tempat, ke empat pelaku langsung tancap gas dan kabur ke arah Jalan Krakatau Medan. Anak korban bernama Kristopin berusia tiga tahun dan pembantu rumah tangganya bernama Aini, turut menjadi korban penembakan dalam peristiwa tersebut, karena berada di dalam mobil korban, terkena peluru yang tembus melalui jok mobil dan untungnya tidak mengakibatkan kehilangan nyawa.

Kepala forensik RSUD dr Pirngadi Medan, Surjit Singh, mengatakan ditubuh korban Kho Wie To alias Awi ditemukan luka robek pada bagian kening, luka tembak pada bagian kepala, dada dan perut. Sedangkan istrinya Dora Halim ditemukan tiga proyektil yakni luka tembak bagian leher sebelah kiri tembus ke kanan, luka tembak pada dada, dan lengan kiri dan bawah “Luka tembus ditemukan pada korban wanitanya yakni pada leher, bahu dan pada lengan kiri bahu,”.

Ada beberapa catatan saya mengenai peristiwa itu:

1) Apakah peristiwa ini menggunakan pembunuh bayaran ? peristiwa penembakan dengan modus seperti ini yaitu : Mengincar korban pada saat korban didalam mobil, Menggunakan senjata api, dan pelaku menggunakan sepeda motor, dalam catatan saya sudah terjadi beberapa kali, antara lain: 1) Pembunuhan bos Asaba Boedyharto Angsono yang menggunakan pembunuh bayaran Edi Siyep dkk dengan intelectual dader nya Gunawan Santoso yang merupakan mantunya sendiri 2) Pembunuhan Nasrudin Zulkarnain yang juga menggunakan pembunuh bayaran Edo cs dan melibatkan Wilardi Wizard sebagai yang menyuruh lakukan dan lebih keatas lagi Antasari Ashar. Jadi apakah kejadian pembunuhan terhadap pasutri Awi dan Dora juga merupakan perbuatan pembunuh bayaran ? Menurut saya kemungkinan besar YA, karena segala faktor telah terhitung dengan cermat, inilah ciri khas pelaku pembunuh bayaran, mereka selalu mencari titik yang paling lengah dari korban: Pada saat didalam mobil dan pada saat parkir adalah titik lemah, melihat pembunuhan bos Asaba dan Nasrudin, pembunuhan Pasutri ini adalah kombinasi keduanya, pada saat didalam mobil dan memarkirkan kendaraanya (mundur).  Tentunya perencanaan pembunuhan ini dilaksanakan secara cermat dan medetail, didahului dengan survey kegiatan sehari -hari pasutri ini. Sehingga didapatkan watu paling tepat untuk eksekusi.

2) Pelaku menggunakan SPM , Melihat pelakunya yang menggunakan sepeda motor dan berboncengan, prinsip ini adalah prinsip “body system” yaitu posisi saling menjaga dan berbagi peran, satu orang eksekutor dan satu orang pengendara SPM (persis seperti pembunuhan Nasrudin dan Boedyharto Angsono) . Mengapa menggunakan SPM tentunya agar lebih mudah “escape” setelah melakukan aksinya.

3) Kematian adalah keharusan , setiap eksekutor dalam peristiwa itu melakukan penembakan lebih dari satu peluru, dan lebih terciri lagi pembunuhan pasutri ini, mereka “mengobral” perluru (28 tembakan) untuk suatu kepastian kematian dari korban, dan terlihat sang eksekutor melihat lagi ke dalam mobil untuk “memastikan” korban sudah tewas.

4) Motif,  sudah tentu adalah dendam, melihat target dari peristiwa ini adalah kematian korban, karena tidak ada indikasi lain seperti perampokan dan lain sebagainya. lalu ada pertanyaan lain, kenapa harus berdua pasangan suami istri ? hmmhmm agak susah dijawab nih tapi perkiraan saya memang targetnya berdua. Apa saja yang menimbulkan dendam ? Kalau melihat Budyharto Angsono itu karena soal pembagian warisan dan penghinaan, kalau soal Nasrudin itu masalah cemburu. Nah bisa jadi peristiwa pembunuhan pasutri ini akibat salah satunya.

Bekas lubang tembakan yang mengumpul menandakan penembak terlatih
Bekas lubang tembakan yang mengumpul menandakan penembak terlatih

5. Temuan gambar, ada hal yang menarik perhatian saya mengenai peristiwa penembakan ini anda bisa melihat lubang bekas tembakan, terlihat tembakan yang mengarah ke supir depan di kaca berupa lubang tembakan yang mengumpul, ini adalah indikasi bahwa pelaku adalah orang yang terlatih menembak. Bagi penembak pemula tidak akan dia memperoleh hasil tembakan yang mengumpul.

Nah, sekarang kita percayakan kepada polisi Polresta Medan dan Polda Sumut untuk mengungkap peristiwa ini, selamat bekerja semoga Sukses bung …